PROLOG

237 27 0
                                    

Zweitson duduk di bangku kafe dekat rumah, kini ia menatap layar laptop di depannya.

Hari ini adalah hari Minggu, namun tidak terasa seperti hari Minggu. Tugas yang menumpuk membuat Zweitson terlihat lelah, dan ia tidak bisa menghabiskan waktu untuk istirahat ataupun liburan.

Hingga tiba-tiba panggilan masuk di layar laptopnya. Dengan senyuman, Zweitson menerima panggilan dari seseorang bernama Baby.

"Hai... apa kabar?" tanya gadis itu dari telepon.

"Hai.. Baik, kamu gimana By?"

"Aku baik, kamu lagi apa?"

"Ngerjain tugas kayak biasanya."

"Skripsi bab 1 masih belum selesai?"

Zweitson menggelengkan kepalanya. "Belum," jawabnya.

Baby terlihat menghela napas panjang.
"Kalau aku ada di sana pasti aku bantuin kamu, kamu semangat ya ngerjainnya."

Zweitson tersenyum meskipun mendapatkan semangat itu dari jauh, namun rasanya sangat senang.
"Kamu nggak ada tugas?"

"Baru selesai tadi, oh iya.. udah makan belum?"

"Udah."

"Bohong ya, aku tau kalau kamu bohong Son.."

Zweitson memperlihatkan gigi putih miliknya.
"Aku males makan, nggak ada yang nemenin."

Baby terlihat menahan tawa. "Manja banget deh, pesan makan sana... Aku temenin kamu makan deh."

"Emang kamu udah makan?"

"Udah dong, tadi abis sarapan sama---" Baby terdiam.

"Sama siapa?" tanya Zweitson bingung.

"Udah, kamu pesan makanan dulu deh."

"Yaudah."

Zweitson memesan sepiring nasi goreng dan air putih hangat. Ia biasanya memesan kopi namun karena sedang video call Baby ia tidak bisa memesan, sudah pasti Baby akan memarahinya karena kopi bisa membuat asam lambungnya naik.

Baby menemani Zweitson untuk makan siang, perbedaan waktu antara mereka membuat semua terasa jauh. Padahal Zweitson yang memutuskan hubungan antara mereka, meskipun dengan cara baik-baik namun terasa sangat menyakitkan.

Zweitson menatap Baby yang sibuk mengetik sesuatu di ponselnya, karena ia sedang video call menggunakan laptop.

"Sebentar ya Son, aku angkat telepon dulu."

Zweitson menggangguk kecil sambil tersenyum miris ketika melihat Baby keluar dari kamarnya. Zweitson menunggu Baby kembali sampai makanannya habis, sepertinya Baby lebih suka berbicara dengan orang yang sedang meneleponnya itu dibandingkan dirinya.

Zweitson melihat ke sekeliling kafe dan menemukan sebuah gitar yang baru saja selesai dipakai seseorang. Gitar di kafe yang sekarang Zweitson tempati menyediakan gitar, gitar itu boleh dipinjam oleh pengunjung hanya dengan membayar lima ribu rupiah per jam.

"Nah itu," ucap Zweitson tersenyum.

Zweitson mengambil gitar itu lalu menekan tombol hijau. Tombol itu berfungsi untuk menghitung waktu selama Zweitson meminjamnya.

Lalu Zweitson kembali duduk di depan laptopnya, Zweitson tersenyum ketika Baby kembali masuk ke kamar.

Baby tersenyum tipis. "Maaf lama," ucapnya.

"Iya nggak papa, aku mau nunjukin kamu sesuatu."

"Apa itu---"

Ucapan Baby terpotong ketika handphone yang Baby pegang bergetar. "Sebentar ya, Son."

Baby membaca layar ponselnya, tanpa disadari seulas senyum terlihat dari bibir manis Baby. Lalu Baby dengan antusias menggerakkan jari tangannya untuk membalas pesan di handphonenya.

Zweitson tersenyum miris, ia tau ia tidak boleh egois namun ternyata rasanya cukup sakit. Ketika dahulu mereka selalu memprioritaskan satu sama lain. Namun kini, Zweitson tidak punya hak apa-apa.

Zweitson melihat Baby yang sudah selesai membalas pesan, kemudian Baby menatap ke arah Zweitson dengan tatapan merasa bersalah.

"Zweitson maaf, aku harus pergi dulu ada urusan sama seseorang. Maaf ya, lain kali kamu bisa kasih tau sesuatu itu ke aku."

Zweitson berusaha tersenyum dengan tulus.
"Nggak papa, nanti kamu kabarin ya, kamu hati-hati di jalan."

"Makasih Son, aku tutup ya.. kamu juga semangat ngerjain tugasnya. See you." Baby melambaikan tangannya sambil tersenyum lalu mematikan sambungan teleponnya.

Zweitson menghela napas panjang, namun ia langsung memasang kamera dari handphonenya dan meletakkannya di depan. Zweitson menyiapkan posisi gitarnya lalu setelah itu menekan tombol merah dari handphonenya.

Petikan jari tangannya bersentuhan dengan senar gitar yang Zweitson pegang, sambil tersenyum menatap kamera handphone Zweitson menarik napas pelan.

Cerita manis kita jalani
Penuh warna bagai pelangi
Semua mata pun meyakini
Kita bagai Romi dan Juli

Namun takdir telah berkata
Jalan kita harus berbeda
Oh kasihku kamu tenang saja
Ini bagian cerita kita

Kau dan aku sama-sama tau
Kisah kita tak akan bersatu
Jarak kan pisahkan kau dan aku
Saat kamu pergi jauh
Mengejar semua mimpimu
Dan kau lupakan ku

Daripada nanti kita sakit hati.. iii..
Lepas aku Baby...

"Hai Baby, semoga kamu suka ya sama lagu buatan aku ini.. see you."

Zweitson tersenyum sambil melambaikan tangan ke kamera laku menekan tombol warna merah lagi.

Jari lentiknya Zweitson mengirimkan video itu langsung ke Baby.

Baby Seven

ditonton ya By
Send

"Mulai sekarang lepas aku Baby."

ππππ

Hai guys...
Hai YouN1T...
Sebelumnya yang belum tau UN1TY aku mau kasih tau ya..

UN1TY debut pada tanggal 9 Desember 2019 dengan mengeluarkan dua single berjudul 'Coba Cintaku' dan 'Satu'.
UN1TY terdiri dari 8 member yaitu Fajri, Farhan, Fenly, Fiki, Gilang, Ricky, Shandy, dan juga Zweitson.
Mereka cowok-cowok bertalenta loh, mereka juga dari berbagai daerah. Makanya nama grup mereka adalah "UN1TY"
Yuk yang mau kepoin bisa distalk aja Instagram, tiktok, twitter, dan vlive mereka un1ty_official.

See you guys...
Semoga kalian suka..
Jangan lupa vote, komen, dan share ke temen-temen kalian...
Jangan lupa juga untuk stand UN1TY bagi yang belum, hehe...
Tonton juga ya semua MV lagunya di YouTube UN1TY.

01 Agustus 2021

BABY || UN1TYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang