Suasana UKS mendandak ramai. Alvin yang babak belur segera di tangani oleh petugas uks yang kebetulan sedang berjaga. Banyak murid yang memperhatikan dari luar. Tentu saja baru pertama ini Alvin harus masuk UKS karena Noval.
Noval sendiri sedang berada di lapangan belakang sekolah bersama Diva. Memejamkan matanya dikeheningan. Setelah kejadian tadi, Diva memilih diam. Dan itu membuat Noval bingung. Diva berusaha melerai Noval yang memukul Alvin dengan brutal.
"Lo kenapa?"tanya Noval setelah beberapa lama.
Diva memilih tak menjawab pertanyaan Noval. Takut emosinya akan memuncak.
"Diva, jawab gue."kata Noval.
Diva masih diam.
"Michelle Nadiva Zeanna, jawab gue!"kata Noval sudah tak sabar.
"Seharusnya lo mikir, Nov. Kenapa lo harus mukul Alvin? Lo gak mikir gimana kalo sampe guru tau? Orangtuanya tau? Atau pacarnya tau? Gue yakin lo gak mikir. Karena lo, gak punya perasaan!"kata Diva yang lalu meninggalkan Noval sendiri.
Noval menggeram emosi. "Sialan."
Diva berlari menuju UKS. Untung sekarang para guru sedang rapat. Jadi banyak anak yang kluyuran untuk sekedar mencari angin ataupun mencari gebetan. Namanya juga anak jaman sekarang.
Diva segera memasuki ruangan UKS. Mencari Alvin yang mungkin saja masih ada di dalam sana. Mata Diva menemukan Alvin. Tapi ia tak sendiri. Ada Mona yang sedang menemani. Rasanya ada sesuatu yang menghantam hatinya.
"Vin,"panggil Diva.
Alvin menoleh. "Diva? Sini duduk,"
Diva menggeleng. "Gausah, gue cuma mau nengok aja kok. Lagian udah ada Mona, gue balik ya."
"Yaiyalah ada gue! Secara gue kan pacarnya. Sedangkan lo? Temen bukan, pacar apalagi! Urus aja sana si Noval belagu."kata Mona tajam.
Air mata Diva menetes. "Oke, gue pergi."
Belum sempat Diva keluar dari ruangan itu, seseorang sudah menariknya ke dalam pelukan. Diva tentu saja mengetahui siapa yang memeluknya. Aroma parfum yang membuat kamarnya berubah dalam 2 hari ini.
"Jangan nangis."kata Alvin.
Diva tak mengindahkan kata-kata Alvin. Air matanya semakin deras.
"Lo siapa sih?! Gue gakenal sama lo terus akting nangis biar Alvin kasian sama lo. Sorry, dia punya gue!"kata Mona sambil melepaskan pelukan Alvin dan Diva.
"Stop Mon! Lo bukan pacar gue,"kata Alvin.
"Sayang, kamu bilang apa sih? Kita kan udah jadian."kata Mona.
Alvin tak menggubris apa yang dikatakan Mona. Dirinya membawa Diva kembali ke dalam pelukannya. Ia merasa harus melindungi gadisnya itu. Membiarkan Diva menangis di dalam pelukannya. Tak peduli jika seragamnya harus basah karena air mata Diva. Baginya, menenangkan gadis itu lebih penting.
"Jangan nangis, jangan di dengerin kata-katanya Mona."kata Alvin sambil mengusap pelan rambut Diva.
"ALVIN CASTER ZEANDRA! LEPASIN TANGAN LO!"kata Mona.
Diva menatap Alvin tepat di matanya. "Maafin guㅡ AW!"
Mona menjambak rambut panjang Diva. Membuat pemilik rambut itu berteriak. Mona menarik rambut Diva dengan sekuat tenaga. Efek emosinya.
"LO GAK PANTES BUAT ALVIN TAU GAK?!"bentak Mona.
Alvin segera melepaskan tangan Mona dari rambut Diva. "Lo kenapa sih?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Most Wanted (REVISI)
Teen FictionBerawal dari pertemuan tak sengaja yang membawa Michelle Nadiva Zeanna ke dalam sebuah masalah yang cukup rumit. Cowok yang disukainya pun memperkeruh kondisinya. Tiba-tiba seorang Alvin Caster Zeandra datang ke dalam hidupnya dan membawanya ke dal...