VOTE AND KOMEN 👇
HAPPY READING 💜
JGN LUPA FOLLOWDarren masih duduk bersandar di sofa, puntung rokok nya dia buang di kotak sampah, kopi nya pun sudah tinggal sekali sepurut
Akhirnya yang di tunggu-tunggu pun keluar, Aruna keluar dari kamar mandi dengan mata sembab mungkin habis menangis di dalam kamar mandi tadi
Dia berjalan ke arah lemari melewati Darren begitu aja, handuk biru muda itu melilit tubuh ramping Aruna hal itu sudah biasa Darren lihat selama menjadi kekasih Aruna
Aruna kembali masuk ke dalam kamar mandi untuk berganti pakaian, sedangkan Darren masih terdiam
Cklek!
Brak!
Aruna membanting ember berisi pakaian yang sudah dia cuci.
"Pulang, ini udh malam"ucap Aruna sembari berjalan keluar untuk menjemur pakaian nya
Darren tak bergeming, tetap diam.
"Pulang"
Darren berdiri mencekal lengan Aruna yang hendak kembali ke kamar mandi, Aruna menepis pelan tangan Darren
"Sorry tdi gue kelepasan ngomong gitu"Aruna langsung menoleh, menatap Darren lekat namun tidak ada kalimat yang keluar dari mulutnya
Aruna ke dapur, untuk memasak makan malam nya dan Darren pun mengikutinya dengan berdiri di sampingnya
"Mau masak makan malam? Kita makan di luar"
"Hujan"ucap Aruna tanpa menoleh ke arah Darren
Darren terkekeh,"Lo lupa gue kan pake mobil jadi ga bakal kehujanan"
Aruna masih diam dan fokus memotong bahan masakan nya, Darren mengendus kesal ketika ucapan nya di abaikan
Helaan nafas mengatur emosi nya agar tidak berbuat kasar lagi, entahlah kapan sifat Arogant nya akan hilang.
"Ayo run, kita makan di luar ga usah masak!"tekan Darren memegang bahu Aruna
Badan Aruna membalik, berhadapan dengan Darren. Aruna masih diam.
"Kita makan di luar ya, lo mau makan apa?"tanya Darren mencoba perhatian dengan Aruna
Lagi-lagi Aruna menepis tangan Darren dari bahu nya, dia melanjutkan acara masak nya masih dengan diam nya tanpa menyahut ajakan Darren
"Aruna!! Lo dengerin gue gak sih!!"kesal Darren yang mulai terbawa emosi
Aruna menjatuhkan pisau di atas talenan,"Hiks.. hiks.. aku gatel ya? Aku ganjen ya? Sampe tadi kamu bilang kalo aku kayak gitu sama cowok lain"ucap nya dengan air mata yang berlinang di pipinya
Darren menghembus napas pelan, Manarik tubuh Aruna ke dalam pelukannya,"Sorry, omongan gue tadi ga usah di masukin hati"Aruna melepaskan pelukan itu, menghapus kasar air mata nya
"Aku emang gatel kok, kamu ga salah. Aku emang ganjen, mau di ajak pulang sama cowok lain gitu aja"ucap nya lain
"Sstt jangan ngomong gitu lagi, gue cuma ga mau kalo Lo pulang sama cowok lain Run"ucap Darren mencoba tenang
"Ya seharusnya kamu jemput aku biar aku ga di antar pulang cowok lain!! Kamu udah janji tapi kamu ingkari!!"Aruna meninggikan suara nya
"Sorry Run tadi gue sibuk banget"balas Darren dengan pelan
Aruna terkekeh sinis, lalu kembali terdiam.
Dengan gerakan lembut Darren menarik tangan Aruna,"Kita makan di luar, ga ada penolakan!"
Hujan sudah mulai reda walau masih beberapa butir rintikan, jam pun baru menunjukan pukul 7 malam
Darren membukakan pintu mobil untuk Aruna, dan dia pun ikut masuk ke dalam mobil lalu menjalankan mobil nya.
Di dalam mobil pun Aruna hanya diam sehingga mereka di selimuti keheningan, Darren menghela nafas berkali-kali. Ini lah yang akan dia dapatkan jika Aruna mendiami nya, dia bahkan bisa merasa stress di buat nya.
Marah nya Aruna itu diam, dia bisa mendiami Darren beberapa hari bahkan Minggu serta bulan.
•••
Restoran bergaya klasik ini menjadi tempat makan malam Aruna dan Darren, mereka duduk berhadapan dengan buku menu di masing-masing tangan
"Saya mau pesan cumi-cumi saus padang, nasi kuning, sama minuman nya Jus strawberry"ujar Aruna menutup buku menu nya, sang waiters pun hanya mengangguk
"Mas nya mau pesan apa?"
"Saya mau telur balado, nasi biasa, ikan gurame bakar, sama Cola cola"ujar Darren yang juga menutup buku menu dan menatap Aruna yang menatapnya datar
"Oke silahkan di tunggu"
Sepeninggalan waiters itu, hening kembali menyapa mereka Aruna hanya terdiam melihat orang-orang berlalu lalang di restoran ini sedangkan Darren mengamati Aruna sembari menghela napas
Tiba-tiba Darren menggenggam kedua tangan Aruna yang berada di atas meja, membuat sang empu menatap Darren datar
"Maaf"hanya itu yang dapat Darren katakan, mulut nya seakan kelu untuk mengatakan banyak kalimat
Dan akhirnya waiters itu pun datang dengan membawa semua pesanan mereka, Aruna melepaskan genggaman tangan Darren
"Makasih"waiters itu tersenyum mengangguk
Aruna mulai makan dengan lahap, tadi pagi dia hanya makan dua potong roti dan siang pun tidak sempat makan karena pelanggan toko terlalu banyak
"Pelan-pelan makan nya"ucap Darren yang tak di hiraukan Aruna
Darren menatap Aruna dengan senyum tipis, ah dirinya merasa sangat bersalah telah mengatai gadis ceria seperti kekasihnya ini.
Dan konsekuensi nya adalah dgn Aruna mendiami nya.
Selesai makan malam, Darren hendak membawa Aruna pergi berjalan-jalan ke mall mumpung hujan juga sudah reda
"Ke mall mau? Kita jalan-jalan"ajak Darren diam-diam menggenggam jari jemari Aruna
Aruna diam, membiarkan tangan nya di genggam Darren
"Capek"dan tak lama kemudian Aruna melepaskan genggamannya lalu membuka pintu mobil
Darren diam dan ikut masuk ke dalam mobil, di sepanjang perjalanan pun hanya keheningan yang menyapa
Aruna diam dengan mengamati jalanan dari jendela, dia masih sakit hati dengan perkataan Darren.
Sebenarnya hal itu sudah biasa, mungkin karena mood nya yang juga buruk di tambah dengan perkataan Darren, runyam sudah.
Sesampainya di kost, Aruna langsung keluar dari mobil tanpa sepatah kata pun, Darren yang melihatnya hanya diam menatap punggung Aruna sendu.
"Arghhhh!!!"Darren memukul kuat stir mobil
Darren akui ini salah nya.
VOTE
KOMEN
YANG BANYAK DONG-!!NEXT PART SELANJUTNYA
KAMU SEDANG MEMBACA
Arogant//KSJ [HIATUS]
Fanfiction++ Dia pria keras kepala, kasar, dan keras. Banyak gadis terpikat dengan ketampanannya tapi tidak sikap nya. Namun, hanya gadis yang mampu bertahan mencintai nya serta sabar menghadapi sikapnya. "Turuti mau ku! aku bisa main kasar dengan mu!!" "Tapi...