Bagian 13

10 1 0
                                    

"Lo suka kan sama Lita"

Satya menoleh mendengarnya pertanyaan yang lebih terdengar sebagai pernyataan. Pelakunya ada Gilang.

Sepulang sekolah Jay mengajak Gilang untuk ikut gabung dalam timnya, awalnya tentu saja dia tidak mau, tapi karena lirikan tajam dari Satya akhirnya Gilang setuju. Lengkap sudah tim basket sekolah. Yah walaupun ada beberapa yang tidak berpengalaman setidaknya Jay masih punya waktu untuk memberi mereka pelatihan.

Hampir satu jam mereka berjemur di wajah matahari, kini semuanya duduk lesehan meluruskan kaki sambil meneguk minuman masing-masing.

Gilang masih menunggu perkataan yang akan Satya keluarkan. Bukannya menjawab, Satya justru menghela nafas menatap ke depan sambil meneguk air mineralnya.

Decakan kesal terdengar dari Gilang. Pria ini menggeser sedikit bokongnya untuk lebih dekat ke arah Satya.

"Gue juga cowok, lo gak bisa bohong" ujarnya.

Gilang dan Satya memang sedikit memisahkan diri dari yang lainnya, karena mereka belum terlalu kenal dekat dengan orang-orang itu.

"Lo suka Lita kan?" Gila masih berusaha mendapatkan jawaban yang dia inginkan.

Kali ini Satya mengubah posisi duduknya menatap Gilang malas. Cerewet sekali pria ini.

"Hm"

"Hm apa?! Iya atau enggak?"

"Hm"

Balasan Satya yang ambigu membuat Gilang geram.

"Iya atau enggak?!!"

Satya kembali pada posisi awalnya. Sebenarnya dia juga tidak yakin pada hatinya, itu sebabnya dia garu menjawab.

"Iya" jawaban akhir.

Gilang menjentikkan jari semangat. Dia tahu kalau 'iya' akan menjadi jawaban Satya. Sudah lama sekali Gilang geram melihat gelagat Satya dan Lita yang ribut setiap hari.

"Kenapa lo gak bilang langsung bego?! Lo gak liat si Arsan? Tuh cowok keliatan banget pengen jadi penghalang lo. Gimana sih lo, jangan bilang kalo lo gak berani nembak Lita? Cowok bukan sih?!" Gilang mengeluarkan semua ekspresinya.

"Lo suka kan sama Lala" kini saatnya Satya memojokkan Gilang.

Semangatnya langsung hilang. Matanya terlihat kikuk karena sepertinya Satya juga tahu apa yang ada di hatinya.

"Enggak tuh"

Satya, menyeringai. "Selain lo siapa lagi yang baka jadi admin dari Instagram ini" Satya menyodorkan ponsel yang layarnya sudah terbuka dan memperlihatkan salah satu akun Instagram dengan id @lveisla maksud dari id itu adalah 'love is Lala'.

Gilang melotot bukan main. Sial, pria ini memang tahu segalanya. Akun yang dia kelola sejak masuk SMA dan tidak pernah ada yang tahu kini terbongkar dengan mudahnya. Semua isi akun itu tidak lain adalah foto Lala dari awal masuk. Wajah Lala yang dulu terlihat lugu hingga saat ini tertata rapih dalam akun itu. Terlalu rinci hingga orang-orang bisa melihat perubahan wajah Lala dari tahun lalu. Mungkin Lala juga bisa recreate foto dulunya dan sekarang.

"Lo kan pemilik akun ini? Kalo lo bilang enggak atau bukan gua tonjok lo"

Kata-kata Satya benar-benar membuat Gilang tidak bisa berbohong. Ah, sudahlah mengaku juga tidak papa kan? Lagi pun dia mengaku pada Satya bukan orang lain, jadi tenang saja, Satya adalah tempat rahasia yang aman.

Gilang menghela nafas kalah. "Iya itu gue. Gue suka sma Lala dari dulu"

"Kenapa lo gak bilang langsung bego? Jangan bilang lo gak berani nembak Lala? Cowok bukan sih?!" Satya mengulang ucapan Gilang.

Kambing Alien [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang