Attention please! Kalau suka boleh di vote dan comment biar akunya tambah semangat nulisnya, happy reading hope enjoy it! Typo bertebaran!
Jeno selalu menepati janjinya, selalu dan saat ini pula Jeno menepati janjinya mengajaknya melihat bulan dan bintang melalui teleskop, Jeno mengambil telskop besar milik ayahnya dari rumah dan meletakannya di taman lalu mengapar karpet plastik dan beberapa camilan kering.
Jeno menghampiri Jaemin lalu membantunya keluar namun saat Jeno menyuruhnya naik kepunggungnya Jaemin menolaknya.
" bisakah aku berjalan?" Tanya Jaemin, Jeno kelihatan ragu namun setelahnya ia membiarkan kaki Jaemin menapak ke tanah.
" apa kau yakin?" Tanya Jeno.
" Entahlah, tapi aku yakin." ucap Jaemin.
Akhirnya Jeno memapah Jaemin sedikit demi sedikit walau lambat namun dengan sabar Jeno membantu Jaemin berjalan, kakinya tidak terlalu kaku Jenopun sedikit kaget dengan perubahan Jaemin.
" Bagaiman bisa? Kakimu sudah sembuh?" Tanya Jeno.
" entahlah, semenjak aku tidak mengkonsumsi obat itu lagi aku mulai bisa merasakan kakiku." jawab Jaemin, dan itu sukses membuat satu tanda tanya besar pada diri Jeno.
" Ini pakailah sendalku, aku tidak berekspektasi kau akan bisa jalan seperti ini jadi aku tidak membawakan sendal untukmu." ucap Jeno.
" terimakasih Jeno." Jaemin memakai sendal milik Jeno yang kebesaran.
" Sendalmu besar sekali." Ucap Jaemin.
" Kakiku lebih besar daripada milikmu."
" Apa sakit tidak memakai alas kaki?"
" tidak, aku kuat jadinya tidak sakit."
" bagaimana jika kau menginjak batu tajam atau kaca?"
" Tidak apa-apa, kulit telapak kakiku sangat kuat." Jeno tersenyum.
Mereka sampai ke taman, Jaemin mendudukan dirinya di karpet sembari mengambil satu kue kering sementara Jeno menyetel teleskopnya agar Jaemin bisa melihat bulan nanti.
" sepertinya cuaca begitu mendukung kita, langitnya sangat cerah sampai aku bisa melihat bintang-bintang." Ucap Jeno lalu menoleh menatap Jaemin. " Termasuk bintang yang jatuh kebumi ini." Jeno menaik turunkan alisnya.
" apa maksudmu jeno?" Jaemin kelihatan salah tingkah, Jaemin bukan bocah lagi Jaemin sudah mengerti afeksi-afeksi tentang cinta.
" Tidak, hanya menerka saja."
" Ish!" Jeno kembali menyetel teleskopnya sampai ia menemukan spot bagus untuk di lihat.
" Aku menemukan spot bagus, mau lihat?"
" Tentu." Jeno membantu jaemin mendekati teleskop, Jaemin bisa melihat sebuah rasi bintang.
" Wah, cantik sekali ini kali kali pertama aku melihat kumpulan bintang." jaemin terlihat sabgat bahagia.
" Kau tau, itu rasi bintang ursa mayor sebutannya."
" Jeno tau soal bintang-bintang?"
" Hanya sedikit, aku di beri tau oleh ayahku soal bintang-bintang waktu kecil." Jaemin mengangguk.
Dari pada melihat bintang mereka lebih banyak menghabiskan waktu untuk mengobrol dan memakan camilannya, sampai Jaemin memakan biskuit terakhir.
" kau mau pulang? Ini sudah jam satu lewat." Ucap Jeno.
" aku ingin pulang tapi diluar sangat menyenangkan apalagi bersama Jeno."
" Benarkah?" Jaemin mengangguk.
" Sepertinya aku tak ingin hari esok datang."
" baiklah, tapi sepertinya kau harus pulang aku besok juga ada pekerjaan."
" baiklah." Jeno kembali membantu Jaemin berjalan pulang, Mereka sampai di rumah Jaemin Jeno kembali membantu Jaemin masuk kedalam kamarnya.
" terimakasih Jeno sudah mengajakku melihat bintang." Ucap Jaemin.
" Sama-sama, sudah sana cepat tidur." Ucap Jeno.
" Uhum."
" Semoga bermimpi indah, mimpikan aku ya." Jaemin terkekeh.
" Baiklah."
Jeno pulang ke rumahnya, Jeno segera masuk kedalam kamarnya namun sepertinya pergerakan Jeno membangunkan Mark yang sedang tidur.
" Dari mana kau?" Tanya Mark.
" Mengajak Jaemin melihat bintang." Jawab Jeno.
" Sudah ku katakan jangan ajak dia keluar lagi, terakhir kali kau ketahuan oleh ibunya keluarga kita diancam."
" tapi Jaemin butuh refreshing, selama hidupnya ia tak pernah keluar kemanapun."
" Orang tuanya galak."
" kak, kau tau barusan Jaemin bisa berjalan." Ucap Jeno antusias, Mark nenyiritkan keningnya.
" Bukankah dia memiliki masaah dengan saraf tulang belakangnya? Dan setauku seumur hidupnya ia tak akan bisa berjalan."
" Dia bilang semenjak dia tidak mengkonsumsi obatnya dia jadi bisa merasakan kakinya."
" ini aneh, yak! Kau kan calon dokter masa begitu saja kau tidak tau!" Jeno berdecih.
" aku ini baru mau masuk universitas, sudahlah aku mau tidur besok aku harus ke kampus untul daftar ulang."
" terserah." Mark kembali menarik selimutnya dan berbaring memunggungi Jeno.
Sementara Jeno memeriksa ponselnya ia membuka galerinya dan melihat foto-foto hasil jepretannya barusan, beruntunglah karena kamera ponselnya bagus untuk mengambil foto di malam hari tanpa flash jadi Jeno bisa memfoto Jaemin sesuka hatinya tanpa ketahuan si objek.
TBC
Terimakasih sudah baca jangan lupa vote dan komennya, see u in next chapter pai pai!!
Sunny Pwark. Agst 6, 2021.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crimson Lotus [ Nomin ] || ✅
Romance✒ 노민 [ Completed ] Terkurung dalam sebuah rumah selama hidupnya membuat dia frustasi karena ingin melihat dunia luar, sampai pada akhirnya seorang temannya membantunya untuk melarikan diri dari rumahnya. ©Sunnypwark2021 !BXB! Don't like, don't read...