Mengapa?

782 91 4
                                    

"Levi.." lirih Erwin, yang masih belum melepaskan pegangan tangannya pada pria kecil didepannya.

Entah mengapa meski ini pertemuan kedua Levi dengannya, kali ini perasaan bahagia lebih membuncah didalam dadanya, apa karena tidak ada Mike di dekat mereka? Atau karena tak ada wanita yang baru saja Erwin lamar?

"Ba-bagaimana kabarmu?" Tanya Levi, sedikit menunduk untuk menghilangkan perasaan gugupnya, padahal ia dan Erwin begitu dekat, namun mengapa kini ia merasa canggung?

Erwin yang menyadari aura canggung dari Levi langsung melepaskan genggaman tangannya lalu mendengus kesal. "Lihat dirimu Levi, kau berbicara denganku seperti aku orang asing saja"

Levi langsung mengangkat kepalanya. "Bukankah itu wajar? Aku baru bertemu denganmu setelah beberapa tahun lamanya, sebenarnya kemana saja kau?!"

Erwin tersenyum kecil, kenyataan bahwa Levi mulai sedikit cerewet kepadanya membuatnya menghela nafas lega, namun ia segera menghilangkan senyumannya dan diganti dengan cibiran menyebalkan.

"Harusnya aku yang bertanya, kemana saja kau selama ini? Aku sudah mencarimu kemana-mana namun tak pernah menemukan mu" ia menatap Levi tajam, namun Levi tak mau kalah, ia memukul meja didepannya dan balas menatap Erwin.

"Aku mencarimu kemana-mana bodoh, aku tetap disini, kau saja yang menghilang!"

"Haaaa? Aku tidak menghilang bodoh.." Erwin terdiam sejenak, atau mungkin memang ia yang bodoh? "Ettoo... Meski aku berada di Italia selama ini, hahaha.."

Levi langsung mencubit lengan pria itu dengan keras. "Pantas saja!" Bentaknya.

Erwin tampak kikuk. "Yeah, aku mencari keberadaan mu diberbagai media, lalu tahun kemarin aku kembali ke Jepang dan mencoba mencarimu lagi"

Levi mendengus sebal. "Lalu bagaimana dengan Mike? Dia bersamamu juga di sana?"

Erwin mengangguk-anggukkan kepalanya. "Dia bekerja di perusahaan ayahku, sebenarnya aku juga bekerja disana, namun ayahku kembali mengirimku kesini untuk membantu perkembangan perusahaan Paradise, tempat kerjanya Hange"

Levi mengangguk paham. "Dia juga bilang kalau kau menjadi atasannya yang baru" ucap Levi, yang membuat Erwin terkekeh.

Levi segera melanjutkan dengan ragu-ragu. "Lalu kenapa kau bisa bertemu Marie? Dan melamarnya?"

Erwin tercekat dan ia tampak kaget. "Darimana kau tahu itu?" Tanyanya.

Levi menghela nafasnya. "Saat di kedai tadi, aku mendengar Marie bicara sebelum ia pergi.."

Erwin menyandarkan punggungnya di kursi sambil menatap langit-langit. "Kebetulan dia juga bekerja di perusahaan ayahku, aku mencoba mendekatinya dan berharap di kehidupan ku yang baru ini, aku bisa hidup bersamanya, kau tahu kan? Dia cinta pertamaku"

Levi menundukkan kepalanya, Erwin hanya sahabatnya, sahabatnya yang ia anggap seperti keluarganya sendiri, seperti kakak laki-laki yang selalu melindunginya dan menghiburnya di saat ia terpuruk, harusnya ia senang karena Erwin akan mendapatkan seseorang yang sangat ia cintai di masa lalu, lantas mengapa ia merasakan sakit di dada? Mengapa ia merasa sesak dan tenggelam didasar laut yang dalam, seolah tak akan pernah bisa menggapai erwin yang menjadi daratan untuknya berlabuh.

"Yeah.. selamat untuk itu" ucap Levi dengan suara kecil.

Erwin terkekeh. "yeah, tapi aku punya firasat buruk tentang hal itu.."

Levi mendengus. "Seharusnya kau percaya diri, bukannya memikirkan hal-hal buruk atau negatif lainnya" ia mulai mengomeli.

"Aku tahu Levi.."

Maybe In Another Life [ ERURI ] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang