chapter 4

1.2K 86 6
                                    


The story belongs to it's real author. I just remake it into NoRen version

Typo is bonus
Happy Reading~~
.

.

.

.





"Pangeranmu datang menjemput." Lami mengedipkan mata sambil
menyentuh pelan bahu Renjun sambil lewat, menyadarkannya dari
berkas-berkas kontrak kerja yang diperiksanya. Renjun
mendongakkan kepalanya dan senyumnya melebar ketika melihat
Mark bersandar di pintu masuk divisinya, menatapnya dengan
senyuman lembut. Hari sudah sore dan para karyawan di bagian
Renjun sebagian besar sudah pulang sehingga ruangan itu lengang,
hanya ada satu atau dua orang yang masih menyelesaikan
pekerjaannya, termasuk Renjun.
"Lembur?" Mark mendekat dan berdiri di sisi meja Renjun.
Renjun menggelengkan kepalanya, "Hanya menyelesaikan pekerjaan
yang belum selesai, berkas ini baru datang jam empat sore tadi dan
aku harus memeriksannya karena besok kontrak ini harus sudah
ditandatangani." Renjun tersenyum meminta maaf, "Maafkan aku,
mungkin ini butuh waktu beberapa lama... kalau... kalau kau ada acara
yang lebih penting mungkin kau bisa pulang duluan."
Mark tersenyum, "Aku tidak ada acara apa-apa kok. Aku lebih senang
duduk di sini dan menungguimu.....sambil menatapmu." Mark
menambahkan kalimat terakhirnya dengan nada penuh arti, membuat
pipi Renjun memerah.




®LoveReads






Mereka akhirnya pulang bersama ketika jam sudah menunjukkan
pukul tujuh malam,
"Kita makan malam dulu ya." Mark membelokkan mobilnya ke sebuah
tempat makan yang cukup ramai, "Di sini ada nasi goreng seafood
dan nasi goreng bistik yang cukup terkenal."
Renjun menatap tempat makan yang cukup sederhana itu, tetapi
sepertinya makanan di sini cukup menjanjikan melihat banyaknya
kendaraan tumpah di sekitarnya dan banyaknya manusia yang
mengantri di sana, entah di meja yang disediakan atau menunggu
untuk membawa pulang makanannya.
Renjun turun dari mobil dan Mark menggandeng lengannya, beruntung
di tengah keramaian pelanggan itu mereka masih menemukan tempat
untuk duduk dua orang, Renjun memesan nasi goreng bistik sesuai
dengan rekomendasi Mark.
"Nasi goreng bistik di sini istimewa, idenya adalah dengan membuat
nasi goreng dengan citarasa manis yang dibantu dengan kacang
polong yang khas di lidah, lalu di atasnya diletakkan sepotong besar
daging bistik dengan bumbu khas berwarna kecoklatan dan berkilauan
menggugah selera."
Mark memberikan gambaran dengan begitu menggoda sehingga
renjun merasakan air liurnya mulai mengalir di dalam mulutnya.
"Aku...aku tidak terbiasa makan di luar, jadi aku tidak tahu tempat-
tempat makan enak di kota ini." Gumam Renjun malu-malu.
Mark tertawa, "Nanti akan kuajak kau berkeliling kota dan menjelajahi
nikmatnya kuliner di kota ini."
Jantung Renjun berdebar, apakah itu berarti dia akan menghabiskan
banyak waktu bersama Mark ke depannya?
Tiba-tiba ponsel Mark berbunyi. Ekspresi lelaki itu tampak serius
ketika menatap layar ponselnya, dengan canggung dia berdiri dan
menatap Mark dengan tatapan meminta maaf,
"Aku harus menerima ponsel ini di luar, di sini terlalu ramai. Tunggu
ya." Mark menganggukkan kepalanya, lalu berdiri dan melangkah
keluar dari tempat makan itu.
Renjun mengikuti kepergian Mark dengan matanya. Telepon itu
tampak penting, mengingat perubahan ekspresi Mark tadi. Tetapi
Renjun mungkin tidak ada kepentingannya untuk mencampuri urusan
Mark, dia bukan siapa-siapa. Dia hanya berharap semoga tidak ada
masalah buat Mark.
Beberapa lama kemudian, mark kembali dengan senyumnya yang
biasa. Renjun menghela napas lega, berarti telepon tadi tidak
membawa masalah untuknya. Dan bersamaan dengan itu, dua piring
nasi goreng bistik yang masih mengepul panas diantarkan ke hadapan
mereka. Aromanya sangat menggugah selera, membuat Renjun tidak
sabar mencicipinya.
Dan ketika Renjun mencicipinya, dia langsung tersenyum. Ya ampun.
Masakan ini enak sekali. Daging bistiknya begitu lembut dan lembab,
mungkin karena direndam cukup lama dalam bumbu bistik yang
kental dan sangat berbumbu, dan daging bistik itu berpadu sempurna
dengan nasi goreng yang dimasak dengan begitu enak. Mark
mengamati Andrea dengan penuh antisipasi,
"Bagaimana?"
Renjun Terkekeh,
"Ini adalah nasi goreng paling enak yang pernah kumakan...
dan juga bistik terenak yang pernah kumakan."
Mark terkekeh. "Nanti akan kuajak kau mencicipi makanan-makanan
enak yang lainnya."
Renjun menganggukkan kepalanya, "Aku tidak sabar menantinya."
Mereka makan bersama dengan nikmat ditengah keramaian itu. Dan
Renjun begitu bahagia sehingga dia melupakan ketakutannya pada lilin-lilin biru itu. Dia merasa tenang, merasa lepas tanpa ada beban.
Bersama dengan Mark terasa sangat membahagiakan.




REMAKE//DATING WITH THE DARK //NOREN VERS.//GSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang