.
.
.|19|
Mau Dijodohin?
Begitu masuk ke dalam ruang tutor, kulihat Pak Juna berbincang dengan Mbak Irma--karyawan bagian administrasi. Aku kembali duduk ke dalam kubikel, langsung membuka laptop dan mencari soal latihan yang kubutuhkan untuk kelas selanjutnya. Kepalaku mendadak pening mengingat kembali ini sudah musim kenaikan kelas sekaligus tes masuk perguruan tinggi.Itu artinya, bebanku semakin besar. Belum lagi tekanan dari para orang tua yang terus meneror para tutor sepertiku untuk bertanya apakah anak-anak mereka sudah cukup baik dalam menjawab semua soal ujian maupun tes wawancara.
Kuhela napas sekali lagi seraya memijit pelipis. Masih ada dua anak yang belum datang padaku untuk konseling rencana pendidikan mereka.
"Hai, Yi," Sapa Pak Juna berhenti di depan meja ku. Aku mendongak, balik menyapa dengan anggukan.
"Yian doang yang disapa," timpal Rara yang baru saja duduk di kursinya.
"Habisnya jarang lihat Yian akhir-akhir ini di kantor. Sibuk banget, ya, Yi?"
Pandangan mataku terbebas sejenak dari layar laptop, "Uh? Ya... gitu, deh. Habis kelas, saya harus nemuin orang tua murid buat konseling."
"Yian fully booked!" Seru Rara.
"Emang lo gak, Ra?" Aku ganti bertanya.
"Udah semua lah. Untung mereka pada sesuai janji, jadi bisa lah langsung gue selesaiin dalam tiga hari."
"Gue mana bisa. Ini aja ada orang tua murid yang mendadak pengen ketemu. Terpaksa izin lagi ke Tante Wintang," kuhela napas panjang, "Belum lagi gue ada janji sama temannya Mbak Sita. Bikin pikiran aja!"
"Lah? Jadi dikenalin?"
"Habis, maksa mulu."
"Emang lo nggak mau?"
Aku menggeleng pasti, "Males! Pasti orang random lagi yang dikenalin!"
"Eiii, jangan pesimis gitu dong! Siapa tahu kali ini beneran tipe lo."
"Nanti kalau belum cocok, saya kenalin sama temen, deh," sambut pak Juna ikut-ikutan jadi biro jodoh.
Rara menoleh sambil memicingkan mata. "Jun, kayaknya lo juga harus ikutan blind-date, deh. Sama-sama jomblo juga."
"Shittt, mentang-mentang udah punya gandengan, sombong setengah mampus!" balasnya mencibir.
Sementara aku hanya memandang tak mengerti.
"Gandengan apa nih, maksudnya?"
Rara menggeser kursinya dan bergerak mendekat.
"Gini, Yi. awalnya kan gue juga males dikenal-kenalin sama anak teman mama, sampai dengan gue ketemu Pandu..."
"Pandu itu--yang tempo hari lo ceritain?" tanyaku memastikan.
Ia mengangguk, senyumnya terukir sumringah.
Sampai saat ia mengangkat tangan dan menunjukkan sebuah cincin emas tersemat di jemarinya, aku melotot kaget.

KAMU SEDANG MEMBACA
Matchmaking! [Ganti Judul]
ChickLit[Yian-Damar GANTI JUDUL] 🙏 Kehidupan Yian, si guru bimbel yang super sibuk sedang berada di fase mumet-mumetnya karena pekerjaan dan percintaan. Patah hati melihat mantan yang bahagia dengan pasangan barunya, belum lagi terpaksa menjadi guru privat...