Bagian 12

10 0 0
                                    

Happy reading
.

Hari itu tepatnya tahun 2017

Arsan tidak berasal dari keluarga sultan yang kaya raya. Semua yang pernah Arsan dan keluarganya miliki adalah hasil kerja keras. Hidup memaksanya untuk menjadi pribadi tegas.

Maksud dari kata 'tegas' di sini adalah tegas pada diri sendiri. Beli lah sesuatu disaat memang itu perlu dan cukup simpan uang yang ada hari ini untuk hari esok. Jangan biarkan trend fashion dikalangan anak muda mengendalikan diri.

Titik terendah saat ini sedang ia rasakan, hingga Arsan memutuskan untuk kerja sampingan setelah pulang sekolah. Selepas dari tugas utamanya dan bakti pada sekolah, Arsan juga bekerja di sebuah kafe sederhana tak jauh dari sekolah.

Rasa malu? Apa itu? Yang penting dia harus mendapatkan uang untuk melunasi tunggakan sekolah.

Hari itu saat hendak berangkat ke sekolah sebuah kegaduhan terjadi begitu seorang pria jangkung berlari cepat melewatinya. Seorang penjambret mencoba kabur dan baru saja melintasi Arsan. Suara orang-orang dari belakang sungguh mengganggu. Arsan menarik satu headset nya dan menoleh.

"Jambret itu jambret!!!"

Begitu teriakan itu terdengar jelas Arsan terkejut bukan main. Jadi yang tadi melewatinya itu adalah jambret.

Di saat badannya masih membeku seorang gadis tas pink dengan gantungan alpukat melintas bagai angin-melewatinya begitu saja. Belum sempat melihat wajahnya, tapi jika di lihat dari pakaiannya seperti dia gadis SMP.

Tidak tahu bahaya apa yang menunggu di depan sana, gadis ini tak ragu untuk terus mengayunkan kaki mengejar jambret.

Betapa beraninya dia berada di paling depan dikala semua orang masih berada di belakangnya. Ya gadis ini bahkan menjadi satu-satunya yang jaraknya dekat dengan jambret itu. Tinggal beberapa langkah lagi harusnya dia bisa meraih jaket hitamnya, tapi sayang saat berharga itu harus terlewat karena dirinya hampir hilang keseimbangan.

Tak jauh dari diri Arsan berdiri, gadis ini berhenti sejenak mengambil batu bata yang tergeletak. Lalu tanpa jeda dia melemparkan ke arah jambret itu.

Arsan masih bisa melihat dengan jelas adegan memegang ini.

Bukk!

Tepat sasaran.
Jambret itu tersungkur begitu batu bata merah ini mengenai tepat bahunya dengan keras.

Beberapa warga yang berada di dekat jambret itu langsung menghampirinya. Memegangi dengan kuat agar tidak ada kesempatan bagi jambret untuk kabur lagi.

Gadis ini mengibas rambutnya bangga, seolah dia baru saja menyelamatkan dunia. Dia berjalan mendekati jambret. Menatap jambret itu sebentar dengan mengintimidasi, tak lupa juga dengan senyum menyeringai. Gadis ini mengambil tas hitam milik sang ibu di ujung jalan sana yang sedang menunggu sambil menangis.

Setelah mendapat tujuannya gadis ini berbalik badan berjalan kembali melewati Arsan yang masih terpaku. Bahkan seorang anak SMP bisa mengalahkan jambret.

Jambret itu dibawa ke pihak berwajib sedangkan gadis itu hilang entah kemana.

Sampai di sekolah Arsan langsung bersiap dengan anggotanya untuk menyambut murid baru. Dari banyaknya murid baru tahun ini seorang siswa bernama Tio mengambil perhatian Arsan. Melihat bagaimana Tio memimpin anggota timnya untuk menyelesaikan tugas yang di berikan anggota osis, Arsan sudah melihat jiwa kepemimpinan Tio yang akan menggantikan posisinya.

Kambing Alien [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang