Halo, Rindu
Lagi-lagi kau menyapa
Dengan resah yang sama
Namun, dua nama berbedaHalo, Rindu
Bagaimana kau tahu kalau kini,
aku memang sedang ingin bersamanya
Di malam yang hangat dengan kopi hitam favoritnya
Di bangku kayu tempatnya melepas peluh mengeringHalo, Rindu
Mengapa kau datang tiba-tiba?Aku masih belum siap merindu lagi
Bahkan bekas yang kau tinggalkan belum hilang benar-benarKau mau aku bagaimana, Rindu?
Menangis dengan air mata yang mengering?
Merengek dengan suara yang bergeming?Atau...
Kau mau agar aku melupa?Tidak.
Dia bukan untuk dilupakan.---
KAMU SEDANG MEMBACA
Buku Hitam Aksara ✔
PoesiaIni adalah relung hati Tersembunyi Terpendam Terdalam, dan mungkin Terhitam Pada bait-bait Aksara, kubisikkan desah kisah tanpa kilah tanpa celah 'Tuk resah yang tak terarah ------------------------------- PUISI INI DIIKUTSERTAKAN PADA EVENT MONTAKS...