22: Aku Mendengarnya [M]

7.1K 471 30
                                    

"Tidak. Kami tidak memiliki hubungan lebih tapi aku memiliki perasaan untuknya."

****

Seoul, 7.15 PM

Irene POV
What the fuck! Aku kira dia bercanda tentang perkataannya. Tapi semua sudah jelas ketika aku melihat gadis brengsek itu pergi meninggalkan dia begitu saja. Ah sialan, mungkin dia kembali ke apartemennya tapi bagaimana bisa Jennie bersikap seolah-olah dikhianati pergi bersama kekasih lain. Aku rasa semua orang sudah gila. "Babe? Ada yang sedang kau pikirkan?" aku terkejut ketika si gadis beruang kekasihku bertanya hingga membuat lamunanku terbuyar.

"Ah em tidak ada" singkatku membuatnya mengernyit bingung. "Kau berbohong?" dia bertanya untuk kedua kalinya. Sial, gadis kesayanganku memang sulit percaya dengan semua hal. "Tidak baby, aku hanya sedang mengantuk saja. Aku ingin cepat-cepat sampai di rumah" tubuhku bergelayut manja pada lengannya mencoba untuk meyakinkannya walaupun aku tau dia sedang sibuk menyetir. Ah ya, beberapa menit yang lalu aku baru saja menjemput kekasihku ini di gym. Bagaimanapun juga aku ingin tubuh gadisku ini terurus sempurna.

"Hey! Kalian pikir dunia ini hanya milik kalian berdua, huh? Lalu aku hanya menyewa begitu?"

Ya Tuhan, aku melupakan seseorang yang duduk dibelakangku!

"Argh fuck, kupikir seharusnya aku pulang menggunakan taksi saja" umpatnya membuatku berbalik dengan tersenyum kaku. "Wae?" dia bertanya malas menyilangkan tangan dan kakinya anggun membuat Seulgi,  kekasihku ikut tersenyum lirih terlibat. "Sudah terlalu lama ku sendiri, sudah terlalu lama aku asik sendiri" Seulgi bernyanyi berteriak-teriak dengan irama tak terarah membuatku tertawa menyusulnya tapi tidak dengan si gadis blonde di belakangku.

"Sialan, lihat saja nanti. Aku akan mendapatkan Sugar Daddy setelah itu aku akan melakukan live panas di depan kalian" Chaeyoung, dia berteriak melangkahkan kakinya keluar saat mobil baru saja berhenti tepat di depan apartemennya. Sebelum Seulgi kembali menancap gas, gadis blonde itu berteriak mengumpat dengan mengacungkan jari tengahnya. Astaga, bukankah itu fakta jika dia selalu sendiri sejak dulu. Dia memang terlalu malas menjalin hubungan spesial dengan orang lain.

"Ada-ada saja" Seulgi menggeleng kembali melajukan mobil. Kami kembali berbincang mesra untuk menemani perjalanan malam ini. Sebenarnya tidak ada topik menarik yang sedang kami bicarakan tapi rasanya berbeda ketika aku berada bersamanya. Dia memang bisa membuatku nyaman dengan setiap perkataan dan perlakuan lembutnya. Tanpa terasa mobil terhenti di depan halaman rumah di sudut gang. Rumah yang tidak terlalu besar dengan pagar hitam yang mengelilinginya.

"Aku turun sekarang, hati-hati di jalan" dia berkata membuka sabuk pengaman bersiap-siap untuk turun sedangkan aku hanya terdiam tanpa menjawab. Apa dia berpura-pura amnesia?

"Kau melupakan sesuatu" singkatku. Kulihat dia tersenyum simpul menarik wajahku kemudian mengelusnya gemas. "Aku tau. Kau tidak sabaran" jawabnya mendorong wajahnya ke depan hingga bibir kami bertemu. Aku merasakan dia tersenyum saat bibir kami mulai saling melumat satu sama lain bak tiada hari esok dengan satu tangannya yang terus berusaha menerobos masuk ke dalam kaos ku walaupun aku sudah berusaha untuk menahannya. Astaga, aku tidak ingin melakukan hal panas 'itu' untuk kali keduanya di dalam mobil.

Upss. Apa aku baru saja membocorkannya?

"B-babe? Aku tidak ingin orang lain melihat kita" aku bergerak melepas lumatan kami membuatnya menekuk bibir lucu. "Besok aku harus pergi ke studio karena banyak pekerjaan baru yang harus aku lakukan. Mungkin aku akan pulang larut malam dan tidak bisa menemuimu. Emh, please. Malam ini saja setelah itu aku tidak akan nakal lagi" jelasnya memelas dengan satu tangannya yang masih berada di balik kaosku.

You're My Devil and Hell [JENLISA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang