Mikey mendecak sebal, di suasana kelas yang saat ini sedang tegang karena ujian dadakan, malah terganggu suara derapan langkah kaki yang semakin lama suaranya semakain keras.
"Anjing berisikk!!" Desis Mikey. Andai saja Draken hari ini duduk di sampingnya, ia tak perlu terlalu keras berpikir dan tinggal mencontek saja. Ya meskipun Draken sendiri tidak pandai, tapi selama bersama Kenchin ngga naik kelas juga gapapa, gitu sih katanya. Sayangnya hari ini anak itu sedang absen.
Brakkkk
Suara pintu terbuka bersamaan dengan hilangnya suara langkah Kaki. Chifuyu membuka pintu itu dengan tidak hati-hati. Terlihat peluh di pelipisnya, nafasnya juga masih tersenggal-senggal. Semua anggota Toman yang berada di kelas itu seketika merubah raut wajah menjadi khawatir, terutama Baji, pria itu sudah berdiri sekarang.
"Chifuyuu, kenapa?" Tanya Baji. Chifuyu belum menjawab, masih mengatur nafasnya.
"Heyy kamu!!! Tidak tau aturan masuk kelas orang yaa?!! Mana sopan santunnya?!! Kamu juga Baji!!!" Teriak Bu guru. Chifuyu berlari kecil mendekati guru itu, membungkukan punggungnya tanpa berkata apa-apa, dan dengan segera matanya menyapu jajaran anak di kelas. Begitu melihat keberadaan Mikey, Chifuyu berlari ke arah Mikey.
"Kak," panggil Chifuyu.
"Kak Mikey!!" Ulangnya ketika benar-benar sampai di samping meja Mikey.
"Puy lo gapapa?" Mikey menatap Chifuyu khawatir. Chifuyu menelan ludahnya susah payah dan mengangguk.
"Aku gapapa, Kak! Bang Draken, Kak!!" Seketika Mikey berdiri.
"Kenchin kenapa?!!!" Saat mata Chifuyu bertubrukan dengan jelaga hitam Manjiro, Chifuyu jadi bingung mau menjelaskan bagaimana.
"Shion." Jawab Chifuyu. Maka saat itu tangan Mikey terkepal.
"Dimana?"
"Belakang gedung fakultasnya Shion,"
"Makasih, Puy."
Detik itu juga Mikey ngibrit keluar kelas, tidak peduli bahwa Bu Guru memanggil namanya dan menyebutnya tidak sopan berulang kali.
***
Di sana terlihat tubuh Draken yang sudah tidak berdaya. Setelah sekian lama, hari ini Shion kembali mengeroyoknya. Shion saat itu menindih tubuh Draken dan terus memukuli wajah Draken, darah ada di mana-mana karena Shion memasang barnekel di jari-jarinya.
"Ternyata lo nggak pernah berubah." Suara Mikey muncul dari balik tembok. Shion otomatis menghentikan aksinya, ia dengan perlahan bangkit. Dengan cepat ia memukul rahang Mikey, dan kejadian yang tiba-tiba seperti itu tidak dapat Mikey hindari.
"Lo yang nggak pernah berubah. Ngapain lo? Mau ikut campur lagi?" Tanya Shion.
"NGAPAIN PADA DIEM?!! SERANG GOBLOK!!" teriak Shion pada anak buahnya. Dengan gerakan cepat puluhan anak itu datang memukul Mikey dari banyak sisi. Mikey jago berantem, tidak perlu diragukan lagi, tapi tetap saja satu dua pukulan masih bisa melayang di badan mungilnya. Shion memilih tidak menyerang ia hanya memperhatikan dengan senyuman yang menurut Mikey terlihat menjijikkan. Alih-alih mendekati Mikey, Shion justru berjalan mendekati Draken yang tergeletak di tanah sedikit lembab itu. Pergerakan Shion tertangkap oleh mata Mikey, ia tahu bahwa orang gila itu akan berbuat seuatu pada Draken. Ia mulai tidak tenang dan mulai mengambil tindakan ceroboh.
"SHION!! JANGAN BERANI-BERANINYA LO SENTUH DIA!!" teriak Mikey kala Shion mengeluarkan cutter dari saku celananya. Shion hanya menatap Mikey, alisnya terangkat sebelah begitu juga bibirnya yang dibuat tersenyum miring, karena di sana salah satu anak buahnya berhasil memukul perut Mikey. Jadi begitu rupanya, kelengahan Mikey adalah saat Draken berada dalam bahaya, Shion menyadarinya. Maka dengan cepat ia mendekatkan cutter itu pada leher Draken, membuat lagi-lagi anak buahnya berhasil memukul dada Mikey.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lil Gangster (DRAKEN X MIKEY) DRAKEY
Akcja🚫PERHATIAN🚫 🚫KARAKTER DALAM CERITA BUKAN MILIK SAYA, SAYA HANYA MENYALURKAN RASA INGIN MENULIS SAYA MELALUI KARAKTER INI, DAN MUNGKIN ADA BEBERAPA BAGIAN YANG BAKALAN MIRIP DI ANIME NYA ATAU MANGANYA, TAPI SAYA TAMBAHIN ATAU SAYA KURANGIN.🚫 Sano...