chapter 10

555 46 12
                                    

.The story belongs to it's real author. I just remake it into NoRen version





Typo is bonus
Happy Reading~~









.

Hampir jam tujuh malam ketika Renjun memasang gelang emas
dengan hiasan kristal itu di pergelangan tangannya. Gelang itu ada di
kotak perhiasannya dan Renjun tidak ingat kapan dia membelinya,
gelang itu ada begitu saja di sana, hingga Renjun berpikir itu adalah
salah satu benda warisan peninggalan ibunya yang telah meninggal
yang disimpan ayahnya.
Renjun menatap dirinya sendiri di cermin dan menghela napas panjang
Tiba-tiba dia merasa sangat gugup, Aura Jeno mampu membuatnya begitu gugup dan salah tingkah, bahkan hanya dengan
membayangkannya. Jeno lelaki yang berbahaya tentu saja,
Renjun mengerutkan keningnya, menyadari bahwa lelaki itu bekerja
sebagai pengawal Mr. Jaehyun yang banyak musuhnya.
Tentu saja pekerjaan Jeno juga berbahaya.
Dia pasti pandai berkelahi. Renjun menarik kesimpulan teringat
akan sikap kejam Jeno ketika mengancam gerombolan berandalan yang mengganggu Renjun waktu itu. Kalau saja waktu itu
pemimpin gerombolan dan seluruh anggotanya itu memutuskan untuk
menantang, mungkin Jeno akan mampu menghadapi mereka semua seorang diri.
Lelaki itu bukan lelaki yang biasa-biasa saja seperti lelaki impiannya.
Renjun menginginkan kisah romantis yang biasa-biasa saja, dengan lelaki biasa, pekerja kantoran seperti dirinya, Lalu mereka akan menikah dan hidup berumah tangga seperti orang kebanyakan.
Sesederhana itulah mimpi Renjun.
Suara bel di pintu mengalihkan lamunan Renjun tentang Jeno, dia menghela napas panjang sekali lagi untuk menenangkan dirinya,
lalu melangkah ke arah pintu, mengintip dari lubang intip di atas pintunya dan membuka pintu itu ketika melihat bahwa Jenolah yang berdiri di sana.
Jeno berdiri di sana dengan setelan jas malam yang sangat maskulin, dengan rambut yang disisir rapi ke belakang,
penampilannya malam ini luar biasa. Membuat Renjun terpana.
Sementara itu, Jeno sendiri tampak kagum akan penampilan Renjun,
“Cantik.” Bisiknya serak, penuh rahasia. Lelaki itu lalu mengedikkan
bahunya ke arah mobil hitam yang sudah menunggu di tepi jalan,
“Mari kita berangkat.”
“Tunggu sebentar.” Renjun berbalik dan mengambil mantel Jeno yang sudah disiapkannya, lelaki itu tidak berkata apa-apa, hanya menerimanya sambil mengangkat alis, lalu mengehelanya
menuju ke mobil.




®LoveReads

.
Restoran itu sangat indah dan bergaya, membuat Renjun merenung,
mau tak mau pikirannya melayang kepada Mark, waktu mereka makan
malam dulu, Mark juga membawanya ke sebuah restoran yang indah.
Renjun tidak menyangka bahwa hanya dalam beberapa waktu, ada dua lelaki menawan yang mengajaknya makan malam. Meskipun lelaki yang satu sudah menyakiti hatinya, dan lelaki yang ini terlalu berbahaya untuk diharapkan.
“Apakah kau senang dengan suasananya?” Jeno yang duduk di depan Renjun tersenyum samar, mereka memesan makanan pembuka
dan duduk menunggu, alunan biola terdengar samar-samar dari sudut,
menambah syahdunya suasana.
“Senang sekali. Terima kasih.” Renjun menatap mata gelap Jeno dan tiba-tiba merasa tenggelam di dalamnya. Ada sesuatu di sana, sebuah pesan yang tak tersampaikan, seolah-olah menunggu
Renjun menyadarinya.
Makan malam benar-benar berlangsung formal seperti yang dikatakan oleh Jeno. Lelaki itu lebih banyak diam hanya mengatakan hal-hal penting, dan kemudian menikmati makanannya.
Renjun sendiri tidak keberatan, suasana restoran ini begitu indahnya dan dia
senang memandang sekeliling sambil menikmati alunan musik yang
indah.
“Apakah kau memiliki orang istimewa sekarang ini?” Jeno bertanya tiba-tiba membuat Renjun yang sedang menyuapkan makanannya tertegun.
“Orang istimewa?” Renjun bergumam seperti orang bodoh meskipun
dia tahu persis apa maksud Jeno.
Lelaki itu tersenyum, ada sedikit sinar di matanya,
“Ya, Orang istimewa, kau tahu, semacam kekasih atau calon suami
mungkin?”
Renjun tertawa, “Mungkin dalam beberapa waktu yang lalu, tetapi
tidak untuk saat ini.”
“Maksudmu?”
Mata Renjun tampak sedih, dia menimbang-nimbang, ragu apakah
harus berbagi kepada lelaki yang satu ini, bagaimanapun juga dia tidak terlalu mengenal Jeno bukan?
“Aku hanya sedang patah hati.” Akhirnya Renjun bergumam, dengan makna tersirat, tidak mau menjelaskan lebih.
Jeno sepertinya mengerti, lelaki itu tidak mengejar lagi,
“Dia pria yang bodoh.” Gumamnya tenang, lalu menyesap anggurnya.
Renjun hanya menganggukkan kepalanya samar, mencoba menghindari pembicaraan tentang Mark di meja ini. Tetapi kemudian tanpa sengaja matanya menatap ke arah cincin emas polos yang
mencolok di jari manis Jeno. Entah kenapa dia melewatkannya, padahal cincin itu sangat mencolok melingkari
jemari Jeno yang begitu maskulin.
Dan entah kenapa pemikiran bahwa cincin itu berarti Jeno sudah termiliki oleh seseorang membuatnya sedikit merasakan
perasaan sesak di dadanya,
“Apakah...apakah kau sudah menikah?” Renjun akhirnya menyuarakan pertanyaan di benaknya, matanya melirik sekilas lagi ke arah cincin di jemari Jeno.
Jeno mengikuti arah pandangan Renjun ke cincinnya dan tersenyum miris,
“Maksudmu cincin ini?” Jeno menatap Renjun dalam-dalam,
“Dulu aku pernah menikah.”
'Dulu' dan 'pernah'. Renjun mencatat dalam hati. Apakah itu berarti
dia sudah tidak menikah lagi sekarang, mungkin sudah bercerai...atau
isterinya meninggal dunia?
Jeno sepertinya melihat rasa penasaran di mata Renjun, dia terkekeh,
“Aku tidak mau membahasnya di sini, sama seperti kau yang tidak mau membahas tentang patah hatimu.” Gumamnya tenang,
“Yang pasti aku bisa menjamin bahwa tidak akan ada yang terlukai
atau patah hati ataupun pelanggaran aturan ketika aku makan malam
denganmu saat ini.”
Mungkin isterinya meninggal dunia, dan lelaki ini masih sangat
mencintainya. Jadi untuk mengenangnya dia masih mengenakan cincin pernikahan itu.
Renjun merasa kagum, kalau benar itu yang terjadi, Renjun benar- benar kagum akan cinta Jeno yang ditujukan kepada isterinya itu.
“Dia pasti perempuan yang beruntung.” Renjun bergumam pelan tersenyum ketika Jeno membalas senyumannya,
“Yah begitulah.” Mata Jeno meredup,
“Dulu aku juga lelaki yang beruntung.”

REMAKE//DATING WITH THE DARK //NOREN VERS.//GSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang