6: Mimpi indah

4.9K 594 37
                                    

Bambam POV
Aku tidak tau sebenarnya apa yang sedang Lisa perbincangan bersama Jennie. Wajah mereka terlihat sangat serius. But, aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini untuk bisa mendekati gadis cantik di depanku. Dia terlihat cukup sexy dengan kaos pendek dan juga rok selututnya walaupun masih jauh berbeda dengan kakaknya. Jika dilihat dari tampangnya, sepertinya dia adalah gadis polos yang baru saja menginjak masa remaja.

"Yeri?" panggilku. Kulihat dia mendongak cepat dengan mengangkat satu alisnya. "Dimana sekolahmu sekarang?" tanyaku.

"A-ah aku mengambil study di SOPA" dia menjawab dengan tersenyum canggung.

"Hm, sekolah favorit". "Kau suka minum?" aku bertanya dengan menawarkan sebotol Vodka untuknya. "Y-ya, aku menyukainya" jawabnya.

"Minumlah" aku menyodorkan segelas minuman beralkohol ini padanya. Dia terlihat girang menatapku dan bergerak menengguk isi di dalam gelas dengan cepat tanpa menyisakan satu tetes pun. Beberapa menit dia hanya terdiam dengan memicingkan matanya dan mengecap-ngecapkan mulutnya.

"Bagaimana?" aku bertanya sedangkan dia terlihat menggelengkan kepalanya berkali-kali. Kedua matanya terbuka dan tertutup dengan kasar hingga membuatku mengerutkan kening menatapnya.

"K-kepalaku terasa sedikit pening" jawabnya.

"Itu karna efek alkohol yang tinggi. Kau menginginkannya lagi?" tanyaku dibalas anggukan olehnya. "Ini membuatku candu" ucapnya. Aku kembali bergerak menuangkan Vodka untuk kedua kalinya dan dia terlihat tidak sungkan menerimanya.

"Ahh, bagaimana bisa ini terasa sangat menyegarkan" dia tertawa dan meracau membuatku ingin terus memandangi wajah cantiknya saat mabuk.

"Berikan aku satu gelas lagi" ucapnya dengan menjatuhkan kepalanya diatas meja. Tanganku kembali bergerak menuangkan Vodka untuknya.

"Jangan Bambam, sepertinya dia tidak terbiasa dengan alkohol" Heejin menahan kedua tanganku dengan kuat. Dengan spontan aku melirik Lisa sekilas. Dia terlihat memicingkan kedua matanya menatapku dari kejauhan lalu beranjak dari kursinya dan mulai berjalan menghampiri meja kami. Lisa mengangkat satu alisnya bingung dengan menatap aku dan Heejin secara bergantian.

"Dia mabuk" singkat Heejin. Kulihat Lisa berpikir sejenak kemudian dia mulai bergerak untuk meletakkan lengan gadis itu pada bahunya. Dia berjalan menuntun tubuhya perlahan-lahan.

"Eonnie? Argh, aku bahkan belum puas berada disini" racaunya. Aku melihat Jennie berbalik terkejut saat mendengar suara adiknya. Dia menatap kami dengan tatapan yang sangat tajam.

"Wae? Ada apa dengannya?" tanyanya. Dia menyusul Lisa berlari menghampiri meja kami. "D-dia minum?" lanjutnya dengan mengangkat satu botol Vodka yang hanya tersisa beberapa tetes saja. Aku dan Heejin hanya mengangguk lemah.

"Shit! Kenapa kalian membiarkannya? Berapa banyak dia menengguknya?" Jennie bertanya mengintrogasi. "Hanya beberapa gelas saja" jelas Heejin.

"Mwo?! Apa kalian-"

"Cukup, berhenti mengintrogasi mereka. Aku akan membantumu membawanya turun dan kalian tunggu disini sebentar" Lisa berkata dengan mencoba untuk menuntun tubuh Yeri keluar ruangan dengan sedikit tergesa-gesa.

"Tidak. Aku bisa sendiri, kau urus saja teman-teman bodohmu itu"

"Jangan keras kepala! Turuti saja perkataanku. Tunjukkan dimana mobilmu" ucap Lisa dengan penuh penekanan hingga membuatnya terdiam membisu tanpa mampu menjawabnya lagi. Aku dan Heejin hanya saling terdiam menatap kepergian gadis-gadis itu.

__________

Jennie Home, 11.30 PM

Author POV
"Aish, dimana gadis-gadis nakal itu pergi?" Jisoo terlihat tengah berjalan mondar-mandir di ruang tamu menunggu kedatangan Jennie dan juga Yeri. Dia merasa sangat khawatir dan juga takut. Pasalnya Jiyong dan juga Sandara baru saja kembali beberapa menit yang lalu.

You're My Devil and Hell [JENLISA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang