08

1.7K 160 102
                                    


"Anjing."

"Gila ternyata si Ice punya cewek anjir! Berarti gue orang ketiga dong?! Atau... tuh cewek yang jadi orang ketiga?"

Kalian pikir Blaze cemburu? Oh tentu tidak, jangan berharap lebih kawan.

"Bilang napa dari tadi, kan gue jadi gak usah nunggu!"

Blaze mendumel sepanjang perjalanan sampai suara motor dari belakang membuatnya terpaksa menoleh dengan tidak minat. Matanya membulat sempurna.

"Blaze?"

"Lho?! Kak–"

°°°°

Kini pemuda yang kalian kenal bernama Blaze sedang bercurhat bersama alien berambut landak yang tak lain adalah Fang.

"Oh jadi begitu." Fang hanya beroh-ria sembari tadi mendengarkan cerita Blaze.

"Eh? Kak Fang, tumben gak sama kak Gempa, ada masalahkah?" tanya Blaze penasaran.

"Biasalah, si Gempa sibuk di sekolah jadinya gue di usir."

Astaga, rasanya Blaze ingin mengetawain alien berambut landak di depannya.

"Jangan tertawa dasar bocah!"

"Hahaha, sorry, sorry."

Fang hanya membalas dengan mutar bola matanya malas. Rasanya ia ingin gebukin Blaze yang masih saja tertawa tak jelas.

"Udah, jadi lo mau ikut gue pulang gak?"

Blaze terdiam dari acara tawa nya. "Ntar yang ada gue di gebuk masal sama Gempa, bego!"

"Idih, orang niat gue baik malah di katain." Fang memasang raut wajah sinisnya.

"Yaudahlah, mumpun gue lagi gak punya uang juga. Ayoo~" Blaze menaiki motor Fang.

Akhirnya kedua setan durjana itu pergi dari daerah sekolah dengan hati yang tak tentram. Bahkan saat Blaze naik ia hampir terjungklang karena Fang yang tiba-tiba tancap gas.

Emang alien gak tau diri.

Selama perjalanan tak ada satupun yang membuka pembicaraan, bahkan tak ada yang bersuara sama sekali.

Karena merasa canggung, Fang berniat untuk membuka pembicaraan. Pikir-pikir biar makin deket juga, biar kalo ia ada masalah sama Gempa bisa minta tolong Blaze, walau pemuda netra oranye itu sedikit rada-rada.

"Woy bocah."

"Apaan?"

"Lo– sfwemsjskendkwipoppetuiewsjs ya?"

"Ini alien ngomong apaan anjir, gue mana ngerti bahasa kaum mereka." -batin Blaze.

"Lo ngomong apaan anjir? Kita lagi di darat loh, bukan di air."

"Makannya kalo orang ngomong tuh di dwengratuiwnsoansik."

"Kalo ngomong jangan kumur-kumur, goblok!"

Fang pun mendapatkan pukulan sakit, kalo pukulan cinta mah buat Ice.

"Sakit nyet!"

"Woy buka mata anjir, itu ada mobil!" Blaze berteriak di kuping Fang, membuat sang empu tak sengaja mempercepat tempo jalan motor.

Akhirnya tabrakan terjadi membuat Fang dan Blaze K.O dalam sekejap. Semua orang yang berada di jalan raya panik. Apa lagi orang yang ada di dalam mobil, lebih panik.

"Hali! Lo bego atau bego anjir?! Itu si Landak sama Blaze napa di tabrak!" Taufan tak habis pikir dengan isi otak pacarnya ini.

"Refleks Pan..."

"Refleks bapakmu benjendol! Udah cepetan laporan ke Ice!"

Dengan gerak cepat Taufan menelpon nomor Ice, tentu saja langsung diangkat oleh sang empu.

"Kenapa laporannya ke Ice.. kan harusnya ke rumah sakit." -batin Hali.

°°°°

Ice kini sudah sampai di rumah sakit yang Taufan kasih tau. Dengan kepanikan di atas rata-rata ia berlari menuju kamar nomor 666.

Sesampainya di kamar 666 tanpa pikir panjang ia membuka pintu itu. Terlihat Blaze yang terbaring, bersama Fang, Taufan yang frustasi, Hali yang terus dipukuli oleh Thorn, Solar yang berusaha melerai pentempuran Hali-Thorn, dan Gempa yang bermeditasi.

"Gue gak salah nomor kan?"

"Ice! Lo ke mana aja bangsat, gak liat noh pacar tercinta lo k-o-m-a."

Tunggu, Ice tidak salah dengarkan? Koma? Gempa bercanda, kan?

"Gem, lo bercanda kan?"

"Gak. Gue gak bercanda."

Skakmat! Ice meneteskan air mata melihat Blaze yang masih tertidur, jangan lupa Fang yang juga tidur.

"Blaze! Jangan tinggalin gue!" Ice sudah tak kuat, air mata terus keluar.

Semua ikut mengeluarkan air mata membayangkan kedua temannya menghilang akibat hal konyol perbuatan Hali.

"Blaze.. gue cinta sama lo jadi bangun. Gue mohon."

Ice mendekatkan wajahnya ke Blaze, berniat untuk mencium namun–

"Woy anjing! Blaze bangun jangan tiduran di jalanan, kayak gembel tau." Taufan berusaha membangunkan Blaze yang tertidur akibat Fang mengerjai dirinya.

"Eugh, apakah aku berada di surga?"

"Surga mata lo! Ini kita masih di bumi bambank, jangan ngadi-ngadi deh," sahut Hali dengan nada alay.

"Anjir! Terus gimana nih? Ice di mana Pan?!"

Taufan memutar bola matanya malas. "Lo kan udah di tinggal sama si Babi itu. Si Babi pulang sama Aira, masa lo lupa."

"Ah, ternyata yang bagian itu bukan mimpi. Hm dahlah ngapain mikirin si Babi, lagian cuman pacar bohongan..."

"Iyakan? Pacar bohongan."


-To Be Continued-


HAHAHAHA, ini part tergak jelas sih :'). Maaf ya pren, Lala kehabisan ide. Kalo misalnya udah ke konfliks ntar gak bisa menistakan BoEl, kan gak seru.

Semoga kalian like-like yah sama part gak jelas ini, jangan lupa vote dan komennya! Jangan baca doank tapi gak vote ataupun komen (눈‸눈)

Bagi kalian yang gak paham, jadi semua alur 'kecuali bagian namun– itu cuman mimpi Blaze karena Fang ngejailin dia sampai pingsan, kasihan.

Thank for Reading

Fake Boyfriend [IcexBlaze]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang