Cinta Pertama Erwin

527 66 3
                                    

Flash back

Erwin tengah berada di ruangannya sambil mencoret-coret beberapa lembar kertas, kadang-kadang ia akan melemparkannya ke lantai ketika kertas yang ia coret-coret itu gagal membentuk hasil yang di inginkan, sebenarnya ia sedang mengerjakan beberapa rencana untuk pergi ke luar dinding dan membasmi para Titan-titan itu, meskipun rencana itu butuh waktu lama untuk selesai dipikirkan.

Namun tiba-tiba suara ketukan pintu terdengar, Erwin berteriak masuk dan seorang pria dengan rambut hitam dan kumis tipis serta janggut pendek nya yang terlihat serasi berjalan ke arah mejanya.

"Ah, Nile, tumben sekali kau kemari, ada perlu apa?" Tanya Erwin dengan suara lemas, Nile adalah sahabat lamanya, dulu ia sangat dekat dengan Nile, namun sekarang hubungannya terasa renggang meski mereka masih berhubungan baik, mungkin karena Erwin ingin sedikit menjauh dari Nile karena alasan tertentu.

"Erwin, malam ini aku mengadakan pesta kecil di rumahku, ada beberapa orang yang akan ikut, kupikir kau juga harus ikut" ucap nya.

Erwin menaikan sebelah alisnya. "Haruskah?"

"Tentu, sudah lama kita tak bersenang-senang bukan? Keluarlah dari sarangmu ini dan pergilah ke pestaku, kau boleh membawa pasanganmu untuk malam nanti"

Erwin menghela nafas, sejak kapan dia mau membawa pasangan hanya untuk pergi ke pesta konyol? Dari pada ke pesta, ia lebih menyukai pekerjaan nya disini.

"Kau akan datang bukan? Aku dan istriku akan menantimu di rumah"

Sebelum Erwin bisa menolaknya, Nile sudah pergi sambil melambaikan tangan, kini yang tersisa hanya dirinya dan kertas-kertas yang tadi ia buang ke lantai.

Erwin menghela nafasnya, bukannya ia akan bersenang-senang, malah mungkin sebaliknya.

Jujur saja ia tak sanggup melihat kedekatan Nile dengan istrinya, Marie, wanita itu adalah orang pertama yang bisa membuatnya jatuh hati, Marie memiliki sebuah kharisma tertentu yang dapat menarik perhatian Erwin, ia tak pernah se tertarik itu pada lawan jenis sebelum Marie datang kekehidupan nya dan menghancurkan hatinya dengan menikah dengan sahabatnya sendiri.

Namun ia sudah memendam perasaan cintanya sejak lama, ia mulai menerima hubungan mereka perlahan-lahan, meski itu sedikit menyakitkan baginya.

BRAK

Suara pintu yang tiba-tiba terbuka dan membuat Erwin tersentak kaget, tanpa sadar ia malah membuat garis panjang di atas kertas yang sedang digambar nya, ia menganga karena hasil gambarnya yang hampir selesai malah hancur akibat orang yang tiba-tiba mengagetkan nya, semua bawahannya tak akan ada yang berani mendobrak pintu seperti itu, kecuali pria pendek menyebalkan yang selalu berbicara kasar padanya, meski Erwin sudah tak pernah mempermasalahkan hal itu lagi.

"Levi, kau membuat pekerjaan ku hancur" ucap Erwin, suaranya masih lemas tanpa ada hasrat sedikitpun untuk hidup.

"Kudengar semalaman kau bekerja sampai pagi ya? Dan sekarang kau masih berada disini dengan keadaan kacau begitu" Levi mendekat ke arah Erwin, lalu mengambil beberapa kertas yang sedang di gambar oleh Erwin.

"Apa ini?" Tanyanya.

"Rencana yang kubuat, aku sudah membuatnya berulang kali, tapi semuanya tak ada yang cocok, jadi aku akan memikirkannya sekali lagi" jawab pria itu.

Levi menggelengkan kepalanya sambil melihat sekeliling, ruangan yang kotor dan berantakan, ia sangat tidak menyukai pemandangan itu.

"Tch ruangan ini seperti kapal pecah, kapan terakhir kali kau membersihkannya?" Tanya Levi, yang langsung berjalan ke ujung ruangan dan mengambil sebuah sapu.

Maybe In Another Life [ ERURI ] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang