Ini belum diedit, jadi maafkan daku kalo ada typo yha. Enjoy!
Diva menatap kosong layar hp di depannya. 10 menit yang lalu, Noval menghubungi perempuan itu dan mengajaknya pergi ke sebuah kafe. Diva belum memberikan jawaban yang pasti, karena pikirannya melayang ke Alvin. Kenapa gue malah mikirin Alvin? Rutuk Diva dalam hati. Dengan gontai, Diva beranjak dari tempat duduknya dan melangkah menuju kasur empuk yang menggoda untuk ditiduri. Jari perempuan itu menari diatas layar hp. Berdiam diri di rumah tanpa aktivitas yang jelas membuatnya merasa bosan. Alvin berangkat pagi sekali ke sekolah, tanpa alasan yang jelas. Dirinya merasa ada yang aneh dengan laki-laki itu sejak kemarin. Tak ada percakapan diantara keduanya dari semalam. Apa ia melakukan sesuatu kesalahan?
Setelah menyelesaikan game Ramen Chain miliknya, Diva memutuskan untuk mengambil sesuatu dari tasnya. Diary. Ya, dibuku itu Diva mencurahkan segala keluh kesahnya. Mulai dari pertengkaran kecil dengan Grace, hingga pernikahannya yang mendadak. Buku bergambar rilakkuma itu menemani Diva sejak setahun yang lalu. Kekanak-kanakan? Memang.
"Gue mau curhat apaan, yah?"gumam Diva seraya membolak-balik kertas bergambar rilakkuma dihadapannya. Mata perempuan itu menatap langit-langit kamar berwarna putih. Bibirnya mengerucut, berusaha mencari ide apa yang harus ia tuliskan hari ini. Dirinya tak pernah absen sekali pun untuk mengisi buku itu. "Ah udahlah, ntar aja gue ngisinya."
Diva menaruh kembali buku diary-nya dan melangkah keluar kamar. Dengan bersemangat, ia menuruni tangga untuk menjemput sang remote TV kesayangannya. Ia baru ingat hari ini acara favoritnya tayang. Itu cukup menghilangkan rasa bosannya sekarang. Walaupun hanya sedikit.
Setelah menempelkan pantatnya dengan sofa, Diva segera menyalakan TV dan mengganti channelnya. Namun, belum sempat ia menemukan channel TV yang dicari, hp miliknya berbunyi. Nama Grace terpampang di layar hpnya. Dengan segera, ia mengangkat panggilan telpon dari Grace.
"Halo?"
"........"
"Lagi dirumah, gue lagi nyari channel yang nayangin music bank."
".........."
"Sekarang? Dimana? Sama siapa aja?"
"..........."
"Okay, gue abis ini ganti baju. Setengah jam lagi sampe sana."
"..........."
"Iya-iya, gue tau. Ok, see you soon,"
Diva mematikan sambungan teleponnya dengan Grace. Ia mematikan TV yang ada dihadapannya dan menaruh kembali remote TV diatas meja. "Gagal lagi acara gue buat nonton oppa-oppa ganteng," gerutu Diva seraya menaiki tangga untuk mengganti kaos bergambar salah satu tokoh film disney miliknya dengan baju yang rapi.
.
Alvin menutup buku tulis sejarahnya. Bel pulang sekolah sudah berdering tiga belas menit yang lalu. Namun, Pak Nino menunda kepulangan mereka dengan mengadakan quiz dadakan untuk mengisi nilai tugas mereka yang kosong. Tentu saja hanya segelintir siswa yang menjawab soal quiz dengan senang hati dan ikhlas. Yang lainnya? Jangan ditanya, mereka memilih menyumpel telinga mereka dengan earphone ataupun sekedar memejamkan mata alias tidur.
Dengan malas, Alvin memasukkan buku tulis dan peralatan sekolahnya ke dalam tas berwarna biru miliknya. Hari ini latihan ditiadakan dan ia bisa pulang lebih awal dari biasanya. Setelah semua barangnya masuk ke dalam tasnya, Alvin segera beranjak. "Ky, gue cabut duluan ya."
"Lah, gue kok ditinggal? Gak solid lo anjir."ujar Rifky.
Alvin mendengus, "lo lemot, kayak siput. Lagian gue ada urusan penting."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Most Wanted (REVISI)
Teen FictionBerawal dari pertemuan tak sengaja yang membawa Michelle Nadiva Zeanna ke dalam sebuah masalah yang cukup rumit. Cowok yang disukainya pun memperkeruh kondisinya. Tiba-tiba seorang Alvin Caster Zeandra datang ke dalam hidupnya dan membawanya ke dal...