Hari ini Mikey naik kelas 5 sd, bel sudah berbunyi nyaring, menandakan sekolah telah selesai. Mikey berjalan pulang, melewati SD 5. Ia berjalan seperti biasanya, kepalanya yang selalu terangkat, tidak pernah turun barangkali sedetikpun, itulah Mikey, yang selalu angkuh. Kedua tangannya ia masukkan kedalam saku celana, jaket hitam yang membalut tubuh mungilnya, lalu tusuk permen yang kentara dimulutnya, hal itu mendukung Mikey untuk terlihat sangat keren. Mikey tetep berjalan dengan tenang melewati gedung-gedung SD 5, padahal banyak pasang mata memandanginya, Mikey sudah terbiasa. Mikey berjalan melewati gang kecil yang berada disamping SD 5, karena bengkel Kakaknya berada tidak jauh di belakang gedung SD 5. Mikey mengerutkan alisnya, kala mendengar sesuatu, ia berjalan kearah belakang gedung karena ia yakin suaranya berasal dari sana."Brengsek lo bocah?!! Sudah gue bilang bawa Mikey kesini!!! Kalau gak bisa, lo tau resikonya kan?!!" Teriak seseorang. Mikey yang namanya disebut merasa terpanggil. Disana dibawah tembok pagar belakang SD 5, seorang siswa dengan rambut pirang yang hanya melingkari setengah kepalanya, dan tato naga dibagian kulit kepalanya yang tanpa rambut, tengah berhadapan dengan 7 orang anak SMP sekaligus. Anak itu terlihat susah payah menghadapi tujuh orang itu. Mikey dengan heran mengeluarkan permennya dari mulut.
"Kenchin," lirihnya, kemudian memasukkan permennya kembali. Ia kembali memasukkan tangannya kedalam saku celana dan menatap anak-anak SMP itu. Mikey benar-benar hanya memperhatikan dengan ekspresi datar, ini sudah lima belas menit namun anak yang dikeroyok masih mampu bertahan, meski dapat Mikey lihat dengan jelas bahwa anak itu sudah kelelahan. Diantara tujuh senior itu, dua senior tiba-tiba berlari kearah belakang anak yang Mikey sebut Kenchin, mungkin anak itu sudah lelah, hingga tidak menyadari gerakan keduan seniornya. Dua senior mengambil kesempatan itu, memukul kepala anak bertato naga dengan kayu, hingga anak itu jatuh tersungkur ke tanah. Kemudian dua senior itu mengunci tangannya, memaksa anak itu untuk berdiri, padahal kesadarannya diambang batas. Kepala belakangnyapun terus mengucur mengeluarkan cairan merah.
"Draken, lo benar-benar pengen banget main sama gue?" Tanya Shion pada anak yang disebut Draken. Draken tidak mampu menjawab, suaranya hanya berhenti ditenggorokan. Tangan Shion menengadah ke samping, kepada anak buahnya, tengah meminta sesuatu. Maka saat itu, anak buahnya memberikan Shion sebuah tongkat baseball, ia mengetuk-ngetukkan tongkatnya ke tangan, kemudian ia maju satu langkah mendekati Draken. Ia tertawa puas, mengangkat tongkatnya tinggi-tinggi. Mikey dengan cepat membuang permennya, ia berlari dan langsung menendang perut Shion kurang dari 10 detik. Mikey mendarat di tanah dengan sempurna, kemudian ia memasukkan tangannya kembali ke sakunya, ia kembali menjadi dirinya yang angkuh. Mikey berjalan mendekati Shion, lalu menjambak rambut Shion dengan kasar, membuatnya mau tak mau harus berdiri. Tinggi Mikey hanya sebahu Shion, membuat Mikey tidak dapat melihat wajah Shion. Mikey sendiri tak sudi jika harus mendongak hanya untuk melihat wajah bajingan itu, maka saat ini Mikey hanya dapat menatap bahu Shion datar. Tiba-tiba Mikey mengayunkan kaki kirinya keatas, mengenai tepat di rahang Shion, membuat Shion terjungkal kebelakang dengan darah memenuhi mukanya.
"Hah?!! Apa-apaan ini?!! Dia bahkan tidak melihat wajah Shion, tapi tendangannya tepat sasaran, apalagi dengan kakinya yang pendek itu!! Kaki pendeknya bisa melayang setinggi itu!! Siapa dia?!!" Draken membatin. Melihat tubuh mungil Mikey membuat Draken tak yakin bahwa Mikey benar-benar melakukannya. Lagi-lagi Mikey, memasukkan tangannya kedalam saku celana, ia berdiri di tengah-tengah senior yang duduk tak berdaya.
"Bilang ke gue kenapa? Kenapa kalian nyebut nama gue? Kenalin Gue Mikey dari SD 7, Ada masalah apa sama gue?" Tanya Mikey. Tidak ada jawaban, mereka terlihat tak percaya. Mikey membaca name-tag sang ketua. Shion Ryuichi.
"Oh jadi lo Shion? Yang katanya terkuat di SMP 4? Sayang sekali jagoan mereka selemah ini," kata Mikey.
"Shion gue gak nyangka, lo sepengecut ini. Ngelawan anak SD, bawa pasukan, bawa senjata, cihh," lanjutnya. Mikey berjalan mendekati Shion yang terduduk, kemudian ia ikut duduk mensejajarkan posisinya dengan Shion. Mikey menepuk bahu Shion dua kali, kemudian Mikey menunjuk Draken, membuat Shion menatap Drakan.
"Temen gue." Jelas Mikey yang masih menunjuk Draken.
"Sekali lagi lo nyentuh dia, jangan harap lo bisa lihat wajah ganteng gue," kata Mikey serius, ia menepuk pundak Shion lagi sebelum akhirnya berdiri. Mikey berjalan mendekati Draken, kemudian Mikey duduk, mengusap sedikit darah yang keluar dari pelipis Draken akibat pengeroyokan tadi.
"M-mi-mikey?" lirih Draken, karena ini baru pertama kalinya ia melihat Mikey. Draken gugup, Mikey mengusap pelipisnya dengan lembut, dan wajahnya terlalu dekat, Draken saja dapat merasakan nafas Mikey menyapu pipinya, mana anak ini cowo tapi cantik.
"Kenchin, gapapa?" Tanya Mikey. Draken mengerutkan alisnya.
"Draken. Nama gue Draken?"
"Kenchin, ayo kita obati lukanya. Di sana bengkel Bang Shin, ayo," ajak Mikey.
"Tapi nama gue, Draken," ucap Draken sekali lagi. Mikey membalik posisi duduknya, kemudian ia menepuk-nepuk punggungnya.
"Ayo, Kenchin." ucap Mikey. Draken memutarkan bola matanya jengah. Ia akhirnya memilih naik kepunggung kecil Mikey, entahlah Draken sendiri tidak yakin bahwa Mikey kuat membawanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lil Gangster (DRAKEN X MIKEY) DRAKEY
Hành động🚫PERHATIAN🚫 🚫KARAKTER DALAM CERITA BUKAN MILIK SAYA, SAYA HANYA MENYALURKAN RASA INGIN MENULIS SAYA MELALUI KARAKTER INI, DAN MUNGKIN ADA BEBERAPA BAGIAN YANG BAKALAN MIRIP DI ANIME NYA ATAU MANGANYA, TAPI SAYA TAMBAHIN ATAU SAYA KURANGIN.🚫 Sano...