janji II

496 68 6
                                    

Sudah satu Minggu berlalu sejak Erwin dan Levi memutuskan untuk bersama, jujur saja tak ada beban lagi yang menghantui Erwin ketika ia bersama Levi, berbeda dengan Marie, ia akan selalu di hantui kecemasan tentang masa depannya. Selain itu dia juga selalu sibuk memikirkan apakah ia benar-benar mencintai Marie atau tidak, tapi semua itu sudah berakhir, toh sekarang ia bahagia dan bisa hidup bersama Levi.

Dan sekarang mereka berdua sedang berada di kedai Levi bersama Mike, Hange, Nanaba dan Moblit, berkumpul bersama sambil menikmati teh terbaik yang ada di kota itu dan mendengarkan cerita Erwin tentang apa yang terjadi dengan pernikahan nya.

"Sialan kau" ucap Mike yang lalu menyeruput teh nya. "Hampir dua bulan kau menjalani hubungan dengan orang yang bahkan tidak kau cintai, lalu hampir setiap hari Levi terluka karena melihat mu dengan Marie"

Erwin memang tidak mengelak saat teman-temannya berkata bahwa ia sangat bodoh dan semua yang terjadi adalah salahnya, karena memang begitulah keadaannya.

"Sudahlah teman-teman, tak usah di ungkit lagi, lagipula Erwin dan Levi sekarang sudah bersama-sama, tak ada yang perlu dipikirkan lagi" ujar Nanaba, mengubah suasana yang sedikit dingin itu menjadi lebih hangat.

Hange tertawa. "Kau benar Nanaba, tidak perlu memikirkan apa yang sudah terjadi sebelumnya, sekarang mari kita berpestaaa!" Entah mengapa semenjak ia tahu kalau Levi berhasil mendapatkan Erwin, dirinya kembali menjadi Hange yang dulu,.Hange yang sangat berisik bahkan tidak pernah bisa diam jika diberitahu.

Erwin tersenyum menatap teman-temannya, ia merasa kehidupannya yang dulu perlahan-lahan mulai kembali, dan ia tak akan mengulangi hal yang sama seperti sebelumnya, ia ingin selalu jujur pada dirinya sendiri untuk mencintai orang yang tepat.

Levi berjalan ke arah mereka sambil berlari kecil. "Ngomong-ngomong didepan kedai ada yang mengantar makanan, siapa yang memesannya?" Tanya pria itu kebingungan.

Teman-temannya juga saling bertatapan untuk mencari tahu siapa orang yang memesan di antara mereka.

"Mike, kau yang memesan ya?" Tuduh Erwin.

Mike mendengus sebal. "Enak saja, yang seharusnya memesan makanan itu kau!" Ia malah menuduh balik Erwin.

"Haa? Kenapa aku? Aku tidak memesan apapun!" Elak pria itu.

Levi menatap Nanaba dan Hange, namun ia lebih curiga kepada Hange. "Mata empat, kau yang memesan bukan?"

Hange tersentak. "Kenapa aku? Aku tidak memesan apapun, cebol!"

Levi menggeram dengan marah. "Kalau kau tidak memesan nya ya sudah, tidak usah menyebutku dengan panggilan cebol!" Bentaknya tak terima.

Moblit langsung menggelengkan kepalanya saat Levi menatap ke arah nya, lalu mereka dikejutkan oleh seseorang yang sudah membawa makanan yang sebelumnya di antar oleh pengantar makanan.

Seorang laki-laki paruh baya dengan rambut pirang yang sedikit memutih itu berjalan ke meja mereka sambil membawa banyak makanan, semuanya terpaku namun Erwin terbelalak.

"Ayah, apa yang kau lakukan disini?" Tanya Erwin sedikit kaget.

Edward terkekeh seraya berjalan dan duduk di salah satu kursi yang ada disana, ia juga menyimpan makanannya di atas meja. "Maaf karena datang tiba-tiba tanpa memberitahumu terlebih dahulu"

Erwin masih kebingungan, begitupun dengan Levi dan teman-temannya, menyadari bahwa semuanya tengah bingung menatap ke arahnya, Edward langsung berkata. "Ayah kesini untuk melihat Levi dan ibunya, Kuchel"

Levi yang merasa disebut namanya langsung menolah kepada Edward dengan keheranan. "Anda ingin bertemu saya?" Tanya Levi.

Edward yang mendengarnya langsung tersenyum ke arahnya. "Ahh jadi kau Levi ya? Pacar Erwin?" Tanyanya.

Maybe In Another Life [ ERURI ] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang