Liora - Last

1.5K 115 8
                                    

Dua garis.

Seketika aku langsung melempar test pack ke lantai kamar mandi ketika hasilnya menunjukkan dua garis. Tubuhku bergetar, tanpa kusadari air mataku mulai berjatuhan, tubuhku limbung dan terjatuh ke lantai, pandanganku yang buram memandang beberapa buah test pack bekas yang berserakan di lantai.

Lagi-lagi hasilnya sama, hasilnya selalu sama.

Tidak mungkin aku hamil, kan?

Aku ingin menyangkal pemikiran ini, tetapi setelah dipikir berkali-kali pun aku tidak melihat kemungkinan bahwa aku tidak hamil.

Tidak tidak, selama aku belum memastikannya ke dokter kandungan maka semuanya belum pasti, benar, aku harus bisa menenangkan dan mengendalikan diriku terutama di hadapan Pradipta. Tetap menjadi rasional Lio, tetap jaga kewarasanmu, bisikku dalam hati.

Aku membereskan test pack yang berserakan di lantai juga bungkusannya ke dalam plastik hitam, Pradipta tak boleh tahu aku diam-diam membeli test pack ini, Pradipta juga tak boleh tahu bahwa hasilnya selalu menunjukkan dua garis, aku harus memastikan Pradipta tak tahu apapun mengenai apa yang terjadi hari ini.

Aku tak tahu bagaimana responnya jika ia tahu tentang hal ini, aku tak mau berekspektasi apapun mengenai tindakannya, mengharapkan hal baik dari Pradipta sama saja mengandalkan nasib tanpa perjuangan, ia terlalu sulit kumengerti, terkadang ia bersikap sangat baik, seringnya ia bersikap jahat padaku, aku tak boleh mengandalkan hidupku pada Pradipta.

Aku keluar kamar mandi sambil menyembunyikan plastik hitam di belakang punggungku hanya untuk berjaga-jaga meskipun tak ada siapapun disini selain aku, tadi pagi Pradipta pamit untuk pergi mengunjungi kantornya, sebenernya aku tak peduli sama sekali dengannya, tetapi keberadaan Pradipta benar-benar mengacaukan eksistensi hidupku selama 1 tahun belakangan ini.

Setelah menyingkirkan semua sampah-sampah itu aku kembali ke kamar, kupandangi langit-langit kamar yang berwarna putih ini, kamarku dengan Pradipta, semenjak kedatangan Pradipta di hidupku aku resmi pindah ke apartemennya dengan syarat ia tak boleh melarangku pergi kemanapun, tentunya masih berada dalam pengawasan Pradipta, menanyakan kabar dan lokasiku telah menjadi kebiasaan Pradipta, yang aku pahami selama aku tidak bermain api di belakangnya, Pradipta tidak akan membuatku kesusahan, aku tetap bisa bekerja dan pergerakanku tak dibatasi meskipun sebagian besar waktuku kini dihabiskan bersamanya.

Aku menenggelamkan wajahku di atas bantal, menangis diam-diam disana, kupeluk tubuhku pelan, memohon maaf dan ampun kepada diriku sendiri karena telah membiarkan hal ini terjadi meskipun masih ada belum kepastian.

Apa yang harus kulakukan jika aku benar-benar hamil? Aku bingung sekali, usiaku memang sudah matang, tetapi secara psikologis aku benar-benar belum mampu menjadi ibu, secara finansial aku mampu membiayai hidupku sendiri, aku sudah mandiri bahkan semenjak aku angkat kaki dari rumah orang tuaku, tetapi jika harus membesarkan seorang anak, rasanya tidak akan cukup memberi fasilitas terbaik untuknya. Apa aku bisa menjadi ibu yang baik?

Bagaimana jika nanti Pradipta mencampakkanku setelah mengetahui aku hamil?

Tapi bukannya itu hal yang bagus? Tepat seperti keinginanku selama ini. Namun, bukannya lebih baik jika Pradipta juga terlibat dalam tumbuh kembang anak ini nantinya? Tapi itu berarti Pradipta akan selalu berada di hidupku selama anak ini ada?

Sepertinya aku berpikir terlalu banyak untuk masalah yang bahkan belum tentu terjadi, entah kapan, yang jelas akan ada fase dimana Pradipta mengetahui hal ini dan kami akan mendiskusikannya bersama-sama, tapi aku tak tahu kapan, aku terlalu takut bahkan untuk memikirkannya.

Andai saja, andai saja sejak awal Pradipta tak pernah hadir dalam hidupku, aku tak perlu hidup menjauh dari keluargaku, aku tak akan menderita karena tekanan yang diberikan Pradipta kepadaku, aku juga tak akan berada di situasi seperti saat ini. Aku bingung sekali, aku tak tahu harus bertanya pada siapa mengenai hal ini, saat ini aku tak punya siapa-siapa kecuali Pradipta yang selalu ada disisiku.

Lover of MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang