8

81 4 0
                                    


"Maya!! Loh kamu di sini? Kamu di cariin bang Joy eh kamunya di sini?" Suara orang kaget buat aku noleh dan langsung menjawab ternyata Gibran

"Gak apa-apa aku bisa samperin sekarang, makasih"

"Sama-sama May"

Aku melihat Gibran yang masih bingung, tapi aku tak menghiraukan setelah berpamitan dengan Aldi aku keluar ruangan music mereka.

Di ruangan yang tak besar kedua orang sedang membahas sesuatu.

"May, sorry aku gak maksud buat ngerepotin kamu sama asisten kamu"

"Tapi aku juga gak banyak punya hak lain dalam hal ini"

"Manajemen juga menurutku punya dendam soal kamu atau sama club yang aku bawain sekarang"

"Atasan Abang emangnya ngomong untuk gak bolehin ngajak aku?" Aku tak bisa menahan diri untuk bertanya serelah mendengar keluhan dari bang Joy

"Yahh gitu, alasannya karena dana padahal aku sendiri sama rekan yang lainnya juga udah susah payah bikin proposal ngajuin kamu"

"Selain kamu berbakatkan udah terkenal seenggaknya bisa menjadi awal kepercayaan diri club kita ini"

Memang, aku tak menyangka hal ini bisa terjadi saat ini walaupun hal-hal lain sebelumnya aku pernah di susahkan atau di sengaja ada yang nargetin aku soal pekerjaan.

Soal untuk membantu pemasaran club ini? Menurutku tanpa aku mereka bisa sukses jika semuanya seimbang.

Namun langkah Sekarang banyak yang di perlukan, salah satunya membantu mereka.

Aku harus berpartisipasi seenggaknya.

Atau senior yang terkenal lainnya? Tapi siapa yang bisa bantu? Siapa yang mau ngebimbing tanpa di kasih gaji?

Ini Rumit, sulit dan gak mudah.

Tapi aku pengen ikut serta dalam kesuksesan mereka, terlebih lagi tekad yang diam-diam kayak Aldi harus patah? Tekad Gibran yang udah siap mental untuk menjadi sukses juga harus patah? Pembawaan Henry yang berbeda yang udah siap belajar lebih dalam tentang music juga harus di patahkan? Tekad Fian yang udah ngorbanin beberapa hal selama ini seperti di ceritain Aldi ke aku harus sia-sia?

Aku termenung hingga suara bang Joy menyadarkan aku.

"May, mungkin ada lain waktu aku sama anak-anak pasti berusaha lain waktunya" ujar bang Joy yang udah pasti ngejelasin bahwa aku gak bisa sama mereka

"Bang Joy" panggilku serius membuat bang Joy menyeringit

"Entah itu atasan bang Joy atau aku yang bermasalah buat kita gak bisa maju sama-sama, aku butuh kepercayaan bang Joy"

"Hah? Maksudnya May? Kamu gak ada fikiran buat ngebimbing tanpa cuan kan?" Suara curiga seperti menuduh membuat aku terdiam

" Bukan, aku mau tau dulu  mereka udah tanda tanganin kontrak?" Tanyaku membuat ia seperti berfikir

"Belum"

"Personil atau all member belum?"

"Belum May"

"Tapi... tunggu dulu...kamu gak mikir buat lepas dari atasan aku kan May untuk band?" Ujarnya seperti menuduh seorang kriminal

"Gak bang, ini yang Maya fikirin"

"Maya tau Maya pernah punya kesalahan yang fatal dalam band Maya dulu"

"Dan lingkaran dunia hiburan yang sama-sama publik figur tau bahwa gak bisa bertingkah kayak Maya dulu"

REHAT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang