***
"Gak apa-apa. Bukan salah kamu, Kak." Ujar Chifuyu. Ia memeluk Mikey, mengelus sabar punggung anak yang sudah Chifuyu anggap sebagai kakaknya. Mikey menghapus air matanya. Ia menatap Chifuyu, lalu tersenyum.
"Chifuyu, apapun keputusan gue setelah ini, gue harap lo gak kecewa sama gue."
"Maksud lo apa, Kak?" Chifuyu bertanya, matanya memanas. Chifuyu tidak tau apa yang akan dilakukan Mikey, tapi pernyataan seperti itu jelas bukan kabar baik. Lagi-lagi Mikey tersenyum, ia menepuk lengan Chifuyu kemudian berdiri.
"Bilangin ke Kak Baji ya, Puy. Suruh kumpulin anak Toman di belakang rumah sakit, bilangin gue yang nyuruh. Gue masuk bentar, mau liat Emma."
***
Chifuyu sudah memanggil Baji, ia menjelaskan apa yang diminta oleh Mikey. Saat ini semua pendiri Toman berdiri di depan kamar inap Emma."Kak, kasih izin lah, Mikey cuma mau lihat Emma." Ujar Baji. Shinichiro hanya diam saja. Sedari tadi, Mikey tidak diizinkan untuk sekedar melihat Emma. Tidak hanya oleh Shinichiro, tapi juga Izana, dan Draken. Mereka semua belum mengizinkan Mikey bertemu Emma. Hingga saat ini, Mikey kehabisan kesabaran.
"Lo semua pada kenapa sih?? Gue udah gak peduli, ya!! gue juga kakaknya Emma. Minggir, gue mau liat adek gue!!" Mikey mendorong Izana yang sedikit menghalangi jalannya. Baru saja tangannya menyentuh gagang pintu, Draken dengan kasar mendorong Mikey. Anak itu badannya kecil, ringan sekali, di dorong sedikit saja dia terjatuh.
"LO JANGAN KASAR BANGSAT!!" Maki Kazutora.
"Jangan keras kepala. Sekali aja abang minta jangan egois. Kasian Emma, Mai." Ujar Shinichiro. Kazutora geleng-geleng kepala, tak habis pikir dengan apa yang terjadi di hadapannya. Apanya yang egois? Ia berjalan, berjongkok di samping Mikey hendak menolong anak itu. Tangan Kazutora di tepis oleh Mikey. Kazutora pada awalnya mengerutkan keningnya, namun tak lama dari itu matanya membulat sempurna. Ia menyadarinya, dalam menunduknya Sano Manjiro, beberapa bulir air menetas dari matanya, membuat genangan kecil di lantai. Mikey mendongak dengan wajahnya yang basah. Semua orang diam seketika, air mata Sano Manjiro itu bagaikan momok buat mereka. Manjiro tidak pernah menangis, seharusnya begitu.
"Aku mohon. Izinin aku, ya?" Pinta Manjiro.
"Bediri, Manjiro!!" Tegur Izana. Mikey menggeleng cepat.
"Gak usah drama, Mai. Lo cowok, jangan nangis terus kerjaanya." Sinis Draken. Jujur saja, saat mengatakan kalimat seperti itu hati Draken rasanya perih. Draken sebenarnya tidak pernah suka pada situasi seperti ini. Manjiro, dia bukan orang yang suka memelas pada orang lain.
"Salah aku, semuanya salah aku. Aku tau,"
"Harusnya gak gini kalo dari awal aku gak berusaha jadi jagoan. Gak merasa jadi yang paling bisa melindungi kalian."
"Aku salah, Bang." Mikey dalam duduknya mendongak menatap Shinichiro.
"Aku salah, Kak Izana, aku tahu." Matanya beralih menatap Izana. Izana mati-matian menahan dirinya untuk tidak menangis, ia tahu Manjiro sangat kacau, tapi Izana tidak tahu apa yang harus dilakukan dalam situasi seperti ini. Dan pada akhirnya, tatapan Mikey beralih pada Draken. Draken menelan susah ludahnya.
"Semua salah aku, Kenchin. Harusnya dari awal aku nurut sama kamu." Hening. Sangat hening. Manjiro sekali lagi menatap tiga orang itu satu persatu. Entah apa yang dilakukan anak, anak itu merangkak mendekati ketiganya. Ketika sampai di hadapan mereka, lagi-lagi anak itu mendongak. Dengan air mata yang sedari tadi tumpah dari matanya, anak itu menggigit bibirnya demi menahan isakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lil Gangster (DRAKEN X MIKEY) DRAKEY
Action🚫PERHATIAN🚫 🚫KARAKTER DALAM CERITA BUKAN MILIK SAYA, SAYA HANYA MENYALURKAN RASA INGIN MENULIS SAYA MELALUI KARAKTER INI, DAN MUNGKIN ADA BEBERAPA BAGIAN YANG BAKALAN MIRIP DI ANIME NYA ATAU MANGANYA, TAPI SAYA TAMBAHIN ATAU SAYA KURANGIN.🚫 Sano...