Attention please! Kalau suka boleh di vote dan komen biar akunya tambah semangat nulisnya, happy reading hope enjoy it! Typo bertebaran!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
" Sayang aku berangkat ke kampus dulu ya." Ucap Jeno, Jaemin yang sedang menyiapkam bekal Jeno bergegas mendekati Jeno dengan kursi rodanya.
Ya, Jaemin dinyatakan lumpuh permanen akibat obat yang di konsumsinya efek sampingnya sudah merusak syarafnya, dan sekarang Jaemin sedang melakukan terapi untuk kesembuhannya.
" Awas nanti di kampus jangan lihat yang lain." Jeno tersenyum, Suaminya ini pencemburu dan posessif ternyata.
Suami? Setahun setelah perkara Jeno dan Jaemin memutuskan untuk pindah ke kanada mengikuti Mark, Jeno kembali kuliah di kanada mengambim jurusan Bisnis yang tak terlalu padat Jadwal, Jeno ingin menjadi pebisnis dibandingkan dokter sekarang.
Dan mereka juga menikah, Jeno ingin bertanggung jawab agar Jisung punya sosok ayah juga, dan membantu Jaemin dalam tumbuh kembang jisung tentunya.
" Iyaa sayang.." Jeno mencubit pipi Jaemin karena gemas.
" Ayah, kita berangkat sekarang?" Tanya Jisung yang sudah siap dengan tas sekolahnya, Jaemin tersenyum melihat Jisung, walau Jisung lahir atas kesalahan tapi Jaemin tak pernah membenci jisung, biarlah yang lalu berlalu.
" tentu, ayo." Jeno mengajak jisung berangkat.
" Oh iya! Ini bekal kalian." Jaemin menyerakan tas bekal masing-masing.
" Terimakasih Buna/sayang." Ucap Jeno dan Jisung berbarengan, Jeno dan Jisung saling bertatapan dan tertawa.
" Sudah sana berangkat nanti terlambat."
Sepeninggal Jeno dan Jisung, kegiatan Jaemin adalah membersihkan rumah, Berkebun atau mengunjungi Haechan yang baru saja mengadospi seorang anak berusia lima tahun, Haechan bukanlah lelaki spesial seperti dirinya, mata warna crimsonnya menandakan bahwa Jaemin berbeda, dan hanya ada 10:100 orang di dunia. Dan seperti hari sebelumnya Jaemin akan membantu Haechan dikediaman sementara Mark pergi bekerja.
" Bisa kau temani Chenle sebentar? Aku mau mengeringkan pakaian sebentar." pinta Haechan.
" Tentu saja." ucap Jaemin. Jaemin menemani Chenle bermain di ruang keluarga, bersama mainan legonya.
" paman, kenapa paman duduk di kursi ini terus." tanya Chenle.
" Karena paman tidak bisa berjalan." jawab Jaemin.
" Kenapa tidak bisa berjalan?"
" Karena paman sakit." Chenle mengangguk, Chenle termasuk anak yang jenius karena rasa penasarannya begitu tinggi kadang membuat Haechan dan Mark kewalahan dengan pertanyaan-pertanyaan random Chenle.
" Nah, ini kue untuk kalian Chenle tidak nakal kan?" Tanya Haechan yang baru saja kembali.
" Tidak kok." Jawab Jaemin.
" Baguslah."
Jaemin akan menghabiskan waktu di rumah Haechan sampai jam lima atau empat sore setelahmya ia akan pulang karena Jisung dan Jeno bisa pulang pukul lima atau enam sore, Jaemin akan memasak makan malam untuk mereka.
" Selalu terlihat enak, terimakasih makan malamnya." Ucap Jeno.
" ini sudah tugasku." Ucap Jaemin.
" Bisakah kalian tidak menebar kemesraan disini? Aku belum cukup umur untuk melihat adegan mesra." Ucap Jisung sembari memakan makananya, Jaemin dan jeno hanya tertawa.
" tapi bicaramu sudah seperti orang dewasa." ucap Jeno.
" oh ayolah, kita ada di luar negri sekarang aku hanya bersikap keren." Jisung menaik turunkan alisnya.
" Cih, apanya yang keren kalau mau keren rambutmu harus keatas seperti ayah, lihat! Lalu pakai pakaian yang keren."
" Tidak! Itu tidak keren."
" Keren!"
" tidak!!"
" cukup! Makan makan malam kalian, jangan berkelahi di depan makanan itu tidak baik." Ucap jaemin menengahi pertengkaran ayah dan anak ini.
" baik." mereka menurut lalu memakan makan malam kalian, walau masih saling bertatapan tak mau kalah.
Setelah makan malam biasanya mereka bertiga menonton TV menghabiskan camilan yang di beli Jeno sebelum pulang, Jisung akan manja pada Jaemin memintanya mengelusi kepala, atau memeluknya sepanjang malam karena mereka masih tidur bertiga, Jisung yang ingin.
Lalu Jeno akan cemburu dan mengomel tidak jelas pada Jisung, dan Jaemin akan memberikan Feedback berupa ciuman, pelukan atau lebih agar Jeno tidak marah lagi.
" sebagai gantinya aku ingin cuddle yang lama besok karena besok aku tidak ada kelas dan jisung sekolah." ucap Jeno.
" itu curang!!" ucap Jisung.
" Biarin, Jaemin kan suami ayah!!" Jeno memeletkan lidahnya.
" Kalau begitu aku ingin terus di elus kepalanya oleh buna malam ini!!" Jeno kembali berdecak kesal.
" Cepatlah tidur sendiri bocah."
" Jeno!"
" Iya sayang..."
Jaemin bersyukur sekarang hidupnya lebih baik, ia bisa melihat dunia luar sesuai mimpinya, ia bisa bebas tidak terkekang dan juga Jaemin bisa meniliki teman hidup, Jeno sebagai teman hidup dan Jisung sebagai pelengkapnya, dunianya sekarang lekap sangat lengkap.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
END
Chapter Endd selesai gaissss... Tetimakasih sudah baca ceritaku ini, terimakasih sudah vote dan koment sebagai dukungan akhirnya kita ada di baris akihr cerita, aku mau tau respon kalian pas baca ini gimana?? Okelah sampai jumpa di next work aku!!! See u!!!!