07

18K 1K 0
                                    

Alvin berdiri di depan ruang makan. Tampilannya hari ini membuat siapa saja menatapnya. Seragam sekolah yang dilapisi sebuah sweater melengkapi ketampanannya. Diva terdiam memandang Alvin.

"Pagi tante, om."sapa Alvin sopan.

"Pagi, Alvin. Udah sarapan?"kata Axel.

"Udah kok, om. Tinggal nungguin Diva aja."kata Alvin.

Diva langsung mengunyah rotinya cepat. "Udah selesai! Yuk langsung!"

Sarah tersenyum. "Gausah buru-buru, Div. Nggak akan ditinggal kok. Yakan Vin?"

"Iya kok, tenang aja."kata Alvin terkekeh.

"Apaan sih! Udah ya Yah, Bundaa, Diva berangkat. Bye!"kata Diva sambil menarik tangan Alvin.

Axel dan Sarah tersenyum melihat tingkah anak mereka.

Alvin segera menancapkan gas mobilnya. Diva terdiam sambil memandang jendela. Bagaimana jika Noval melihatnya bersama Alvin. Bukan mementingkan hubungannya, tapi takut Noval akan menghabisi Alvin.

"Kenapa lo diem aja?"suara Alvin memecah keheningan.

"Gapapa."kata Diva singkat.

"Sakit?"tanya Alvin.

"Gak kok, gue gapapa,"balas Diva.

"Yakin?"kata Alvin.

"Iyaa ih, ngapain boong."kata Diva.

"Siapa tau lo suka boong,"kata Alvin.

"Lo kali suka boong."kata Diva kesal.

"Alah, pake acara gamau ngaku."kata Alvin.

"Lo gitu ah,"kata Diva.

"Ngambek nih?"goda Alvin.

"Brisik. Males gue sama lo."kata Diva.

"Iyadah maap maap."kata Alvin.

"Cuma maaf?"tanya Diva.

"Terus mau apa?"kata Alvin.

"Traktir kek, apa yang lain gitu."kata Diva.

"Gue cium mau?"tawar Alvin.

"BIG NO!"seru Diva kesal.

Tawa Alvin pecah setelah mendengar jawaban Diva.

"Apaan sih galucu tau."kata Diva.

"Lo lucu. Banget."kata Alvin.

"Males gue sama lo."kata Diva.

"Yaudah sana males."

"Oke, gue bakal males sama lo."

"Gue juga."

"Childish banget sih!"

"Yang mulai kan lo duluan."

"Iyasih."

Alvin dan Diva sampai di sekolah. Setelah memakirkan mobil, Alvin turun terlebih dahulu. Siswi yang ada di sekitar Alvin menatapnya dengan tatapan terpesona. Diva turun dari mobil. Seketika hening. Alvin tak ambil pusing, ia segera menarik tangan Diva dan segera meninggalkan segrombolan fans Alvin yang histeris.

"Ngeri banget ngeliat fans lo."kata Diva sambil bergidik ngeri.

"Biasa aja kali, gabakal gigit kok."kata Alvin.

"Bisa aja gue dilabrak. Gila apa."kata Diva malas.

"Santai, ada gue. Mereka jinak kalo ada gue,"ucap Alvin asal.

"Lo pikir mereka singa?"kata Diva.

"Hmm, bisa jadi,"kata Alvin menahan tawa.

"Udah ah males. Duluan ya, udah deket kelas gue. Okay, bye!"kata Diva yang lalu berlari.

"Dasar."gumam Alvin.

BRUG

Alvin menabrak seseorang. Noval tersenyum sinis. Bersiap dengan kepalan di tangannya.

"Berani lo deketin cewek gue?"tanya Noval emosi.

"Dia cewek lo? Gue kira masih jomblo."balas Alvin dingin.

"Jangan macem-macem sama gue."kata Noval.

"Kenapa? Lo bakal ngerebut segala hal yang gue punya kayak dulu?"tanya Alvin.

"Masih inget juga lo sama masalah itu."sindir Noval.

"Terlalu susah buat ngelupain masalah yang dibuat sahabat sendiri."kata Alvin sarkastik.

"BRENGSEK LO!"seru Noval.

"Ngaca bro. Kali aja lo yang brengsek."kata Alvin santai lalu meninggalkan Noval di koridor.

Noval masih belum bisa menenangkan emosinya.

.

.

.

Bel istirahat berdering. Diva segera membereskan mejanya dan melangkah menuju kantin bersama Grace dan Reffa. Saat melewati pinggir lapangan basket, mata Diva tak sengaja bertemu dengan Alvin.

DEG

Wtf bro. Jantung langsung konser!

DUGH

Sebuah bola terkena kepala Diva dan ......

××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××××

Hi! Akhirnya jadi juga part tujuh ini:')

Harus penuh perjuangan karena tugas sekolah yang numpuk dan susahnya minta ampun-_- oke, jadi curcol. Maafkan.

Otak lagi butuh suplai lagu baru untuk mencairkan isi otak.

Maafkan kalo banyak bacot ya:) see you at next chapter!××

The Most Wanted (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang