Hari Ke-Tujuh Renjun mendekati Jaemin.
Renjun memakai pakaian yang simple namun tetap terlihat keren menurutnya, karena hari ini, dia akan jalan-jalan dengan Jaemin!
Dirinya mendudukkan pantat di sebuah kedai, menghubungi Jaemin melalui chat, mengatakan bahwa dirinya sudah sampai di tempat tujuan. Namun tidak ada balasan dari Jaemin, tidak ada tanda tanda akan dibaca juga.
Renjun kembali melengkungkan bibirnya ke bawah. Jari jari kecilnya menghubungi Jeno, ingin menanyakan keberadaannya dan Jaemin.
———
Ting tong!
Jeno ngebuka pintu rumahnya.
"Eh Jaem, yuk langsung pergi aja. Renjun barusan chat—"
"Jen, lu gak pikir gue bakal pergi kan?"
"... maksud lu?"
"Ya gue gak mau pergi."
"Lah, terus ngapain kemarin lu nge-iyain Renjun?"
"Jen, lu bodoh atau gimana sih? Ya sengaja lah gue kerjain gitu, biar dia udah gak minat ganggu gue."
"Jaem sumpah, kasihan Ren—"
"Lu bener bener suka Renjun deh Jen."
"Apaan sih anjing."
"Yakan? Udah gausah ngelak dari gue."
"Engga anjing!"
"Yaudah kalau engga, lu bisa buktiin gak? Temenin gue buat nemuin Heejin."
"Gak guna temenin elu sama Heejin. Gak mau gue jadi obat nyamuk."
"Heejin aja kawannya, Xiyeon."
"Ya tetap aja—"
"Dahlah lu memang suka sama Renjun. Sana lu temuin aja dia, bilang gue gak bisa ikut."
"Anjing Jaem, Gue ikut lu."
Ren, gue sama Jaemin gak jadi ya, tiba-tiba ada urusan. Sorry Ren.
Begitulah isi pesan dari Jeno. Bibirnya kembali melengkung ke bawah. Pundaknya juga menurun lesu. Makanan yang dipesannya tadi ia tatap tak minat, tapi dengan terpaksa juga dimakannya, sendirian. Matanya sudah memanas karena jujur dia tidak suka sendiri, di keramaian.
"Ren?"
Renjun mendongakkan kepalanya, mendapati Donghyuck yang berjalan mendekatinya dan menatapnya.
"Hyuck.. hiks—" Renjun menarik tangannya agar lebih mendekat, membenamkan wajahnya pada perut Donghyuck.
"Ren, kenapa?" Donghyuck mengusap kepala Renjun, membiarkan sobat kecilnya membasahi bajunya. Tak lama ia meraih bahu Renjun dan menundukkan tubuhnya, menyamakan posisi agar dapat melihat wajah kacau Renjun.
"Mereka.. mereka gak datang.." Renjun yang masih sesegukan menjawab dengan susah payah pertanyaannya. Donghyuck kembali memeluk Renjun dan mengusap punggungnya dengan harapan dapat menenangkan meskipun sedikit. Kembali, ia dapat melihat seseorang familiar yang tengah menatapnya dengan Renjun. Dirinya menatap balik sosok itu dengan tatapan tajam, seperti ingin membunuh.
"Jangan nangis lagi ya? Stt— jangan nangis."
Bukannya berhenti, segukan Renjun semakin keras saat mendengar kalimat seperti itu. Ia semakin sedih mengingat dirinya selalu dipermainkan dengan janji yang sudah dibuatnya.
Donghyuck yang merasakan pergerakan tubuh Renjun menjauhkan tubuhnya sedikit. Kedua tangannya terulur untuk menangkup pipi gembil Renjun yang masih basah.
Ia mendekatkan wajah ada sobat kecilnya dan—
Cup.
Hanya tempel bibir, namun sukses membuat Renjun menghentikan segukannya. Matanya yang masih basah membulat lebar merasakan bibir sahabatnya. Dengan perlahan tangan Renjun terulur untuk memeluk leher didepannya dan memejamkan matanya yang masih menjatuhkan air.
Donghyuck memiringkan wajahnya, memagut bibir sahabatnya dengan pelan dan gentle, tidak ada maksud apapun selain menenangkannya.
Setelah dirasa cukup, ia menjauhkan wajahnya kembali, namun tangannya masih berada di pipi gembil Renjun. Maniknya bertatapan dengan manik basah sahabatnya.
"Mau pulang sekarang?"
Renjun hanya mengangguk sebagai balasan dan mengusap pipinya dengan punggung tangan, menghapus jejak air disana.
"Ayo kuantar Ren." dirinya merangkul bahu sempit itu seperti yang dilakukannya biasa di kampus dan berjalan ke motor yang dibawanya tadi.
"Hyuck, nginap di tempatku ya hari ini?" kalimat itu tiba tiba saja keluar saat Donghyuck memasangkan helm cadangannya pada kepala Renjun.
Dengan senyum hangat, dirinya kembali menunduk kecil dan mencium bibir sahabatnya sekilas, kemudian memakai helmnya.
"Tentu, apapun untukmu, Ren." dirinya sengaja melakukan itu, saat kembali melihat sosok Jeno di belakang tubuh Renjun yang tengah mengepalkan tangannya kuat.
KAMU SEDANG MEMBACA
30 Days With You
Fanfiction"Aku mencintaimu!" "Aku benar-benar mencintaimu.." "Tidak bisakah kau menyukaiku, sedikit saja..?" "Aku menyerah." - warning! ⚠ bxb story, contain rate-m in some chap! ⚠