The Agreement - Fourth

1.2K 107 23
                                    

Naomi cantik sekali sore ini.

Semenjak pertama kali aku melihatnya, tak pernah sekalipun aku bosan dengan kecantikannya. Setiap aku bersamanya, aku sering merasa bersalah terhadap diriku sendiri jika aku tak menumpahkan kasih sayang yang berlimpah kepadanya.

Naomiku tersayang, Naomiku yang cantik.

Aku tersenyum melihatnya sedang berfoto bersama teman-temannya dengan mengenakan kebaya dan juga toga. Sudah terhitung 5 tahun semenjak kelulusan SMAnya, sekarang ia telah lulus kuliah dan bertumbuh menjadi wanita dewasa yang berwawasan dan juga sangat cantik. Sejak awal aku telah mengusahakan agar gadis itu terus berkembang dengan kemauannya sendiri.

Ah, sepertinya tanpa sadar selama ini aku begitu memujanya.

Aku ingin memiliki Naomi seutuhnya..

Kulirik paper bag di kursi penumpang di sebelahku, di dalamnya ada kotak cincin beserta cincin yang sudah kupesan khusus untuknya dari jauh-jauh hari. Malam ini aku berniat melamar Naomi, aku tahu ini terlalu cepat untuknya, tapi tak apa, aku akan menuruti kapanpun keinginan Naomi untuk menikah, berapa tahunpun akan kutunggu asalkan aku telah mengikatnya dengan sebuah hubungan yang pasti.

Naomi... Betapa aku mencintainya.

***

Makan malam kali ini terasa berbeda dari biasanya.

Kukira Radeva akan mengajakku pergi makan malam ke sebuah pertemuan karena ia memintaku mengenakan gaun malam terbaikku. Tetapi ternyata kami tidak akan kemanapun dan tetap makan di ruang makan kesayangan kami. Hanya saja suasana malam ini terasa asing bagiku, aku bahkan tak menyadari kapan Radeva mengganti dekorasi ruangan ini, pencahayaan yang biasanya terang benderang kini berganti menjadi temaram, lilin aromaterapi yang berjajar membuatku merasa nyaman dan rileks di tempat ini, lalu juga sebuah meja makan yang penuh makanan juga peralatan makan yang lengkap, suasana malam ini terasa romantis dan berbeda dari biasanya.

Aku tersenyum melihat Radeva yang mengenakan jas hitam rapi, jarang sekali kulihat Radeva mengenakan jas jika bukan untuk acara formal yang penting. Mungkinkah Radeva melakukan ini sebagai perayaan kelulusan kuliahku?

"Kok tumben?" tanyaku penasaran.

"Hari kelulusan kamu Naomi, aku siapin ini spesial ini buat kamu."

Senyumku semakin lebar, aku berjalan mendekatinya dan memeluk tubuhnya, "Makasih ya."

Radeva membalas pelukanku, masih dengan memeluknya aku menengadah, menemukan Radeva yang tengah memandangiku seraya tersenyum, senyumannya manis sekali, membuat hatiku terenyuh dengan perhatiannya

Aku berjinjit untuk berinisatif mencium bibir Radeva terlebih dahulu, bergerak lembut untuk menyerap bibir yang selalu mengecupku setiap hari, nafasku agak sesak ketika Radeva semakin mengeratkan pelukannya, ia membalas ciumanku lebih dalam dan menuntut, membuat kami menghabiskan beberapa menit awal malam ini dengan ciuman panas dan mengakhirinya dengan dahi kami yang saling menempel.

"Selamat ya." bisik Radeva, masih memelukku erat.

Aku mengangguk kemudian memejamkan mataku, pelukan Radeva selalu hangat seperti biasanya, di waktu yang bersamaan hatiku merasa teriris jika kembali mengingat bahwa kami bukanlah siapapun melainkan hanya dua orang yang saling memanfaatkan satu sama lain, tanpa sadar diam-diam aku berharap bahwa hubungan kami lebih dari sekedar perbuatan dosa ini.

Aku mengharapkan lebih, tapi aku tahu aku harus mengubur impian itu dalam-dalam.

Radeva melepaskan pelukannya dan menuntunku mendekati meja, menarik kursiku dan mempersilahkanku duduk disana, ia berputar dan duduk di kursi tepat di depanku.

Lover of MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang