Kakak Adik

427 23 8
                                    

VOTE AND KOMEN👇

•••





"Jadi kalian.."Aruna cukup terkejut dengan fakta yang baru dia ketahui malam ini

Ari menepuk bahu sang kakak dengan senyum devil nya, "Atasan mu ini, kakak ku Run"kata Ari

Aruna hanya bisa tersenyum canggung lalu mengangguk paham

"Jadi kalian ini sudah saling kenal ya?"tanya Aditya menatap Aruna dan Ari bergantian

Ari mengangguk,"Dia teman satu kampus dan satu fakultas sama gue"celetuk Ari

"Ooh bagus dong, kalo udah saling kenal. Padahal baru mau saya kenalkan kalian"Aditya terkekeh

"Memang nya kenapa harus di kenalkan pak?"tanya Aruna

"Kan kamu mau jadi calon is-"ucapan Aditya terpotong saat mendengar deheman dingin dari seseorang yang sedari tadi menatap mereka tajam

"Ekhem, silahkan pergi ke meja anda"usir Darren dengan halus

Aruna menatap Aditya dan Ari dengan canggung, bermaksud ingin meminta maaf dengan perkataan Darren yang mungkin menyinggung

"Ah iya maaf, saya sama adik saya permisi dulu. Selamat menikmati makan malam Aruna"Aditya tersenyum masam menatap Darren dan Aruna lalu segara menarik Ari untuk pergi ke meja mereka

Setelah kepergian Aditya dan Ari, Aruna langsung duduk di hadapan Darren dia sama sekali tidak berani menatap wajah Darren yang mungkin sudah merah padam menahan kekesalan.

"Ckk mengganggu saja!"ketus Darren lalu melahap makanannya

Selesai makan malam Darren langsung menarik Aruna untuk pulang, tpi bukan ke kost nya melainkan ke apartemennya Darren.

"Kok ke apartemen kmu ren?"tanya Aruna bingung

"Tidur di sini aja, gue kangen"Darren melangkah masuk

Tanpa sadar Aruna tersenyum mendengar perkataan Darren, ah manja sekali kekasih nya itu

Aruna ikut masuk ke dalam apartemen, ia hendak membuka pintu kamar tamu namun Darren menahan nya

"Tidur sama gue"Darren menggendong Aruna ala bridal style membawanya ke kamar nya yang mewah

"Tumben kmu kayak gini Ren"Darren mendudukkan Aruna di atas kasur lalu segera menyalakan televisi agar keadaan tidak canggung.

"Ga boleh apa?"Darren menaikan satu alis nya membuat Aruna sedikit gelagapan

"Ah iya boleh, boleh kok"Aruna meletakkan tas selempang nya

Darren melangkah menuju ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang terasa lengket, sedangkan Aruna hanya duduk menunggu sembari menonton televisi

Tok tok tok

Pintu kamar Darren terdengar ada yang mengetuk, Aruna bangkit dari duduknya untuk membuka nya. Di depan pintu sudah ada Bi Ima yang membawakan dua sandwich dengan dua gelas susu

"Malam non Aruna, bibi mau antar makanan ini"bi Ima menyodorkan nampan tersebut

"Ya ampun bi ga usah repot-repot"balas Aruna yang sedikit tidak enak hati

"Gapapaa non, ini kan udh jadi tugas saya"bi Ima tersenyum tulus

Aruna hanya mengangguk tersenyum.

"Yaudah saya ke belakang lagi ya non"pamit bi Ima di angguki Aruna

Sepeninggalan bi Ima, Aruna meletakan nampan berisi dua sandwich dan dua gelas susu itu di nakas

Pintu kamar mandi pun terbuka menampakkan Darren yang telanjang dada dengan handuk melingkar di pinggang nya, Aruna memejamkan matanya sejenak, sebenarnya hal ini sudah biasa namun dia sedikit malu melihat tubuh Darren yang ummh, kalian tau lah..

Darren yang melihat Aruna hanya tersenyum tipis, " Mandi gih"ucap nya dengan suara serak

Aruna mengangguk singkat lalu menyahut handuk dan masuk ke dalam kamar mandi dengan terburu-buru sebelum Darren tau jika kedua pipi nya sudah bersemu merah

Alih alih menunggu Aruna selesai mandi, Darren memilih pergi ke ruang kerja nya untuk mengecek pekerjaan yang mungkin masih tertunda

Dengan santai nya dia terus menggulir layar iPad nya, tiba-tiba terlintas dipikiran nya untuk mencari tau siapa itu Aditya

Dia mengetik nama Aditya di Google dan muncul beberapa artikel yang menjelaskan siapa itu Aditya Pramesta. Kepala nya manggut-manggut paham dan senyum miring jelas tercetak di bibir tebal nya

"Masih kalah jauh"gumam nya lalu meletakan iPad nya di atas meja, Darren beranjak dari ruang kerja

Di kamar Aruna sudah selesai dengan acara mandi nya dan kini tengah duduk di meja rias yang memang sudah ada di kamar Darren

"Darren kapan kita nikah?"pertanyaan itu tiba-tiba terlontar dari mulut Aruna

Darren terdiam sejenak, "Mau nya kapan?"tangan nya melingkar di pinggang ramping Aruna, menelusup kan kepalanya di ceruk leher Aruna

"Secepatnya hehe"kekeh nya

"Minggu depan"ucap Darren

"Ha? Serius? Padahal aku cuma bercanda"Aruna sedikit terkejut

"Minggu depan kita nikah"putus Darren berbaring di atas tempat tidur, meneguk susu yang ada di nakas

Aruna menelan ludah kasar, menoleh ke arah Darren. Ah Minggu depan benarkah dia akan menikah? Rasanya seperti lelucon saja.

Ting!

Ponsel Aruna yang berada di nakas berdenting pelan pertanda ada notifikasi masuk, Aruna hendak mengambil nya namun aksi nya kalah cepat dengan Darren.

Rahang Darren mengeras, mata nya memerah seperti menahan amarah Aruna hanya menatap nya bingung

Pak Aditya

Malam Aruna, sudah sampai rumah?

PRANGG!

Darren melempar ponsel Aruna dengan keras nya, membuat Aruna terkejut bukan main.

Dia hanya bisa menatap ponsel nya yang sudah tidak berbentuk sama sekali

"Kamu apa apaan sih Darren!!"marah nya menatap Darren tak habis pikir

"Aditya Aditya arghh!!"Darren mengacak rambut nya frustasi

Aruna bingung harus bagaimana, dia tidak tau apa apa

"Lo ada hubungan apa sama Aditya anj itu!!"bentak Darren menatap Aruna dengan wajah merah padam

Aruna menundukkan kepalanya takut, "Dia hanya atasan ku di toko bunga"cicit Aruna

Darren mendorong tubuh Aruna ke ranjang lalu menindihnya, menatap nya dalam.

"Lo cuma milik gue Aruna"bisik nya dengan suara mengerikan

"Ahhh"tangan kekar Darren meremas kedua payudara Aruna dengan kasar

Dan malam itu Aruna benar-benar menjadi milik Darren seutuhnya.





























NEXT PART SELANJUTNYA
JGN LUPA VOTE AND KOMEN 👇

Arogant//KSJ [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang