1. masuk angin

11.9K 1.2K 200
                                    

kisah luar biasa itu dimulai, di tahun 1996.





••••••
author pov

siang ini, di bawah terik matahari yang sedang semangat-semangatnya untuk bersinar. lisa mengusap peluh, mengernyitkan dahi ketika hawa panas yang ia rasa semakin membakar kulit.

tapi belum sempat lisa tertunduk ingin istirahat dari hukuman larinya, suara peluit dari guru olahraga memekik keras dari jauh. membuat lisa berjengit terkejut dan cepat-cepat menegakkan tubuh.

"kenapa berhenti?!"

"astaga pak, udah sembilan putaran lho, masa tetep ngga dikasih waktu buat istirahat?"

"gak bisa. siapa suruh kamu datang telat?"

"kan itu juga ada alasannya pak. saya kemaren abis nganter mbah keluar kota."

"di mana letak yang kamu sebut sebagai alasan itu?" tanya pak tomo, guru pengajar di bidang olahraga.

beliau bersedekap dada dengan raut muka yang garang. sedikit memiliki kumis dengan tatapan yang selalu melotot kepada siapa saja.

dan lisa, bukan lagi satu-satunya murid yang sering berhadapan dengan beliau. gadis tinggi ini hanya ketiban sial, berniat ingin masuk sekolah lewat pintu belakang karena telat, eh malah ketahuan oleh pak tomo.

bibir lisa sedikit cemberut, lalu menghela nafasnya dengan pelan.

"bapak tau ngga sih? punggung saya ini lagi penuh sama merah-merah pak."

pak tomo dengan lekas memukulkan peluit yang sedari tadi ia pegang, kearah lisa.

gadis itu meringis, walau tak terlalu sakit tapi tetap saja dirinya kelewat malu. banyak pasang mata beberapa murid yang kini mulai memperhatikan lisa yang sedang dihukum oleh pak tomo tepat di pinggir lapangan.

"kamu itu perempuan. harusnya tau sopan santun sama yang lebih tua. terlebih, saya ini guru kamu."

"mulutmu itu gak sopan. cerita hal pribadi seolah saya teman sebaya kamu." lanjut pak tomo setengah berteriak.

sungguh, lisa telah banyak mengumpat dalam hati. sudah kedua kakinya begitu penat sehabis lari sembilan putaran lebih, kini rungunya juga malah harus berdenging mendengarkan tiap ucapan pedas dari pak tomo.

"maaf pak." lisa tertunduk.

"saya tambah hukuman kamu untuk bersihin gudang olahraga."

"iya pak."

"ambilkan peluit saya."

tangan lisa langsung mengambil peluit yang jatuh tak jauh dari tempatnya berdiri. ia serahkan peluit itu dengan hati-hati dan membungkukan tubuh sesopan mungkin.

tapi hal itu sepertinya salah lagi, ketika pak tomo malah tiba-tiba saja menampar tangannya dengan kekuatan sedang. dan gadis tinggi itu mengaduh, meringis sekali lagi.

"pak, kali ini saya salah apa lagi?" tanya lisa heran.

"tanganmu itu, biasakan memakai tangan kanan jika mau mengasih atau memberikan sesuatu pada siapa saja. mengerti kamu?"

"iya ngerti pak, maaf."

guru olahraga itu menggeleng-gelengkan kepalanya dan berlalu pergi menjauh.

meninggalkan lisa yang sedetik kemudian gadis itu langsung berani mengangkat pandangan dan mengucapkan sumpah serapah tanpa suara kearah pak tomo.

suara tawa langsung terdengar dari beberapa murid, membuat lisa berdecak kesal dan berjalan lunglai menuju gudang olahraga.

seperti inilah keseharian lisa jika di sekolah. sering mendapat hukuman bukan karena sifatnya yang pemalas, tapi memang keadaan yang kadang mendesak lisa untuk berlambat-lambat ke sekolah.

NOSTALGIA - JENLISA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang