16

738 84 5
                                    

 setelah 5 hari di rumah sakit aku diperbolehkan keluar. aku tidak pernah berhenti berpikir tentang apa yang akan terjadi di markas nanti, bagaimana seorang prajurit yang diharapkan dapat kalah secepat itu.... memalukan.

"oi (y/s)-chan jangan melamun ayo cepat kita selesaikan ini" hanji protes karena aku melamun terlalu lama.

"haik..haik, bossuuu" aku langsung mengemas baju didepanku kedalam tas dan menunggu hanji selesai dengan urusannya dengan dokter.

"yosh ... ayo kita pergi" hanji langsung menyambar tas yang berisikan bajuku tadi dan berjalan mendahuluiku.

aku lalu mengejar hanji dan berjalan di sampingnya.

"hanji apa yang dikatakan dokter tadi?" 

"hal-hal biasa seperi resep obatmu dan kondisimu itu saja" jelas hanji

aku hanya mengangguk paham. taklama kereta kuda datang menjemput kami dan membawa kami ke markas, diperjalanan aku dan hanji hanya diam-diam saja.

setibanya di markas....

aku dan hanji turun dari kereta dan langsung menjadi pusat perhatian. semua prajurit memperhatikanku dan mulai berbisik satu sama lain.... itu membuat perasaanku jadi buruk.

"sudah kita harus ke ruangan erwin" sepertinya hanji sadar dan langsung menyuruhku mempercepat langkah ke ruangan komandan erwin. 

Tepat didepan ruangan komandan itu aku merasa sangan gugup. hanji lalu mengetuk pintu lalu membukanya memperlihatkan sangkomandan pasukan tengah duduk di kursi kebanggannya yang menatap lurus ke kami dan manusia terkuat sedang duduk meminum teh di sofa ruangan itu. melihat kondisi ini  sudah cukup untuk membuatku ketakutan setengah mati.

hanji mendorongku masuk dan dia menutup pintu ruangan itu lalu pergi dari sana meniggalkan kami ber 3 dengan keadaan sangat canggung menyelimuti rungan.

hening.....

"ekhm" komandan erwin memecah keheningan 

"bagaimana kondisimu sekarang (y/s)?" tanya komanda erwin

" cukup baik untuk bisa berada disini menemuimu" 

" sudah jangan banyak basa-basi" levi meletakan cangkir tehnya dan menatap ke arahku lalu pindah menatap erwin dengan sangat tajam.

aku melihat komandan erwin menghembuskan nafas kasar, aku merasaka firasat buruk sekarang.

"(y/s)- san bagaimana perasaanmu dalam pertempuran pertamamu?" erwin serius

" aku...aku merasa tidak berguna, semua sangat berbeda dengan latihan. diluar sana sangat berbahaya dan mengerikan beribu-ribu kalilipat" jelasku sambil menundukan kepala.

" jadi menurutmu ... sekarang aku harus bagaimana denganmu? sepertinya aku mengharapkan terlalu banyak padamu tanpaberpikir kedepannya" erwin terlihat kecewa tenatng ku.

aku mengepalkan tanganku dan membulatkan tekatku.

"KOMANDAN!! keluarkan aku dari squardmu!!!!" entah apa yang ku pikirkan aku mengatakan itu dengan lantang.

kulihat erwin sangat terkejut begitupun levi tapi dia dapat dengan cepat kembali santai.

"kenapa kau langsung memutuskan hal itu?" erwin

"aku sudah mempertimbangkan semuanya" aku yakin

"sebaiknya kau punya alasan yang bagus" erwin memandangiku.

aku menghembuskan nafas kasar dan menyiapkan diriku untuk mengataknnya.

"aku sudah memikirkannya, selama di rumah sakit aku memikirkan ketidakpantasanku berada di squardmu, awalnya aku sangat percaya diri dengan kekuatanku.. ternyata aku salah aku jauh lebih lemah dari semuanya, aku hanya akan menghambatmu kedepannya jadi aku mohon keluarkan aku dari squardmu" aku langsung membungkuk ke arah erwin

" keluarkan saja dia, beruntung dia sadar diri dengan kemampuannya erwin" ucap levi, aku sangat tidak percaya dengan apa yang dia ucapkan.

komandan erwin hanya terdiam berpikir...

" baiklah jika itu keputusanmu, sebaiknya aku meletakanmu dimana? ... bagaimana jika-" 

" keluarkan aku dari pasukan ini...aku mohon" ucapku membuat komandan erwin sangat terkejut.

levi lalu berdiri dari tempatnya lalu mendatangiku dengan tatapan tajamnya.

"jika kau kabur karena malu dengan kemampuanmu sebaiknya dari awal kau tidak pernah masuk pasukan ini, dasar pengecut" levi lalu pergi darisana dengan keadaaan marah.

erwin lalu menghela nafas sekali lagi, entah sudah berapa lama dia melakukannya hari ini. dia lalu bangkit dari kursinya dan menghampiriku.

"kau yakin dengan keputusan ini? bukankah ini terlalu cepat? jika kau ingin sangat kuat, kau bisa latihan dengan levi atau dengan mike" bujuk erwin

" tidak komandan aku sudah cukup membebankanmu tolong izinkan aku keluar dari sini, aku berjanji akan kembali menjadi pedangmu saat aku semakin kuat" ucapku

"baiklah aku akan menunggu" ucap erwin

"satu lagi jangan beritau yang lain, bilang saja aku dipindah tugaskan ke suatu tempat secara rahasia" ucapku lalu pergi meninggalkan ruangan komandan erwin.

setelah keluar aku langsung menuju kamarku dan segera berkemas. karena semua orang sedang bertugas jadi tidak terlalu banyak orang di sini

" setidaknya aku tidak terlalu pusing memikirkan alasanku pada mereka" aku dengan cepat mengambil barangku  dan pergi dari sana. setelah itu aku langsung ke kandang kuda dan mengambil kuda ku lalu benar-benar pergi meninggalkan markas itu.

levi melihatku dari jauh dengan tatapan datarnya lalu pergi dari sana.

aku berjalan cukup jauh ke arah pasar, tempat yang pernah aku datangi sebelumnya. ya aku harus  kesana meminta bantuannya. ku arahkan kudaku masuk ke arah gang kecil disana dan meletakan kudaku didepan pintu tua itu.

tok..tok..tok..

lalu pintu itu terbukan aku langsung masuk ke dalamnya. bisa kulihat orang tua yang ku cari sedang melihatku dengan pandangan remehnya.

"selamat datang" ucapnya dengan senyum menyebalkan itu

"kenny"


- TBC -

my life without or with you ( levi x readers )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang