Hari Ke-tigabelas Renjun mendekati Jaemin.
Kau harus datang ke rumahku malam ini.
Begitulah pesan yang dikirim Jaemin padanya. Ia harus datang karena hari ini adalah hari ulang tahun Jaemin, tentu saja.
Dan dengan bodohnya, Renjun menuruti perkataannya lagi setelah apa yang ia lihat dengan matanya sendiri.
-----
Renjun kembali menginjakkan kaki di rumahnya. Melihat banyak kendaraan dan sepatu didepan rumah itu.
"Selamat ulang tahun Bro!"
"Sudah bertambah tua saja bocah ini."
"Jaemin, dimana Birnya?"
Suara yang tumpang tindih membuat kepalanya pusing, jadi dirinya menghampiri Jaemin segara langsung.
"Jaemin, Selamat ulang tahun."
"Ahh akhirnya kau datang juga, Renjunku."
Renjun mengerutkan keningnya. Dalam hati ia kembali berasumsi yang tidak tidak.
"Jaemin, kau tidak mabuk kan?"
"Tidak, aku 100% sadar. Dan aku akan mengumumkannya pada semua orang yang ada disini."
"Apa maksud-"
"Perhatian untuk semua yang hadir pada malam ini!" Jaemin berteriak keras, dan tangannya merangkul bahu Renjun agar lebih mendekat dengannya. Semua kegiatan orang lain terhenti dan terfokus kepada dirinya.
"Hari ini adalah Hari Specialku, jadi aku akan mengenalkan seseorang kepada kalian semua."
Jaemin masih mempertahankan suara kerasnya agar semua orang yang ada dirumahnya dapat mendengar suaranya. Renjun yang disebelah menjadi salah tingkah akibat banyak pasang mata yang menatap keduanya bersama.
"Jadi, dia adalah Huang Renjun, pria kecil yang selalu mengejarku meskipun sudah kutolak berkali-kali." terdengar suara sorakan dan kekehan. Renjun menjadi tidak paham dengan suasana disini.
"Dia sangat tulus, sangat penurut, dan yang paling penting, sangat sexy!" Renjun menoleh, menatap Jaemin dengan raut penuh tanya dan tidak nyaman.
"Lihat! Dia tidak menolak saat aku menandainya di seluruh lehernya!" Jaemin menarik kerah baju Renjun, menampakkan lehernya yang memang masih dipenuhi ruam merah, ulah Donghyuck tempo lalu. Sorakan semakin terdengar, bahkan ada yang berdiri dan bertepuk tangan.
Sekarang Renjun sadar.
Dia dipermalukan Jaemin, didepan semua orang.
"Tidak hanya lehernya, bagian yang tertutup kain sudah kujamah semua, dan kalian ingin tahu suatu hal lagi?"
"Dia tidak menolak! Renjun yang sangat manis ini memberikan semua tubuhnya padaku, beruntung sekali menjadi diriku bukan?!"
"ITU TIDAK BENAR!" Renjun berteriak, wajahnya merah padam, menandakan ia marah dan malu. Air matanya juga tidak dapat ditahan lagi.
"Ahh Renjun, kau hilang ingatan? Tepatnya semalam, kau menjepit penisku sangat kuat-"
PLAK!
"Na Jaemin bangsat!"
Renjun menghempaskan tangan Jaemin yang merangkul bahunya. Kakinya melangkah cepat untuk keluar dari rumah ini.
"Aww, tampaknya Renjun sudah tidak menyukaiku." Jaemin memasang wajah pura-pura merajuknya.
"Untuk kalian semua yang ada disini, aku sarankan kalian memikat hati Renjun. Banyak sekali keuntungan yang bisa didapat! Selain pandai dalam akademik, dia juga pandai di ranjang." Jaemin mengeraskan suaranya sampai Renjun masih dapat mendengarnya. Sorakan juga semakin ribut di dalam.
"Aku akan mendekati Renjun besok."
"Ayo dekati Renjun!"
"Ahh aku ingin mencoba Renjun jadinya."
Kalimat tidak senonoh dapat Renjun dengar dari luar rumah.
Hatinya sakit, sangat sakit. Ia memutuskan untuk langsung kembali ke rumahnya dengan keadaan dan pikiran yang kacau.
-----
BUGH!
"Ahh, sialan."
"Omongan lu pasti gak bener kan?"
Jaemin terkekeh. Ia memegang perut yang ditinju oleh sahabatnya sendiri.
"Kenapa kalau bener, dan kenapa kalau gak bener?"
"Ohh, jangan-jangan elu ya yang bikin leher dia kek gitu?"
"Omong kosong, anjing!"
Jaemin menyeringai. Dirinya kembali berteriak bak kesetanan di rumahnya yang masih ramai.
"HADIRIN SEKALIAN, KEKASIH RENJUN SELANJUTNYA ADALAH JENO! AYO BERI SELAMAT KEPADANYA HAHAHA!"
KAMU SEDANG MEMBACA
30 Days With You
Fiksi Penggemar"Aku mencintaimu!" "Aku benar-benar mencintaimu.." "Tidak bisakah kau menyukaiku, sedikit saja..?" "Aku menyerah." - warning! ⚠ bxb story, contain rate-m in some chap! ⚠