Attention please! Kalau suka boleh di vote dan comment biar akunya tambah semangat nulisnya, happy reading hope enjoy it! Typobertebaran!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jaemin menatap keluar jendelanya sudah dua hari lewat setelah kejadian, Jaemin masih berharap Jeno ada di luar sana masih berharap Jeno datang membawakan kabar bahagia, namun tak kunjung datang.
Clek!
" Cih! Apa yang kau tunggu? Pria itu tak akan pernah datang lagi, dia ada di penjara sekarang." Ucap Jisung yang baru saja masuk ke kamarnya sembari membawakan camilannya.
" Lalu apa masalahnya? Dia tak bersalah." Ucap Jaemin.
" Orang yang merepotkan." Jaemin berbalik menatap Jisung, selama ini ia selalu sabar dengan segala tingkah laku dan perkataan Jisung, namun entah kenapa sekarang emosinya meluap-luap.
" Jika aku merepotkan kalian kenapa kalian terus mengurungku hah?! Jika aku merepotkan kenapa tak bebaskan aku saja? Atau kalian bisa titip aku di panti asuhan atau kalian buang saja!" Ucap Jaemin penuh emosi, Jisung terdiam baru pertamakalinya dalam hidup melihat Jaemin semarah ini.
Jaemin mendekati Jisung dan mendorongnya hingga terjatuh, Jisung masih terdiam sementara Jaemin masih dikuasai oleh emosinya sebelum—
" CUKUP! HENTIKAN!" ucap ibu mereka, Jaemin menutup pintu kamarnya kasar.
Jaemin merobek semua kertas hasil gambarnya lalu melihat keluar biasanya truk sampah akan mengangkut sampah di sore hari, Jaemin memiliki ide untuk melarikan diri.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hari ini Mark menengok Jeno di rutan, melihat tampilan Jeno yang berantakan tak terurus padahal baru beberapa hari ia di tahan, Mark menghembuskan nafasnya di sampinya ada sang suami Haechan.
" Hai, Jen apa kabar?" Tanya Mark.
" seperti yang kau lihat." jawab Jeno.
" o-oke, ah ya! Ini Haechan suamiku, Haechan ini adikku Jeno." Ucap Mark memperkenalkan Haechan.
" Hai." sapa Jeno.
" Hai." sapa Haechan, mereka terdiam beberapa saat sebelum ingat bahwa waktu mereka tak banyak untuk bicara.
" Kak, boleh aku minta sesuatu." Ucap Jeno.
" Apa?" tanya mark.
" Besok persidanganku dan aku tidak punya cukup bukti untuk menyangkal tuduhan kecuali jika Jaemin ada disana menyangkala atau aku punya bukti lain." Mark menghembuskan nafasnya.
" Apa yang kau mau?" Jeno menyerahkan sebuah tube obat pada Mark, mark sedikit kaget untung pegawai rutan tidak melihat mereka.
" Apa ini?" Tanya Mark.
" Tolong kau cari apa kandungan dalam obat ini, aku menemukannya saat hari penangkapan itu dan ini jatuh dari kantung baju Jaemin, seperti yang pernah ku bilang Jaemin beberapa hari tak mengkonsumsi obat ini dan keadaanya mulai membaik, aku curiga ada yang tak beres pada keluarganya."
" aku rasa juga begitu."
" Aku mohon kali ini saja, ibu tak mau mendengarkanku begitu juga ayah dan kau satu-satunya orang yang bisa ku percaya."
" akan ku usahakan."
" Terimakasih kak."
Jeno berharap banyak pada sang kakak tentang obat itu, Jeno sudah penasaran dengan obat apa yang di konsumsi Jaemin sejak dulu karena ia rasa ada yang salah dengan obat-obatan itu, terutama tingkah laku keluarganya yang aneh, menutup diri dari publik menyembunyikan identitas Jaemin, mengadu domba antara Jaemin dan dunia luar itu semua aneh menurut Jeno.
Jeno kembali kedalam selnya, ia tak sendiri ada beberapa tahanan lain di dalam selnya, terhitung ada lima orang di dalam sel Jeno tsk pernah bergaul dengan keempat penguni satu selnya ia lebih suka menyendiri dan terus berfikir bagaimana cara memenangkan pengadilan nanti.
" Hei kau!" Jeno menoleh, seorang memanggilnya.
" Apa?" Tanya Jeno.
" Cih! Sinis sekali, orang baru sudsh berani membantah!" Ucap Yuta, teman satu selnya.
" mau apa?"
" Aku hanya bertanya, kenapa kau bisa masuk penjara? Apa kesalahanmu?"
" aku tidak bersalah." jawab Jeno singkat, Yuta kembali berdecih tak habis fikir dengan sikap Jeno.
" lalu kenapa kau masuk penjara? Semua orang yang ada disini masuk karena berbuat kesalahan, tak ada angin tak ada hujan tiba-tiba kau masuk penjara ini aneh."
" aku di tuduh menculik seseorang."
" Menculik? Astaga, mungkin kau akan mendekam setidaknya tiga tahun disini."
" aku tidak bersalah, aku tidak menculik Jaemin." Yuta membelakan matanya.
" Jaemin?"
" Ya, dia temanku."
" tunggu! Apa dia Na Jaemin?" Jeno menoleh menatap Yuta.
" Kau mengenalnya?"
" Jawab dulu apa dia Na Jaemin?"
" Ya, dia Na Jaemin."
" D-dimana dia sekarang? Bagaimana keadaanya?"
" wow, tenang! Kau siapanya Jaemin?"
" a-aku.. Aku kakaknya." Jeno membelakan matanya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
TBC
Terimakasih sudah baca jangan lupa vote dan komennya, see u in next chapter pai pai!!