08

17.5K 942 7
                                    

Diva kini berbaring di ranjang uks. Kepalanya yang memar akibat terkena bola basket membuatnya tak sadarkan diri. Noval berusaha mati-matian menahan emosinya yang kembali berada diujung tanduk. Sungguh bukan hal yang menyenangkan berada di dekat Noval saat dia emosi.

"Vin, lo apain si Diva?!"kata Noval.

Kerutan tampak terlihat di dahi Alvin. "Emang gue ngapain dia?"

"Lo naksir kan sama Diva?"kata Noval.

"Kalo pun gue naksir, lo gaada hak buat ngelarang gue."kata Alvin acuh.

"Gue bakal bikin lo nyesel karna udah deketin Diva!"ancem Noval.

"Oh ya? Gue gabakal nyesel."kata Alvin tenang.

Noval menarik kerah seragam Alvin. "Jangan coba-coba mancing amarah gue!"

Rifky mencoba melepaskan tangan Noval dari kerah seragam Alvin. "Kalian ngapain oi. Ini sekolah, bukan ring tinju."

"Bilangin ke sohib belagu lo ini, gausah deketin cewek gue!"kata Noval sambil menunjuk wajah Alvin.

"Hah, belagu. Lol."kata Alvin sinis.

"Gue ingetin ya ke lo! Cukup Tasya yang udah lo rebut dari gue!"seru Noval.

"Lo yang ngerebut dia. Sadar diri, pengecut."kata Alvin acuh.

Noval memilih meninggalkan UKS. Beberapa siswa memandang Alvin bingung.

"Lo butuh ketenangan ekstra buat nanganin si Noval."kata Rifky.

"Kalo perlu gue panggilin psikolog."kata Alvin asal.

Rifky menepuk bahu Alvin. "Semangat bro."

Alvin tersenyum. "Thanks bro."

.

.

.

Diva menggeliat pelan. Perlahan matanya terbuka. Mengedipkan mata indah miliknya.

"Gue.. dimana?"tanya Diva pelan.

"Di UKS."jawab seseorang disampingnya.

Diva menoleh. Tapi mengerang pelan karena luka dikepalanya.

"Jangan gerak-gerak dulu,"ucap Alvin.

"Kok lo ada disini?"kata Diva.

"Udah, sekarang lo istirahat dulu."kata Alvin.

"Gue mau balik ke kelas."kata Diva.

"Gausah aneh-aneh."kata Alvin.

Diva membungkan mulutnya. Takut kena cerewetnya Alvin. Sekalinya Alvin cerewet, bakalan keluar kata-kata berikutnya. Dan begitu seterusnya.

"Gue keluar dulu."kata Alvin dingin. Alvin meninggalkan Diva sendiri di uks.

"Kenapa sih tu anak. Sensi mulu,"cibir Diva.

Diva kembali memejamkan matanya. Tibatiba pintu uks kembali terbuka.

"Kamu ga kenapa-kenapa kan?"

Diva membuka matanya. "Eh lo."

"Jangan pake gue-lo lagi mulai sekarang."kata Noval.

"Hm, why?"tanya Diva bingung.

"Kita harus lebih deket, Div. Masa hubungan kita gaada progressnya?"keluh Noval.
Ya Tuhan, Noval bilang apa barusan? Hubungan? Kita?batin Diva.

"Biarkan cinta mengalir seperti air."kata Diva.

"Iya tapi sampai kapan? Sampai kamu diambil orang?"kata Noval.

"Geli gue dengernya."kata Diva ilfeel.

Noval mengecup pipi Diva. "Biasain, mulai sekarang."

Diva terdiam.

Cowok yang ada diluar uks hanya bisa menggeram pelan menahan emosi. Alvin baru saja dari kantin untuk membelikan cewek itu makanan. Tapi apa yang di dapatkannya? Tontonan gratis yang bikin hati mendidih. Alvin memilih meninggalkan uks dan segera pergi ke kelas.

.

.

.

Bel pulang sekolah berdering. Ratusan murid SMA ternama di Jakarta tersebut berhamburan keluar kelas. Tak terkecuali Diva yang kini berjalan beriringan bersama Noval. Daritadi Noval bersikukuh menemaninya sampai pulang. Dan begini hasilnya.

Sosok Alvin yang sedang bermain basket di lapangan mengambil alih perhatian Diva. Tak sengaja mata mereka bertemu. Namun dengan cepat Alvin mengalihkan tatapan matanya kearah lain. Membuat Diva sedih.

"Kamu kenapa? Masih sakit?"tanya Noval.

"Eh.. enggak kok."kata Diva.

"Bener?"tanya Noval lagi.

Diva mengangguk. "Iya,"

Noval menyentuh kedua bahunya. "Aku anter kamu pulang."

Diva diam tak bergeming. "Gue pulang sendiri aja, Nov."
"Tapi,"
"I'm okay."
Diva meninggalkan Noval sendiri di koridor sekolah. Banyak pikiran yang membuatnya pusing. Seketika terdengar suara pukulan dari belakang. Dengan segera, Diva membalikkan badan. Tubuhnya menegang seketika.

tbc.
×××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××
Yo! Maafkan typo parah kali ini;; efek tugas hehehe
Gamau banyak bacot, see u at next part!××

The Most Wanted (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang