BAB 5 Sebuah kecupan

18 4 2
                                    

Aku mengerjapkan mata ternyata mobil sudah sampai di apartemenku, "maaf aku ketiduran" abian hanya tersenyum lembut. 

 "Kurasa tidurmu nyenyak sekali sweetheart aku tidak tega membangunkanmu" ucapnya.

"apakah kita sudah lama sampai?" tanyaku.

"sekarang naiklah"  perintahnya padaku aku hanya diam masih berusaha mengumpulkan nyawaku.

" apa kau butuh bantuanku untuk naik ke atas seperti gendongan mungkin?" 

dia tidak menjawabku malah balik menggodaku,seketika aku menggelengkan kepala. Saat aku akan membuka pintu mobil dia menahan bahuku. Menatapku dalam dan perlahan mendekatkan kepalanya kesamping telingaku 

"sungguh aku tidak keberatan jika harus menggendongmu sampai ke kamarmu sweetheart".  bisiknya lirih dengan nafas yang menusuk telingaku.

Seketika buluku meremang perlahan tangan kanannya terulur menyentuh tengkukku dan berbisik lagi tepat didepan wajahku "cepatlah naik sweetheart atau aku akan benar benar membopongmu keatas!"

dengan cepat aku berusaha membuka pintu mobil,tapi sial pintu mobil ini memakai kunci otomatis dan hanya abian yang bisa membukanya. Aku berusaha membuka pintu mobilnya dengan menarik handel pintu, abian hanya terkikik geli seolah ini adalah bahan lelucon untuknya. Tunggu dulu dia tertawa aku baru menyadari kalau dia bisa tertawa juga, 

"apa menurutmu ini lucu?" aku berbalik dan menatapnya dengan kesal.

"Kau belum mengucapkan selamat tinggal padaku sayang" ucapnya santai.

"Baiklah, selamat tinggal dan terima kasih telah mengembalikan ponselku!" pamitku dan  kunci pintu mobil seketika terbuka. Tapi abian tidak serta merta mengijinkanku keluar dari mobilnya, dia masih menahan bahuku. 

"besok aku akan menjemputmu sayang" ucapnya lagi. Aku mengernyitkan dahiku "besok?" tanyaku padanya.

"ya besok, apa kau ada acara?" tanyanya penasaran.

"aku harus bekerja dan mungkin sampai tengah malam" jawabku. Memang aku harus bekerja besok ada kontes menyanyi di salah satu stasiun tv, meghan digadang menjadi fashion stylist untuk salah satu jurinya yaitu seorang diva terkenal.

"tenanglah aku sudah mengkosongkan jadwalmu untuk besok" tegasnya lagi.

Aku membelalakan mataku "kau tidak bisa seenaknya mengatur jadwalku,ini pekerjaanku! dan satu hal lagi tolong berhenti memanggil diriku dengan sweetheart, sayang atau apalah aku punya nama TUAN",balasku dengan nada sedikit keras.

"Kau nampak menggemaskan jika marah sayang". dia malah menjawabku santai dan tersenyum lembut.

bertambah kesal denganya aku butuh udara banyak, menghirup nafas dalam dan berkata lagi,

 " Tuan aku tidak tau apa maksud anda sebenarnya pertama kita baru bertemu kedua kita adalah orang asing dan ketiga anda dengan mudah mengklaim diriku untuk menjadi milik anda ini sangat diluar nalar pikiran saya" ucapku memburu.

 "Meski 2 tahun yang lalu kita pernah bertemu tapi saya sama sekali tidak mengingat anda dan tolong mulai sekarang jangan usik hidup saya lagi" tegasku lagi.

Setelah berkata seperti itu aku berusaha melepaskan tangannya dari bahuku tapi tiba tiba aura matanya menjadi kelam, rahangnya mengeras guratan otot dipelipisnya tampak muncul. Oh...sial apa aku membuatnya marah? tidak aku tidak ingin terbelenggu dan berhubungan lagi dengan pria ini. 

Aku masih berusaha melepaskan tangannya dari bahuku tapi pegangannya terlalu kuat dan sekarang beralih turun ke lenganku. Mungkin besok lenganku akan membekas, aku merintih "kau menyakitiku Tuan, ku mohon lepaskan aku" pintaku.

Mahdalena  "you are mine only, everything in you is mine"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang