Chapter 8

4.9K 186 11
                                    

Happy Reading!!!

***

Hari demi hari Anya jalani seperti sebelumnya, meski sedikit ada yang berubah dimana dirinya yang tidak perlu datang ke club demi mencari pria yang siap membayarnya untuk saling memberi kepuasan. Dua bulan Anya dan Alarick mengenal dan dekat, menjalani hubungan yang entah apa namanya karena baik Anya maupun Alarick tidak pernah membahas hal itu. Keduanya terlalu menikmati kebersamaan yang tercipta dan menggunakan waktu yang ada sebaik yang mereka bisa.

Hubungan badan sudah menjadi kebutuhan Anya sejak lama, hingga tidak pernah mempermasalahkan setiap kali Alarick menginginkannya. Dan beruntung pria itu begitu hebat dalam memuaskannya, hingga Anya tidak perlu susah mencari cadangan lainnya. Namun lima hari belakangan ini berbeda, Anya merasakan pening di kepalanya karena tidak bisa menyalurkan dengan baik hasratnya. Alarick pergi melakukan perjalanan bisnis selama seminggu, sementara pria yang Anya temui di club yang biasa dirinya datangi tidak ada yang sehebat Alarick hingga membuat Anya kesulitan untuk mendapatkan kepuasan dan berakhir dengan tiga atau bahkan empat laki-laki yang Anya layani dalam satu hari. Namun itu malah semakin menyiksa tubuhnya. Anya benar-benar lelah, tubuhnya lemas dan intinya pun tentu saja terasa perih karena harus menerima serangan dalam jarak waktu yang tidak banyak, sementara kepuasan tidak juga dirinya dapatkan.

Alarick sudah seperti candu untuknya hingga membuat pria mana pun tidak ada yang dapat memuaskannya. Alarick terlalu hebat, Anya akui itu. Namun tidak mungkin untuk Anya merengek meminta pria itu pulang. Anya masih sadar bahwa dirinya bukanlah siapa-siapa. Jadi, mau tau mau Anya harus menahannya dan berusaha mencari seseorang yang bisa memuaskannya. Dan malam ini, Anya berhasil menarik pria tampan berperawakan tidak beda jauh dengan Alarick, berharap bahwa dari pria itu Anya mendapatkan kepuasan yang diinginkannya.

Dalam mobil mewah yang melaju dengan kecepatan rata-rata, Anya melakukan hubungan badan tersebut dengan seorang pria yang berani membayarnya mahal demi memberikan pria itu kepuasan, dan tentu saja Anya menyanggupi meski saat itu dirinya baru saja selesai membersihkan diri setelah pergulatannya dengan pria berumur di sebuah kamar yang di sediakan pihak club.

"Apa kau baru di club itu?" pria asing itu bertanya di tengah hujamannya di inti Anya.

"Tidak, hanya saja belakangan ini aku memang tidak datang," jawab Anya seadanya.

Anya bisa melihat anggukan kecil yang pria itu berikan dari kaca spion di depannya karena Anya memang berada di tengah, berpegangan pada kepala kursi kemudi dan penumpang depan. Sementara laki-laki yang membayar Anya sedang memompa miliknya di dalam Anya lewat belakang.

Dapat Anya lihat dengan jelas keringat si sopir yang keluar dari pelipisnya dan berkali-kali juga Anya dapat melihat pria paruh baya yang merupakan sopir pria tanpa nama itu menelan ludahnya susah payah, seolah tengah kehausan di gersangnya padang pasir. Anya hanya bisa menyimpan senyumnya, tahu bahwa si supir sepertinya tergiur pada tubuh telanjangnya, apalagi dua gundukan padatnya berada dekat di sana bergoyang seirama dengan hujaman pria di belakang Anya.

Di negara bebas ini seks memang bukan lagi hal yang tabu, jadi Anya tidak merasa canggung atau risi meskipun di dalam mobil mereka tidak hanya berdua. Lagi pula sebelumnya Anya sudah pernah melakukannya. Dan di negara ini sudah biasa untuk hal tersebut. Kedua sahabat kembarnya memang tidak salah menempatkan Anya, mereka seolah tahu bahwa seks adalah kebutuhan Anya, dan Anya perlu negara bebas ini. Karena di negara ini tidak ada nyinyiran untuk perempuan murahan seperti dirinya.

"Jika kau datang lain kali, jangan lupa hubungi aku," ucap pria itu seraya mengangkat tubuh Anya dan membaringkannya di jok yang tidak seberapa panjang dan lebar itu, mengubah posisi seks yang sedang mereka lakukan.

"Apa itu artinya kau ketagihan dengan tubuhku, Tuan?" tanya Anya mengerling genit di bawah kukungan pria cukup tampan tersebut.

"Kau terlalu nikmat, sayang," ujarnya yang membuat Anya terkekeh lalu membalikkan posisi menjadi dirinya yang berada di atas pria itu, memimpin permainan.

CanduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang