04

20.7K 1.1K 3
                                    

"Makasih ya Div gue udah dianterin."

Diva mengangguk. "Santai aja Ref. Udah sana masuk, ditunggu nyokap lo. Besok gaada ulangan kan? Siapa tau Pak Gilang ngadain ulangan sejarah. Kan apa banget gitu."

"Seinget gue sih gaada. Gatau lagi ya kalo Pak Gilang mendadak."kata Reffa.

"Nyontek aja udah. Yaudah, gue cabut ya."

"Jan nabrak orang Div!"seru Reffa.

Diva menancapkan gas mobil miliknya. Jarak rumahnya tidak terlalu jauh dari rumah Reffa membuatnya sering bertamu ke rumah sahabat kecilnya itu. Lagi-lagi jalan macet ibu kota membuatnya suntuk. Daripada suntuk lebih baik ngestalk doi kan?

Tangan Diva asik mengetikan sesuatu di layar hp. Menatap tweet dari akun milik Noval yang barusan di update 15 menit yang lalu, membuatnya menyesali apa yang dilakukannya tadi. Oh ayolah, siapa sih yang gak bete disindir gamon alias gagal move on?! Menghela napas panjang membuat pikiran Diva sedikit rileks. Bingung, tindakan apa yang harus dilakukannya setelah ini.

"Minta maaf? NO! Buat apa? Dia yang nyindir, ngapain gue yang minta maaf. Gila kali."

Merasa belum puas dengan informasi yang didapatnya dari akun twitter milik Noval, kini Diva beralih ke akun path Noval. Gengsi berusaha ditepisnya jauh-jauh. Siapa tahu jodoh, daripada kehilangan, lebih baik langsung ambil kan?

"Betein banget si Noval! Apa-apaan coba semua sosmednya penuh curhatan hati gajelas kayak gitu."gerutu Diva.

Masih dengan pusing kepalanya yang memikirkan Noval, Diva melanjutkan perjalanan menuju rumah.

.

.

.

Teriakan memenuhi kelas Diva. Ulangan mendadak Pak Gilang membuat semua siswa uring-uringan. Tak terkecuali Diva yang lemah di mapel sejarah.

"Kampret emang Pak Gilang, mana gue kena macet kemaren jelas dong gue gak sempet belajar."gerutu Diva.

"Iya kemaren macet parah. Mati kutu semobil sama Hisyam berjam-jam."

"Grace?! Lo jalan sama Hisyam yang anak basket itu?!"seru Reffa.

Grace mengangguk. "Iye, napa? Jangan bilang kalo Hisyam cowok yang lo taksir selama ini,"

Reffa terdiam. "Nggg, sebenernya sih iya. Tapi, kalo pun lo jadi sama dia gapapa kok."

"Gila lo! Kenapa gak bilang coba? Maafin gue Ref, gue gatau. Sumpah deh. Maaf bangeet. Gue barusan taken sama dia kemaren."

Reffa tersenyum pelan. "Santai aja, gue gapapa kok. Its okay."

"Gue bakalan putusin Hisyam istirahat ini kok, tenang aja."

"Eh jangan. Udah biarin aja, lanjutin hubungan lo. Gue masih bisa cari cowok lain. Hisyam not the only boy in this world."kata Reffa.

Grace menggeleng. "Jangan bikin gue makin anu deh,"

Diva terdiam memandang kedua sahabatnya. "Cowok lagi? Kenapa hidup kita harus dipenuhi masalah cowok? I hate that fact."

Reffa masih memajang senyum indah miliknya walaupun dipaksakan. Baru kemarin dia selangkah lebih dekat dengan gebetannya, eh, dimakan temen. Sakit sob. Mungkin memang Hisyam bukan yang terbaik.

TOK TOK

"Permisi, gue mau nyari Diva. Divanya ada?"

Semua mata menoleh kearah pintu. Cowok bertubuh tegap berdiri di depan pintu kelas. Diva segera menghampiri cowok yang dikenalnya kemarin, Alvin.

"Alvin kan?"

Alvin tersenyum. "Iya. Lagi jamkos gak? Gue mau bilang sesuatu nih."

"Lagi jamkos sih. Yaudah, tapi jangan disini. Yang ada di goda temen sekelas gue nih."kata Diva.

"Taman belakang? Bolos sejam gapapa kan?"tanya Alvin.

What? Diajak bolos cogan? Siapa yang gamau!

"Hmm, gapapa. Santai aja kali, paling dikelas juga gue tidur."kata Diva tersenyum.

Alvin dan Diva berjalan melewati koridor sekolah yang sepi. Suasana itu membuat mereka canggung. Tak ada satupun yang memulai pembicaraan. Kampret euy, jantungan gue lagi konser batin Diva. Ahelah emaaak, gue jadi gugup gajelas gini batin Alvin.

Tiba-tiba Noval menghadang langkah mereka. Diva yang kaget reflek menggandeng tangan Alvin.

"Div, bisa ikut gue bentar? Gue mau ngomong sesuatu dan ini penting banget. Please,"pinta Noval.

"Tapi gue ada urusan sama ni cowok, Nov."kata Diva.

"Please Div,"mohon Noval.

Alvin menghela napas. "Selesaiin dulu aja masalah lo sama cowok lo ini, Div. Kayaknya penting banget. Masalah gue gampang ntar."

"Ngg.. yakin lo Vin?"

Alvin tersenyum. "Iya. Tenang aja."

Noval langsung menarik tangan Diva tanpa menghiraukan Alvin.

"Rencana gue ngasih tau ke Diva gagal. Kampret emang itu cowok! Sialan!"gerutu Alvin.

The Most Wanted (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang