Prolog

250 44 16
                                    


"Hey, mau main tidak?" Panggil seorang anak laki-laki kepada anak perempuan yang baru pertama kali ia lihat. Perempuan kecil tadi tampak berpikir sebentar kemudian mengiyakan tawaran anak laki-laki tadi. Sebelumnya, anak perempuan tadi meminta izin terlebih dahulu kepada orang tuanya yang tengah sibuk mengatur barang-barang pindahan mereka.

Mereka memang penghuni baru lingkungan tersebut. Mereka baru saja tiba dengan barang-barang pindahan mereka. Ayah dan ibu anak perempuan tersebut bergantian memasukkan barang-barang ke dalam rumah sedangkan sang anak perempuan hanya duduk di teras rumah memangamati dengan bosan kedua orang tuanya yang tegah sibuk. Karena itulah sang anak lelaki mengajaknya bermain. Agar anak perempuan itu tidak bosan lagi dan agar ia juga bisa berteman dengan tetangga barunya itu.

"Iya, tapi nanti saat makan siang pulang ya" kata ibu anak tersebut. Anak tersebut mengangguk dan dengan cepat berlari ke rumah sebelah, rumah anak lelaki tadi.

Kejadian tadi menjadi awal pertemanan mereka berdua. Mereka bermain setiap hari. Di suatu hari mereka akan bermain lari-larian atau bermain bola. Di hari lain mereka bermain boneka atau bermain masak-masakan. Tidak ada batasan atas permainan mereka.

Dan kedua anak yang masih belia tadi kini telah tumbuh dewasa. Mereka sekarang bahkan sedang duduk berhadapan dimana si lelaki kecil itu sekarang sudah berani datang ke kedua orang tua anak perempuan untuk melamarnya.

"Tidak." Jawab Lilya si perempuan kecil yang kini sudah menjadi gadis dewasa. "Maaf, tapi saya masih belum siap menikah"

***

"Jangan ngomong sama aku lagi. Mulai sekarang kita ga temenan."

"Tapi kenapa?"

"Kamu masih nanya? Temen mana yang ngemalar temennya sendiri?!"

"Aku!"

***

Halloo readersss!! Aku balik lagi dengan revisi cerita ini. Banyak alur cerita yang berubah tapi kisah Giffari-Lilya akan tetap berlanjut. So, stay tuned!!!


Under 22Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang