Bagian 10

18 1 0
                                    

Happy reading!
.

Kelas berjalan sepi tanpa kehadiran Lita. Lala seolah kehilangan teman karibnya, sedangkan Satya, menggenggam pensil kuat dengan tatapan panas. Otaknya masih teringat hal yang membuat hatinya sempat sesak. Semakin lama pensil yang dia tancapkan pada buku tulis akhirnya patah. Buku yang harusnya diisi dengan materi pelajaran saat ini, justru menjadi ladang coret-coretan.

Di ruang UKS ada Arsan yang duduk di samping ranjang pasien. Menatap Lita sambil memegang erat tangannya. Hatinya sempat khawatir mendengar Suster bilang kalau Lita olahraga berlebihan hingga membuatnya sesak nafas dan dehidrasi dan jika berlanjut seperti ini terus dia akan mengalami syndrome overtraining. Gejala ini meliputi perubahan pola makan, nyeri otot stres, penurunan performa, hingga mengalami gangguan tidur. Tapi untunglah keadaannya tidak terlalu parah seperti itu karena ini kali pertamanya. Lita hanya perlu istirahat yang cukup untuk mengembalikan keadaan tubuh setelah itu dia bisa kembali normal.

Setelah menunggu hampir dua menit, mata Lita akhirnya terbuka. Pandangan pertamanya adalah langit-langit UKS, lalu setelahnya di alihkan menatap Arsan.

Lita mendapati Arsan yang menegang tangannya sambil menundukkan kepala. Dia sedikit tertegun melihat jarinya di genggaman seorang pria untuk pertama kalinya, setelah Satya.

"Kak Arsan" panggil Lita.

Arsan mengangkat kepala, melihat wajah Lita yang masih sedikit pucat.

"Gimana? Badannya udah enakan?" Arsan yang langsung khawatir.

Lita terkekeh kecil, lucu sekali melihat wajah khawatir Arsan. "Enggak papa" jawabnya.

Arsan melepaskan genggaman ini dan beralih mengambil kantong plastik hitam yang tergeletak di atas meja samping ranjang.

"Suster Anna kasih roti. Ayo makan dulu" kata Arsan, sambil membantu Lita menyandarkan punggung di bantal yang sudah Arsan tegakkan.

Roti slay strawberry Arsan keluaran bersamaan dengan susu yang juga rasa strawberry.

Oh, bagaimana bisa Suster Anna tahu hal yang menjadi favorit Lita? Atau mungkin hanya sebuah kebetulan.

Lita melahap roti itu dibantu Arsan yang menyuapi. Sambil mengunyah dan melirik ke arah susu strawberry, otaknya teringat akan satu hal. Entah itu benar atau tidaknya pemikiran Lita, dia pun tidak tahu. Yang jelas bayangan seseorang masih mengambang dalam pikiran begitu Lita melihat susu strawberry.

"Kak Arsan kenapa nggak balik ke kelas?" pertanyaan yang dari tadi ingin Lita ajukan.

"Gue udah izin sama guru mau jagain lo" jawab Arsan.

"Kenapa?" Lita, balas menatap Arsan.

Sebelum menjawab, Arsan melipat bibir, sedikit ragu.

"Karena lo lebih penting" akhirnya Arsan beritahu juga.

Saat itu, detik itu juga seolah jantung Lita berhenti. Tidak percaya mendengar hal ini langsung di depan wajahnya. Meskipun maknanya masih ambigu tapi tetap bisa mendebarkan hati.

Senyuman kecil terlihat dibibir Lita.

"Kak Arsan" panggilnya lagi.

Kambing Alien [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang