DAY 12

157 24 1
                                    

Hari Ke-duabelas Renjun mendekati Jaemin.

Sesuai perintah, Renjun pulang ke rumahnya setelah kelas dan mengemas baju yang menurutnya bagus. Tentu saja harus bagus, dia akan menginap di tempat Jaemin!

Sesampai di rumah kesayangannya, ia mengetuk pintu dengan antusias. 

"Jaemin..!"

Tidak ada sahutan. Renjun mengerutkan kening bingung. Ia mengambil ponselnya di kantung celana dan menelepon Jaemin.

Tidak diangkat.

Dengan ragu, Renjun mendorong pintu utama rumah Jaemin dan dirinya kaget saat pintu itu tidak dikunci. Dengan perlahan ia melangkah masuk.

"Ahh, Jaemin.."

"Mhh, desahanmu jangan kuat-kuat, sayang."

"Jaemin ahh- iya disitu..!"

Renjun terdiam, dan kembali melangkahkan kakinya pada sumber suara, sebuah ruangan yang ia yakini adalah kamar Jaemin.

"Heejin ahh sial masih sempit."

Pintu itu tidak ditutup, dan Renjun menyaksikan semua kegiatan yang dilakukan kedua orang itu didalam. Matanya tidak sengaja bertemu tatap dengan milik Jaemin. Posisi hawa yang sedang memuaskan Jaemin membelakangi pintu, membuatnya tidak bisa melihat ada orang yang tengah menatap kegiatan mereka. 

Jaemin yang melihat Renjun, tidak menghentikan kegiatannya. Dapat Renjun lihat senyum miring di bibir Jaemin, dan dirinya sengaja melakukan gerakan yang lebih panas di hadapannya.

"Ahh! Ahh Jaemin- nghh!"

"Fuck, Heejin, kau sangat nikmat."

Tatapan Jaemin tidak terputus dari manik Renjun yang sudah memerah dan basah. Tidak tahan melihat pemandangan itu lama-lama, Renjun berlari keluar dari rumah itu dan membanting pintu utama Jaemin dengan keras.

"J-Jaemin, siapa yang datang?" 

"Tidak usah dihiraukan sayang, itu pasti hanya angin lewat. Tidak ada siapa siapa disini."

Renjun dapat mendengar itu semua. Air mata yang ditahan sedari tadi jatuh begitu saja. Jadi ini maksud dari ajakan Jaemin untuk menginap, untuk melihat kegiatan panasnya dengan orang lain, bahkan menganggap dirinya adalah angin.

Ditengah jalannya, ia bertemu dengan Jeno.

"Ren?"

Renjun hanya melihat sekilas dan kembali melangkahkan kakinya cepat, membuat Jeno menahan pergelangan tangannya akibat diabaikan.

"Lepas."

"Kalau kamu udah gak suka Jaemin, aku selalu buka hati buat kamu, Renjun."

Setelah bilang itu, Jeno melepas lengan Renjun.









30 Days With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang