Hari Ketiga Renjun mendekati Jaemin.
Hari ini Renjun tidak memberikan makanan lagi ke Jaemin. Ia tahu pemuda itu tidak akan pernah dan sudi memakan makanan buatannya. Tapi ia sudah tau apa yang pria itu butuhkan.
Seseorang yang mau membantunya mengerjakan tugas kuliah.
Ia tau Jaemin mau memanfaatkan dirinya untuk mengerjakan tugas kuliah, namun sekali lagi, Renjun tidak bodoh sepenuhnya. Jadi dirinya sedari tadi sibuk memikirkan berbagai cara agar Jaemin akan terus berada didekatnya meskipun ia harus mengerjakan tugas kuliah milik Jaemin juga. Dan dalam kesempatan itu, Renjun akan membuat Jaemin jatuh di pelukannya.
Jam sudah menunjukkan pukul 12 siang. Ia keluar dari kelasnya bersamaan dengan kelas Management disebelahnya. Renjun hendak berbelok ke arah yang berlawanan dari kelas itu namun satu tangan besar menahan lengannya, membuatnya berbalik.
"Jaemin?" Senyum lebar tidak dapat ia sembunyikan. Meskipun hanya melihat wajah Jaemin yang minim ekspresi, dirinya akan selalu bisa menaikkan mood-nya entah mengapa.
"Habis ini masih ada kelas?"
Renjun menggeleng kuat, senyuman manis masih terpatri di wajahnya.
"Tidak ada kok. Kau mau mengajakku kemana, Jaemin?" ia bertanya antusias.
"Ke perpustakaan, habis makan siang. Bisa kan?"
"Tentu aku bisa!"
"Oke, sampai jumpa nanti." baru saja Jaemin hendak melangkah pergi, Renjun balik menahan tangannya dan berlari kedepan tubuhnya.
"Tapi apakah tidak lebih bagus kita makan bersama? Agar lebih cepat-"
"Tidak, aku akan makan dengen Jeno."
Jeno yang kebetulan hendak melewati mereka berdua ditahan cepat oleh Jaemin, membuat empunya kebingungan. Namun dirinya tersenyum saat mendapati Renjun.
"Dah Renjun!"
"Dah Jeno.."
Jaemin dan Jeno berjalan belum terlalu jauh, namun Jeno dengan bodohnya berkata dengan suara besar, yang mana masih dapat didengar oleh Renjun.
"Gue mau langsung pulang ya! Ngapain gue makan siang disini, habis ini gak ada kegiatan lagi kok!"
Tapi Renjun tidak mau terlalu ambil pusing, ia tau Jaemin tidak suka berada didekatnya, untuk sekarang. Jadi dirinya berjalan keluar dari kampus untuk mencari makan siang seorang diri.
-----
Renjun melangkahkan kakinya ke perpustakaan dengan tergesa, ia tidak sabar ingin berduaan dengan Jaemin disana.
Saat masuk, ia berjalan ke meja dan kursi yang sudah disediakan disana, dan mendapati Jaemin yang duduk di pojokan sedang bermain ponsel.
"Jaemin..!" dengan teriakan kecil tentunya, Renjun masih ingat tempat ini adalah perpustakaan.
Yang dipanggil hanya mendongakkan kepalanya sekilas dan meletakkan ponselnya di meja.
Renjun duduk bersebelahan dengan Jaemin padahal didepannya juga ada kursi, sengaja hehe.
"Renjun, kau suka padaku kan?"
"Tidak, aku sayang banget sama kamu!"
"Terserah. Jadi, kau akan melakukan apapun untukku kan?"
"Tentu! Mana tugasmu? Ayo sini kubantu kerjakan."
Jaemin membelalakkan matanya, hebat juga dalam pikirnya. Renjun tau apa yang dibutuhkannya sekarang. Tanpa berkata, Jaemin mengeluarkan bukunya dan meletakkannya langsung didepan Renjun.
"Kau cukup peka rupanya, Renjun. Akan kupertimbangkan besok aku sudah suka dirimu atau belum." seringai kecil terpatri di wajah Jaemin. Namun wajah Renjun tidak berubah banyak, masih dengan senyum lebarnya, membuat Jaemin kembali mendatarkan wajahnya kembali.
"Baiklah kalau begitu, kuberi kau waktu 2 hari. Kalau sudah siap antar saja ke kelasku-"
"Tunggu! Jaemin mau kemana?" Renjun menahan Jaemin yang sudah mengangkat bokongnya dari kursi perpustakaan.
"Jaemin, aku tidak bilang akan mengerjakan tugasmu sepenuhnya. Aku akan mengajarimu jadi kau tetap duduk disini-" Jaemin menghempaskan tangan Renjun dan kembali duduk. Dirinya mencengkram dagu Renjun kuat dan menatap langsung ke matanya.
"Kau meremehkanku?"
"Jaemin, bukan begitu. Aku-"
"Kau pikir aku bodoh sehingga tidak bisa mengerjakan semua tugas ini? Kau salah, Renjun."
"Maksudnya-"
"Iya, aku hanya malas mengerjakannya jadi kau tidak perlu repot repot mengajariku. Kalaupun aku tidak mengerti, aku akan meminta bantuan orang lain, karena apa? Aku tidak sudi berbagi nafas di ruangan yang sama denganmu terlalu lama asal kau ingin tau." Ia menghempaskan dagu Renjun dan beranjak keluar dari perpustakaan.
Mata Renjun memanas. Perkataan Jaemin tertanam dan berputar di otak pintarnya. Dengan cepat ia mengusapkan telapak tangannya pada mata agar cairan bening yang keluar dari sana tidak dilihat oleh orang yang ada disekitarnya. Ia segera mengemasi buku Jaemin ke tas miliknya dan bergegas keluar dari perpustakaan. Namun ia tidak menyadari satu hal.
Sedaritadi, seorang pemuda yang hendak menghampirinya sedang mengamati dirinya dibalik rak buku, namun diurungkan niatnya karena melihat Renjun yang sudah keluar dari perpustakaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
30 Days With You
Fanfiction"Aku mencintaimu!" "Aku benar-benar mencintaimu.." "Tidak bisakah kau menyukaiku, sedikit saja..?" "Aku menyerah." - warning! ⚠ bxb story, contain rate-m in some chap! ⚠