Bab 98: Aku Hanya Tidak

947 57 1
                                    

Setelah kembali dari rumah Master Agung, Putri Shunde duduk di aula utama sepanjang malam. Dia tidak repot-repot membersihkan wajahnya yang berdarah, atau memperbaiki rambutnya yang basah dan berantakan.

Ketika Zhu Ling datang dan melihatnya, dia panik dan dengan cepat berjalan ke kursinya. Zhu Ling mengulurkan tangan untuk menyentuh wajahnya, tapi berhenti di udara.

Zhu Ling ingin menarik tangannya, tapi Shunde meraihnya dan menekan pipinya ke telapak tangannya.

Putri Shunde menggosok wajahnya ke tangan Zhu Ling, mengolesi darah di atasnya.

"Putri ... lukamu ...."

"Zhu Ling, aku tidak bisa membunuh Master."

"Master Agung ....?"

"Dia tidak menghukumku. Dia hanya menghabiskan seluruh kekuatanku." Dia menekan wajahnya sedikit lebih erat ke telapak tangan Zhu Ling. "Identitas, martabat, kekuatan, kehidupan ... dia memberiku segalanya. Zhu Ling, selain dari wajah ini, dia tidak menginginkan apa pun dariku, dan aku tidak punya apa-apa sekarang ...." Matanya terbuka, tapi tatapannya kosong.

"Bekas lukaku masih ada setelah sekian lama, berapa lama lagi dia akan bersabar? Satu bulan, dua bulan? Setahun? Dua tahun? Begitu dia menyerah, aku akan menjadi sampah yang bisa dia buang begitu saja. Apa perbedaan antara aku dan para petani di luar sana?"

Jejak kegilaan melintas di matanya. "Bagaimana kalau aku menghukumnya dengan mengambil nyawaku sendiri? Dia sangat menginginkan wajah ini, jika aku mengambilnya, dia akan menderita."

"Putri ...." Zhu Ling terkejut. "Putri, jangan menyerah dulu. Aku datang untuk memberitahumu bahwa Lin Haoqing telah kembali."

"Lin Haoqing?" Putri Shunde tersenyum menghina. "Dia masih berani kembali? Zhu Ling, kenapa kamu tidak membunuhnya saja?"

"Lin Haoqing bilang dia bisa membantu sang Putri."

"Membantuku? Apa yang bisa dia bantu?"

"Membunuh Master Agung."

Tubuhnya menegang. Setelah hening sejenak, dia berkata, "Bawa dia kepadaku."

¤¤¤☆♡☆♡☆¤¤¤

Di atas dasar laut, Chang Yi telah menciptakan gelembung raksasa untuk menahan air.

Ji Yunhe tidur dengan lingzhi laut sepanjang malam. Ketika dia bangun, dia melihat Chang Yi berbaring diam di sampingnya.

Jubah hitam dan rambut peraknya tersebar di sekelilingnya, dan cahaya biru dari lingzhi berwarna sama dengan matanya. Ji Yunhe merasa seolah-olah dia berada dalam mimpi, pribadi, tenang dan mempesona. Gelembung sesekali berputar-putar membuat segalanya lebih ajaib.

Menatap wajah cantik di depannya, dia tidak tahu apakah ini nyata atau fantasi.

Ji Yunhe menatap garis alisnya dengan kagum, dan menemukan situasi mereka agak lucu.

Mereka berdua mengira Ji Yunhe sudah mati. Siapa yang bisa menduga bahwa dia akan dilahirkan kembali, dan mereka akan bertemu lagi ....

Ji Yunhe mengangkat tangannya dan menelusuri jarinya di pangkal hidung Chang Yi. Chang Yi membuka matanya.

Cahaya lingzhi laut bersinar di kedua wajah mereka.

"Chang Yi." Ji Yunhe membuka mulutnya terlebih dahulu, tapi setelah memanggil namanya, dia tidak tahu harus berkata apa lagi. Terlalu banyak yang terjadi di antara mereka dan dia tidak bisa memilah semua emosinya.

"Bagaimana keadaanmu?" tanya Chang Yi. "Apakah kamu masih merasa tidak nyaman?"

Baru sekarang Ji Yunhe ingat kenapa dia dibawa ke sini. Dia menggelengkan kepalanya dan menyentuh lingzhi laut di batuan dasar. "Tempat ini ajaib, sepertinya telah menghilangkan semua panas yang membakar di dalam tubuhku."

The Blue Whisper / 驭鲛记 [Terjemahan Indonesia] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang