Mencarimu

2.2K 112 5
                                    

Levi Ackerman tengah menghela nafasnya yang mulai terdengar putus asa, kini ia tengah berada di kedai teh milik ia dan ibunya, menatap laptop didepannya dengan wajah cemberut yang terlihat lebih kecewa dari biasanya.

Ibunya menghampirinya dan menyimpan segelas teh panas di atas meja samping Levi, lalu menatap anaknya dengan prihatin.

"Bagaimana? Kau sudah menemukan Erwin?" Tanyanya, entah sudah berapa ratus kali Kuchel menanyakan itu kepada Levi, yang jelas jawaban anak itu selalu sama setiap harinya.

"Belum.." itulah jawaban yang sering didengar nya, di tambah dia harus melihat wajah Levi yang terlihat sangat sedih, Levi sudah mencari Erwin di beberapa media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan beberapa media lainnya yang tak terhitung jumlahnya.

"Sebaiknya kamu istirahat dulu, ini sudah sore dan sebaiknya kamu pulang ke rumah untuk membersihkan diri" ucap ibunya, seraya menutup laptop Levi.

Levi lagi-lagi membuang nafas kasar. "Aku ingin tahu apakah dia masih mengingatku, apakah dia juga mencariku seperti aku yang mati-matian mencarinya.."

Kuchel mengusap rambut Levi dengan lembut, lalu tersenyum menatap anak semata wayangnya itu. "Dengar Levi, bukankah kau bilang kalau Erwin itu adalah sahabat terbaikmu di masa lalu? Kalau benar begitu, dia pasti juga akan mencari mu seperti kau mencarinya, ibu yakin kalian berdua akan di pertemukan kembali.." Kuchel menatap Levi dengan senyuman menyakinkan, sehingga Levi tidak bisa berucap lagi.

Levi menyandarkan punggungnya pada kursi sambil menatap langit-langit. "Aku ingin segera bertemu dengannya, seperti apa dia nanti? Bagaimana wujud nya? Apakah masih menjadi Erwin yang kukenal?" Ia tanpa sadar malah bergumam sendiri.

Kuchel menepuk bahunya. "Jangan terlalu dipikirkan Levi, cepat kembali ke rumah dan beristirahat lah, nanti malam kembali kesini untuk membantu ibu" ucapnya, karena kini Levi dan ibunya bekerja sama untuk membangun kedai teh yang sangat di impikan nya, meski hanya bekerja berdua saja dengan penghasilan sederhana, mereka tetap hidup bahagia dan Levi sangat senang karena dia bisa merasakan bagaimana baiknya seorang ibu.

Levi mengambil laptopnya dan memasukkannya kedalam tas, lantas bangkit dan menggendong tas tersebut. "Baiklah, aku akan pulang dan mandi, nanti malam aku akan kembali kesini" ucap pria itu.

Kuchel mengangkat ibu jarinya, lalu menatap punggung anaknya dengan raut wajah yang tak bisa di artikan, melihat Levi yang terus mencari sahabat baiknya itu membuatnya khawatir, ia berharap kalau orang yang bernama Erwin itu segera ditemukan, diam-diam ia juga sering menanyakan keberadaan Erwin Smith kepada orang-orang yang ia temui di pasar atau mall perbelanjaan, namun tetap saja hasilnya nihil.

Levi dengan lemas langsung menuju ke arah motor sport nya yang tampak keren meski harganya tidak seberapa, ia dan ibunya menabung keras hanya untuk membeli motor itu, Levi menaikinya dan tidak lupa memakai helm, lantas segera melajukan motornya ke jalan raya.

Namun saat di tengah perjalanan, Levi menghentikan motornya tepat di alun-alun kota yang sangat ramai, ia bermaksud untuk membeli beberapa makanan hangat untuk dimakannya di kedai nanti malam, jadi ia memarkirkan motornya dan mulai menjelajahi alun-alun kota yang menyuguhkan banyak sekali kedai-kedai dengan makanan lezat, sehingga Levi benar-benar kebingungan untuk memilih nya.

Levi memasuki salah satu kedai yang sedikit sepi, ia memutuskan untuk membeli beberapa daging asap untuknya dan ibunya.

"Pak, tolong daging asapnya di bungkus ya.." ucap Levi, lalu duduk di tempat yang sudah di sediakan.

Sang pemilik kedai mengacungkan jempol nya. "Baik.." ucap nya dengan senyuman lebar, lantas segera membuatkan pesanan Levi.

Drrrtt..

Maybe In Another Life [ ERURI ] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang