Bab 8 Pil aspirin

11 4 1
                                    

Selesai membersihkan tubuhnya yang lengket dan bau minuman serta asap rokok sekarang lena berada di ruang wardrobe milik abian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selesai membersihkan tubuhnya yang lengket dan bau minuman serta asap rokok sekarang lena berada di ruang wardrobe milik abian. Mencari sesuatu yang nyaman untuk dikenakan saat tidur.  Dia mengambil salah satu kemeja putih untuk dia kenakan,l  sambil melihat di cermin dia memeluk tubuhnya sendiri mengingat perlakuan abian tadi saat marah. Lena menyentuh payudaranya remasan tangan abian masih terasa nyeri memejamkan matanya  bergumam 

"sebenarnya apa yang kau inginkan dariku abian?" sambil menggigit bibirnya.

Keluar dari kamar mandi lena  dikejutkan oleh sosok pria yang di takutinya sudah  duduk ditepi ranjang. Diapun sama terkejutnya dengan lena kembali menatap lena  dengan mata hijaunya tanpa berkedip sedikitpun. "Sial....dia sangat menggoda" abian menggeram  lirih mencoba mengalihkan  otaknya yang kotor untuk tidak menyeret lena ke ranjangnya.

Menghela nafas dalam berusaha tersenyum normal tanpa mengalihkan tatapanya ke arah lena. Bagaimana abian bisa menahan hasratnya lena tampak sangat memepesona saat keluar dari kamar mandi dengan kemeja putih kebesaran milik abian. Ditambah dengan rambutnya yang terurai agak berantakan dan sedikit basah mungkin terkena air saat dia membasuh wajahnya.

 "Lenaku memang sangat cantik dan dia hanya milikku tak sabar rasanya ingin  segera memilikinya menghujamkan milikku dalam kedalam tubuhnya yang hangat".  bisikku dalam hati.  Aku harus menahannya biarlah malam ini  cukup dengan berfantasi tentangnya.

***

Suasana dalam kamar yang temaram karena lampu yang memang tidak menyala dari kami masuk tadi hanya lampu tidur dekat ranjang saja yang menyala. Masih dengan tatapan matanya mengunci diriku, aku hanya berdiri didepan pintu kamar mandi berdiam diri takut untuk berbicara padanya.

"Kemarilah!" Akhirnya abian membuka suara terkebih dahulu.
Aku hanya diam di tempat tidak membalas.

Sambil menepuk kasur disampingnya dia kembali berkata "kemarilah sweet heart!  apa kau akan tetap berdiri disana?" 

Perlahan aku berjalan menuju ke arahnya, berhenti mematung tepat didepannya.  Menarik tanganku untuk menyuruh duduk disampingnya mengambil air di nakas dan sebutir pil untuk diberikannya padaku.

"Minum" Titahnya padaku.

Aku hanya menatapnya ragu " kalau kau takut padaku dan berpikir buruk tentangku hilangkan segera dari orak cantikmu ini" ucapnya lagi sambil menyentuh pelipisku.

"Ini adalah aspirin, cepat minumlah!"
"Atau kau perlu bantuanku untuk meminumnya" terkekeh geli.
Sungguh senyumnya sangat tampan, buru buru aku mengambil dari tangannya terus langsung kutelan pil itu.

"Terima kasih" akhirnya bibirku bisa mengatakannya.

"Untuk?" Balas abian.

" Untuk malam ini, kau menolongku lagi" balasku sambil menunduk malu karena matanya yang tak lepas terus menatapku.

Mahdalena  "you are mine only, everything in you is mine"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang