Bab 7 Amarah cemburu

8 4 1
                                    

part ini mengandung unsur dewasa dan tidak patut dicontoh mohon untuk bijak dalam memahami isi cerita ini. Sekali lagi saya sudah memperingatkan yang tidak suka dengan part ini tolong disekip aja.

LinPurnama

***

Aku menarik pergelangan tangan lena kuat memaksanya untuk mengikutiku pulang ke penthouseku. Melihat lena gadis yang sangat ingin ku miliki dicium oleh pria lain membuatku terbakar oleh api  cemburu. Bagaimana aku tidak marah bagaimana aku tidak cemburu kemarin aku berusaha mengajak lena untuk berkencan tapi dia menolak dengan alasan pekerjaannya. 

Sekarang aku malah menemukannya berdansa meliuk liukkan tubuhnya dengan pria lain.  Aku masih dapat menerima penolakan lena tentang ajakan kencannya karena aku tidak ingin terburu buru memaksa lena untuk menerima cintaku, tapi aku sungguh tidak bisa mentolerir sikapnya malam ini. Entah ini memang kebetulan atau Tuhan sedang berusaha membukakan jalan untukku. 

 Seharusnya aku mengajak lena kerumah hutanku menikmati akhir pekan disana bersama. Aku akan  menyiapkan kencan kami jika dia tidak menolaknya kemarin. Mengajak memancing bersama, barbeque, serta menikmati wine didepan perapian.  Tujuanku tak lain untuk membuatnya perlahan jatuh cinta padaku. Ya tapi itu rencanaku kemarin sebelum lena menolaknya.

seperti kebiasaanku setiap akhir pekan aku akan menghabiskan waktu di rumah hutan peninggalan orang tuaku, tapi saat lena kemarin menolak ajakan kencanku Dirga temanku menghubungiku untuk mengajak minum di sebuah club malam di kota sidney. Aku mengiyakan ajakannya untuk melupakan rasa kesalku pada lena  karena menolak ajakan kencanku.  karena dari itu kenapa aku bisa sampai menemukan lena di club sama yang aku datangi bersama dirga. 

Bukannya senang aku bisa bertemu dengannya di club tadi tapi malah dia menambah emosiku. Persetan dengan semua ini aku langsung menghajar pria brengsek yang telah berani mencium gadisku dia milikku dan hanya aku yang boleh menyentuhnya.  

lena masih berteriak berusaha melepaskan gengamanku dari pergelangan tangannya, aku sama sekali tidak terpengaruh. Menariknya keluar dari club malam sampai masuk ke mobil dan meluncurkan mobilku dengan cepat menuju penthouseku. Sampai di penthouse aku menarik kasar masuk kedalam hingga dia hampir terjatuh.

"apa kau kehilangan akalmu warasmu sweetheart?" tanyaku marah sambil menatapnya tajam dengan nafas kami yang memburu.

"apa kau lebih menyukai berhubungan dengan pria brengsek seperti tadi?" cecarku lagi.

"apa maksudmu mengatakan seperti itu? "
"dan satu hal lagi ini semua sama sekali tidak ada urusnnya denganmu" balasnya sama dengan nafas memburu.

"tidak ada urusannya denganku?"

sambil meremas rambut kasar  aku mendekatinya menarik pinggangya menempel pada tubuhku. Tanganku naik  menangkupkan kedua sisi pipinya dengan kasar dan bibirnya terlihat seperti bibir ikan. 

"akan kubuat ini menjadi urusanku sayang, kau harus ingat ini!" 

Seketika aku melumat bibirnya kasar, memberangus dengan serakah seolah takut akan habis dan tidak kebagian.  Menjejalkan lidahku kedalam mulutnya untuk memancing gairahnya. Dia tidak membalas ciumanku mataku terpejam merasakan setiap inci rasa bibirnya. aku memagut bibir atas bawahnya menjilati setiap permukaanya tanganku berpindah menarik tengkuknya memperdalam ciumanku.

Dia tetap keras kepala sama sekali tidak mebalas ciumanku, Aku menggigit lagi bibir bawahnya kemudian kutarik lepas,  kembali melumatnya dengan kasar mencecapnya sampai terdengar bunyi cecapan nyaring. Mungkin bibirnya akan bengkak dengan ciuman kasarku tapi  Aku sama sekali tidak peduli lagi dengan rintihannya. Emosiku terlanjur menguap dengan tergesa gesa ciumanku turun kelehernya menjilati lehernya yang putih mulus menhisapnya sampai bercak merah terlihat jelas beralih ke telingan menggigit menjilat lagi telinganya. 

Mahdalena  "you are mine only, everything in you is mine"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang