REMAKE//DATING WITH THE DARK //NOREN VERS.//GS

chapter 12

.

[DISCLAIMER]

The story belongs to it's real author. I just remake it into NoRen version.

Happy reading

.

Malamnya Renjun berbaring dengan mata nyalang, menelaah semua informasi yang diberikan oleh Mark.
Lelaki itu sungguh-sungguh, Renjun menyadarinya, dia hanya masih belum bisa menerima bahwa ayahnya terlibat dalam konspirasi yang luar biasa besar dan tidak terduga.

Ayahnya.... mata Renjun terpejam, ayahnya sangat baik kepadanya,
benar-benar kebapakan dan tampak seperti ayah-ayah biasanya,
meskipun dia seorang profesor, tidak ada yang aneh pada sikapnya.
Kenapa ayahnya menerima pekerjaan dari sebuah organisasi yang
berbahaya dan kemudian membahayakan nyawanya?
Renjun menghela napas panjang, lalu teringat akan kata-kata Mark bahwa sekarang nyawanya diincar oleh 'Sang pembunuh'.
Foto buram itu sangat mirip dengan Jeno...tetapi kalau memang benar
lelaki itu adalah 'Sang Pembunuh' mengapa dia tidak membunuhnya
ketika makan malam mereka? Kenapa Jeno malahan berlaku sopan, lelaki itu malahan bilang menginginkannya dan merayunya.

Pipi Renjun terasa merona ketika membayangkan sikap arogan Jeno saat itu...dan entah kenapa, jantungnya mulai berdebar pelan.

..

Jeno mendengarkan setiap patah kata yang diucapkan Mark kepada Renjun, yah...dia memang menyadap dan memasang kamera tersembunyi di seluruh penjuru rumah Renjun untuk mengawasinya.
Dan ketika dia mendengar seluruh penjelasan Mark, Jeno sadar
bahwa saatnya telah tiba, saat untuk mengambil Renjun kembali.
Kemarin dia memang gagal dengan berbagai alasan. Tetapi Saat itu,
Jeno sudah berjanji bahwa dia akan kembali. Dan kali ini dia tidak akan gagal.

®LoveReads

Malam itu Renjun merasakan jemari itu menyentuh samping lehernya, dengan lembut dan terasa hangat.
Sentuhan itu familiar,
sefamiliar rasa yang ditimbulkannya, Renjun menggelenyar langsung dari ujung kaki ke ujung kepala, merasakan perasaan bergairah yang menggelitiknya tanpa ampun.
Dia masih memejamkan mata ketika
tubuh yang hangat itu melingkupinya, terasa begitu pas dengan tubuhnya.
Renjun merasa dirinya setengah tidur, dia lalu merabakan jemarinya ke tubuh hangat yang menindihnya itu, menelusuri otot-ototnya yang liat, terbungkus kulit halus dan licin, menggoda, terasa begitu keras dalam remasan jemarinya.
Yang menindihnya adalah lelaki yang sangat jantan. 
Renjun menyesap aroma lelaki yang khas, aroma kayu-kayuan yang menggoda berpadu melingkupi seluruh inderanya.
Lalu bibir lelaki itu menyusul jemarinya, menyentuh sisi lehernya,
terasa panas dan membara, mengirimkan sinyal-sinyal bergairah yang tak terduga. Renjun mengerang, dan ciuman lelaki itu semakin merambat, ke rahangnya, ke tulang pipinya, dan kemudian sedetik
sebelum Renjun merasakan napas hangat yang menerpa dirinya, bibir itu kemudian melumat bibirnya.

Oh...sungguh ciuman yang sangat menggoda. Bibir itu terasa keras
dan jantan, tetapi menyentuh bibirnya dengan lembut dan hati-hati,
menempel sempurna seolah ingin menyesap rasa bibir Renjun, bibir
itu menyelip di antara bibir Renjun yang setengah terbuka kemudian
menyesapnya lembut, semakin lembut, semakin dalam, dan kemudian
lidahnya yang panas menyeruak masuk, membuat Renjun mulai terengah, napas mereka yang panas berpadu, ketika lidah lelaki itu berjalinan dengan lidah Renjun, menikmatinya. Kemudian lidah itu
mencecap seluruh rasa diri Renjun, ke seluruh bagian mulutnya.

Renjun mengerang dalam pagutan lelaki itu, jemarinya meremas
punggung telanjang lelaki itu, ketika tubuh mereka bergesekan
dengan liar dan bergairah. Ketika rasa panas tubuh mereka berpadu,
Renjun menyadari bahwa dia telanjang bulat...sama halnya dengan lelaki yang menindihnya itu.
Kejantanannya terasa sangat keras, menyentuh perut Renjun,
menggeseknya dengan menggoda, membuat Renjun membuka
pahanya...
Kemudian Renjun membuka mata dan mendongakkan kepalanya menatap lelaki menggairahkan yang sedang mencumbunya.