chapter 2

1.6K 130 6
                                    

DISCLAIMER]

The story belongs to it's real author. I just remake it into NoRen version

Typo is bonus
Happy Reading~~






“Jadi bagaimana sekarang?” Jaehyun menatap Jeno dengan
senyuman menggoda. “Gadis itu tidak menyadari betapa beruntung-
nya dia. Tidak ada yang pernah lolos dari targetmu, Jeno. Kau
adalah lelaki yang terkenal sebagai sang pembunuh berdarah dingin.
Dia adalah satu-satunya manusia yang bisa membuatmu
menghancurkan reputasimu : sebagai yang tak pernah gagal dalam
melaksanakan misimu.” Jaehyun melemparkan pandangan
memancing, “Akankah kau akan membiarkannya bebas dan tidak
pernah tahu bahaya yang sedang mengintainya, ataukah kau akan
menuntaskan tugasmu dan melenyapkannya seperti yang seharusnya
terjadi?”
Jeno tidak terpancing tentu saja. Dia sangat mengenal Jaehyun,
lelaki tua itu adalah mentor sekaligus sahabatnya. Jaehyun sangat
suka memancing orang lain lalu menilai dengan ahli setelah melihat
tanggapan orang itu. Karena itulah Jaehyun sangat sukses dalam
bisnisnya, dia punya kemampuan jenius untuk menilai orang lain
sampai ke dalam-dalamnya. Jeno hanya memasang ekspersi
dingin dan tidak terbaca ketika menanggapi Jaehyun, dia bersikap
sesantai mungkin.
“Waktunya akan tiba nanti.” gumamnya seolah tak peduli.




®LoveReads





“Kau tahu, sudah hampir tiga tahun sejak terakhir kali aku berkencan
dengan seorang gadis"
Mark tersenyum lembut sambil menatap Renjun. Mereka telah
menyelesaikan makan malam di sebuah restoran elegan yang
menyajikan menu-menu luar biasa nikmatnya. Lampu restoran ini
sengaja didominasi oleh warna kuning hangat, dengan lantai dari
panel kayu berwarna gelap yang menyatu dengan suasananya. Amat
sangat indah.
Renjun tidak pernah menyangka, kencannya dengan lelaki – sejauh
yang dia ingat – bisa seindah ini. Renjun tersenyum, menopangkan
jemarinya dengan lembut di dagu, menatap Mark yang tampak sangat
tampan di bawah cahaya temaram lampu. “Apakah kau tidak tertarik
mengajak seorangpun sebelumnya?”
Mark menyesap minumannya, kemudian menatap Renjun penuh arti,
“Aku kehilangan orang yang kusayangi, dan kemudian berusaha
menyembuhkan jiwaku sendiri. Ketika aku sadar, ternyata aku telah
melewatkan banyak hal.” Lelaki itu tampak sedih, “Tunanganku
meninggal tiga bulan sebelum tanggal pernikahan kami.”
Wajah Renjun memucat, “Maafkan aku.”
“Jangan minta maaf, aku memang ingin bercerita.” Mark menatap
Renjun lembut, “Sekarang aku sudah berhasil mengenang sambil
tersenyum, dan bisa melepaskan kesedihan jiwaku.”
Renjun paham perasaan Mark. Di malam-malam sepi setelah
penyembuhannya, ketika Renjun dihadapkan pada kenyataan bahwa
ayahnya telah meninggal, Renjun selalu menangis dalam kepedihan di dalam kamarnya. Dia meringkuk sendirian dalam kegelapan, dan
yakin bahwa dia akan terus menangis, bahwa sakit ini tidak akan
tersembuhkan, dan tidak mungkin waktu bisa menyembuhkan luka.
Tetapi waktu memang bisa menyembuhkan luka. Tuhan yang begitu
mencintai manusia, telah menciptakan obat paling mujarab untuk
menyembuhkan luka yang tertoreh dalam di hati manusia. Obat itu
adalah „waktu‟, menyembuhkan pelan-pelan bahkan tanpa disadari
oleh manusia itu sendiri.
Renjun kini bisa mengenang sambil tersenyum, seperti yang
dikatakan Mark tadi. Tiba-tiba ingatannya kepada almarhum ayahnya
tidak terasa menyakitkan lagi.
“Aku pernah merasakan hal yang sama ketika ayahku meninggal,”
Renjun mendesah, “Dan aku bersyukur aku bisa mengenangnya
sambil tersenyum kini.”
Tatapan Mark tampak menusuk ke dalam, seolah berusaha menjangkau
kedalaman jiwa Renjun, “Apakah kau sangat menyayangi ayahmu?”
“Tentu saja.” Renjun tersenyum, “Dia ayahku...dan kami selalu
berdua. Ibuku meninggal ketika melahirkanku, dan ayahku
menyerahkan seluruh hidupnya untuk merawatku.”
Mark menganggukkan kepalanya, lalu jemarinya meraih tangan
Renjun dan menggenggamnya lembut, “Setiap orang pernah terluka.
Tetapi manusia mempunyai kemampuan menyembuhkan diri, seperti
kau dan aku.”
Tatapan mereka berpadu dan entah kenapa Renjun merasa seperti
berlabuh. Dia merasa begitu tepat di sini, berdua bersama Mark,
seolah-olah mereka memang diciptakan untuk bersama.

REMAKE//DATING WITH THE DARK //NOREN VERS.//GSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang