BAB 6 bertemu william

13 4 2
                                    

Part ini mengandung unsur sangat dewasa dan apa yang terjadi tolong untuk tidak patut dicontoh

Yang masih melek aja

Selamat membaca

***

"Tolong ambilkan jarum!" perintah meghan padaku.

"apa kita perlu mengurangi sisi bagian pinggang?" tanyanya padaku lagi sambil memegangi kerutan gaun sebelah pinggang kiri kanan. 
Aku hanya mengangguk setuju.

"kurasa dietmu sukses baby, kau menurunkan berapa kilo sebulan ini?" tanya meghan pada sang diva. 

"Ah meghan kau terlalu memuji" jawab sang diva dengan tersenyum cantik.

Malam ini aku berada di ruang wardrobe studio salah satu stasiun tv swasta yang terkenal di Sidney. Seperti yang sudah kukatakan pada abian bahwa malam ini aku ada pekerjaan dengan meghan. aku menyerahkan beberapa jarum kepada meghan, kemudian meghan menusukan ke lipatan kerutan gaun sang diva. 
Dan tara....  meghan sungguh menakjubkan seketika gaun yang dipakai sang diva yang tadinya kedodoran tampak begitu pas di badan sang diva.

"kau memang andalanku meghan!" ucapnya didepan cermin dan tersenyum puas.

"Dan kau juga sayang!" mengedipkan matanya ke arahku.

setelah urusan gaun selesai sang diva menuju make up artis, untuk memperbaiki tatanan make upnya lagi.  Aku melihat jam di pergelangan tanganku sudah jam 00.30 ini gaun terakhir sang diva,  karena dia akan tampil menyanyikan lagu sebelum acara berakhir. pekerjaan kami sudah selesai, tinggal merapikan barang barang kami. Meghan merangkulkan tangannya ke pinggangku saat aku menata gaun gaun pada wardrobe untuk ku pilihi mana yang sudah terpakai. 

"Kenapa kau tidak pergi berkencan saja" tanya meghan heran.

mengernyitkan keningku "apa maksudmu meghan?" tanyaku balik padanya.

"Bukankah harusnya kau ada kencan dengan Abian?" tanya lagi.

"kalau aku pergi berkencan bagaimana dengan dirimu?"

" apa kau bisa bekerja tanpa diriku? jawabku dengan santai.

"kau memang terbaik sayang, tapi jika tadi kau memilih pergi berkencan sungguh aku tidak keberatan", jawabnya lagi dengan menyengir.

"Ya lalu aku akan kehilangan bayaranku yang fantastis untuk malam ini?"

"Ayolah jangan begitu lena sekali pergilah berkencan, aku takut kau akan menjadi perawan terus menerus kalau kau terus disampingku? meghan terkikik geli.

aku memutarkan mataku " apa kau lupa cicilan apartementku?" balasku.

"apa kau juga lupa kalau pacarmu abian orang yang sanggup melunasi apartementmu bahkan kurasa dia sanggup membelikanmu apartement yang lain", ucap meghan lagi sekarang tidak lagi merangkul pinggangku tapi bersidekap dengan tatapan matanya yang penuh tanya ke arahku.

Aku menghela nafas " meghan dengarkan aku, abian dan aku tidak seistimewa itu maksudku kami hanya orang asing yang tidak sengaja bertemu", jelasku pada meghan.

"dan lagi... apa kau gila bagaimana mungkin kau bisa berpikiran kalau dia akan membayar cicilan apartemenku?" 

"bahkan jika aku menjadi kekasihnya sekalipun aku tidak mau dia melakukan itu padaku",  ucapku lagi.

"terserah kau saja lena, apapun yang kau katakan" sambil membantuku memberesi tas tas wardrobe.

"yang jelas aku akan selalu mendukungmu, aku tidak ingin kau menjadi perawan selamanya setidaknya meski tidak memakai perasaan kau harus mencobanya sekali kali". ucap meghan lagi.

Mahdalena  "you are mine only, everything in you is mine"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang