Amarah dan Maaf

317 34 2
                                    

VOTE AND KOMEN
JGN LUPA FOLLOW!!



Darren mengendarai mobil dengan ugal ugalan, banyak pengendara lain yang merasa terganggu.Pikiran nya kalut, memikirkan Aruna yang mendiaminya.

Ia merutuki dirinya karena perkataan nya membuat kekasihnya sakit hati, ingin rasanya dia mengulang perkataan nya.

Sesampainya di apartemennya, Darren masuk ke dengan keadaan kacau dia duduk di meja bar dapur dengan menenggelamkan kepalanya

Bi Ima yang melihat nya sedikit khawatir, "Aden butuh sesuatu?"tanya Bi Ima hati-hati

Darren menggelengkan kepalanya lalu berjalan meninggalkan Bi Ima yang menatap nya bingung

Saat kaki nya melangkah ke tangga, tangan Darren dengan reflek melempar vas bunga membuat Bi Ima terkejut bukan main

Tak sampai di situ, Darren juga melempar barang-barang yang ada di sekitarnya Bi Ima melihatnya dengan ketakutan

Bi Ima berlari untuk memanggil pak Joko dan satpam di depan, mendengar raungan Darren membuat Bi Ima ketar ketir

"ARGHHHHH ARUNAA!!"Darren menjambak rambutnya sendiri

Ini lah sifat lain Darren, dia memiliki sifat Arogant yang keras dan sering merasa frustasi atau stress semacam nya

Prangg!!

Brakk!!

Dugg dugg prangg!!

"ARUNAAA AARRGHHH"

Pak Joko dan pak Budi selaku satpam komplek apartemen Darren datang tergopoh-gopoh dengan Bi Ima yang mengikutinya dari belakang

Pak Joko terkejut dengan apa yang lakukan Darren, sangat kacau.

"Den Aden, sadar den"pak Joko mengusap usap pundak Darren

Tubuh Darren merosot ke bawah, untung nya pak Budi langsung menangkapnya.

Darren terdiam, melamun dengan air mata membasahi pipinya

Pak Joko dan pak Budi membawa Darren masuk ke dalam kamar nya, Bi Ima pun datang dengan membawa teh hangat untuk Darren

"Aden kenapa den? Kalo ada masalah cerita sama bibi"ucap Bi Ima yang duduk di samping Darren

Pak Joko dan pak Budi hanya diam mengamati nya, takut salah berbicara dan akan membuat Darren makin kacau

"Pergi Bi"ucap Darren pelan dan dingin.

"I-iya den, bibi keluar dulu"Bi Ima bangkit dari duduknya, lalu mengintruksi kedua lelaki yang sedari berdiri itu untuk ikut keluar, meninggalkan Darren sendirian di kamar.

Sekarang Darren sendirian di kamar nya, dia terkekeh miris lalu mengambil sebuah foto yang berisi dirinya dan Aruna

"Aruna maafin gue"lirih nya yang tak lama kemudian langsung melempar foto itu hingga pecah berkeping-keping

Di luar bi ima dengan pak Joko serta pak Budi masih berdiri dengan rasa takut, takut jika terjadi apa apa dengan Darren

Bi Ima sudah menganggap Darren seperti anak sendiri, karena dia lah yang mengurus Darren sedari bayi, ibu dan ayah Darren sibuk bekerja mengembang kan perusahaan mereka hingga saat ini mencapai perusahaan terbesar se Asia

"Apa kita panggil non Aruna aja Bi?"usul pak Budi membuat Bi ima tersenyum

"Ide bagus pak, ayo cepetan pak Joko jemput non Aruna"Bi ima mendorong tubuh kekar pak Joko untuk segera menjemput kekasih tuan muda mereka

Arogant//KSJ [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang