Numb - Last

2.1K 140 28
                                    

WARNING!
Yang dibawah umur mending segera leave dari sini, ga ada adegan anunya serius, cuma deskripsinya ada yg disturbing banget.

Gw udah kasih peringatan yah.

***

Aku kira aku sudah menghancurkan hidup Aksena.

Ternyata pemikiranku salah, Aksena tetap baik-baik saja, ia tetap menjadi public figure yang sering berlalu lalang di layar kaca dan dikenal sebagai pengusaha sukses di negeri ini. Aku hanya ditugasi untuk mencuri file penting milik Aksena dan setelah itu selesai, misi ini dilanjutkan oleh atasanku, tetapi hingga kini hidup Aksena tetap baik-baik saja, tetap berjalan seperti biasanya, seolah semua yang aku lakukan selama ini hanyalah sia-sia, aku tak memiliki kuasa apapun untuk mengambil tindakan lebih karena itu bukan tugasku.

Setelah misi tersebut selesai aku mengambil cuti yang hampir tak pernah kupakai sebelumnya, menghabiskan waktu di pulau terpencil untuk dekat dengan alam sekaligus melepas rasa stressku akibat misi terakhir yang kujalani.

Angin sore yang masuk ke jendela kamar menerpa wajahku, aku merebahkan tubuhku di ranjang, tempat ini begitu sunyi dan nyaman, aku memandangi langit-langit kamar, memikirkan kisahku di masa lalu dengan Aksena, andaikan aku bukan mata-mata apakah aku tetap akan bersama Aksena? Aku tak tahu, akhir-akhir ini aku terlalu sering memikirkan Aksena, membuat mentalku tak kunjung pulih.

***

Tubuhku rasanya tidak nyaman, aku mencoba bergerak tetapi sulit sekali rasanya, kedua mataku berat, tubuhku kaku dan lemas, tetapi aku dapat merasakan sentuhan seseorang di tubuhku, kesadaran ku seolah diambil paksa, sekali lagi aku mencoba memaksa kedua mataku untuk terbuka, pencahayaan di sekitarku begitu minim, aku memfokuskan pandanganku hanya untuk mendapati bahwa kini seorang pria tengah berada di hadapanku, ia menyentuh wajahku pelan, menatapku dengan tatapan penuh rasa sakit, lalu mendekapku erat, dan mengecup bibirku pelan, membisikkan kata-kata yang membuatku menyadari bahwa ini bukanlah mimpi semata.

"Alika kesayanganku."

***

"Kamu beneran ga waras." bisikku pelan.

Yang pertama kali aku lihat ketika membuka mata adalah dekorasi kamar yang cukup familiar untukku, hampir satu tahun aku pernah tinggal disana dan sekarang aku terjebak di tempat ini, dan tentunya keberadaan Aksena yang kini sedang duduk di tepi ranjang. Aku berpikir keras, bagaimana bisa sekarang aku berada di tempat ini lagi.

Namun yang membuatku sangat frustasi adalah sikap tidak warasnya Aksena kepadaku, ia merantai sebelah kakiku untuk memastikan aku tidak kemana-mana.

"Kamu harusnya udah hancur dan dipenjara, kamu-"

"Kamu tau betapa korupnya negeri ini? Semuanya mudah kalau ada uang. Aku suap atasan kamu biar ngilangin file yang kamu curi." ucapnya seraya menyeringai.

Aku menggertakkan gigiku, amarahku mulai merangkak naik, bisa-bisanya, bisa-bisanya ada orang yang seharusnya bertugas menjaga negara malah mengorbankan negaranya untuk uang, semua yang aku lakukan hanya untuk mencuri file milik Aksena dan organisasinya sia-sia, aku bahkan mengorbankan segalanya agar misi itu berhasil.

"Aku udah tau semuanya tentang kamu." ucapnya tiba-tiba seraya tersenyum getir, "Kirei, 27 tahun, intelijen negara, sebatang kara-"

"Aksena." potongku cepat.

Aksena naik ke ranjang, tanpa kekhawatiran apapun ia mendekati diriku, mengulurkan tangan kanannya untuk menyentuh pipi kiriku, "Aku bisa maafin kamu, asalkan kamu ngaku kalau semua perasaan kamu selama ini bukan bohongan."

Lover of MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang