~~~ Happy Reading ~~~
Selama di SMA, (Name) menjadi salah satu murid siswi yang sangat populer. Dia terpopuler dengan kecantikannya, kepintarannya dan kehebatannya di manapun. Bahkan di pelajaran olahraga pun, dia mendapatkan nilai yang bagus. Jadi siapa yang tidak mau menjadi pacar dari Saiki (Name) itu.
Hanya orang gila yang tidak mau menjadi pacar dari gadis itu. Sayangnya, mereka semua telah tertolak oleh (Name). Tapi bukannya menyerah, mereka masih terus berjuang keras demi menjadi pacar dari (Name). (Name) selalu saja bersama dengan Saiki, demi terhindar dari para penggemarnya.
Kedua anak kembar tak identik itu berjalan masuk ke dalam rumah. Seperti biasanya, ayah juga ibu mereka bertengkar. Apalagi kalau soal makan malam pun, mereka jadikan sebagai perdebatan.
"Kuu-chan, (Name)-chan, okaeri! Makan malam hari ini tonkatsu," kata ibu mereka kepada kedua anak kembarnya tersebut.
"Jangan cuekin gue! Lagian, makan malam hari ini mestinya steak tau!" protes dari sang suami.
"Oh, suka? Gomen ne, sepatu kulit sapi saja cukup, ya?"
"Sepatu kulit sapi itu tetap sepatu woi!"
Saat makan malam telah tiba. Ibu mereka menghidangkan makan malam di atas meja. Saiki dan (Name) mendapatkan tongkatsu sedangkan ayah mereka mendapatkan sepatu yang di masak dan dibentuk seperti steak.
"Itadikimasu! Makan yang banyak ya!" kata ibunya kepada kedua anak kembar tersebut.
"Oi....oi! Woooy!" ayah mereka menggebrak meja makan.
"Oishi, Kuu-chan, (Name)-chan? Sayang juga, mau nambah?" tanya ibu mereka sambil tersenyum.
"Gak butuh! Lagian palingan sepatu sebelahnya kan?!" jawab suaminya.
"Ini silahkan." sepatu yang sebelahnya lagi di hidangkan di atas meja.
"Kenapa dari sepatu yang lain?!"
Ibu mereka tidak mempedulikan ucapan dari suaminya tersebut.
"Kusuo-kun, (Name)-chan." ayah mereka memanggil kedua anak kembarnya tersebut, "Gunakan kekuatan kalian untuk mengubah sepatu menjadi steak ya."
Laki-laki yang menyedihkan tersebut adalah ayah dari (Name) juga Saiki, Saiki Kuniharu. (Name) dan Saiki tampak menyantap makan malam mereka tanpa menggubris ucapan ayah mereka.
"Apa-apaan kalian?! Kalian juga memihak mama kalian?!" teriak Kunihari yang tidak percaya kalau kedua anaknya tersebut durhaka dengannya, "Makanan yang kalian makan ya, dibeli pake uang yang aku dapat setelah menjilati sepatu bosku tau!"
(Name) juga Saiki masih tidak mempedulikan ucapan dari sang ayah.
"Bodoh amat lah! Aku makan nih!" ayahnya langsung memakan makan malamnya, "Ukh!Bau banget! Apaan baunya ini?! Kamu apain sih ini makanan?!"
'Bukan emang begitu rasanya ya? Yare-yare.' batin Saiki.
Saiki bersiap menggunakan kekuatannya untuk melakukan apa yang di minta oleh sang ayah.
"Kuu-chan, kekuatan Kuu-chan bukan untuk di pakai buat hal seperti itu." nasihat dari sang ibu.
Saiki Kurumi, nama dari ibu (Name) dan Saiki. Kurumi lalu memegang tangan Saiki dan memberikan nasihat kepada putranya itu.
"Kekuatan Kuu-chan itu ya, dipakai untuk orang yang kesusahan, dan orang yang baik saja ya.'" tiba-tiba saja aura ibunya menjadi gelap, "Dan juga, untuk menghukum papamu dengan palu keadilan."
(Name) yang sedari tadi hanya menonton ibunya juga saudara kembarnya, menyadari kalau makan malamnya sudah habis dihabiskan oleh ayahnya. Kini ayahnya sedang menghabisi makanan Saiki.
"Teme, jangan makan makanannya Kusuo dan (Name)!" wajah sang ibunda yang tadinya melembut berubah menjadi marah besar.
Ayah mereka hanya bisa sweatdrop melihat perubahan dari istrinya yang menjadi sangat menyeramkan. Beruntung saja Saiki berhasil membuat kedua orang tua mereka menjadi tentram dan merasa mencintai antara satu sama lain lagi. Tapi sayangnya kopi jelly milik saudara kembarnya tersebut di ambil oleh sang ibu dan di berikan kepada ayah mereka. (Name) cepat-cepat menyumbat mulut Saiki dengan kopi jelly yang barusan dia dapatkan.
Beruntung saja Saiki tidak jadi marah dan tidak membuat rumah mereka menjadi hancur. Mungkin cuma semua kaca jendela saja hancur. Tapi setidaknya itu menyelamatkan rumah mereka. Jadi dia tidak perlu menggunakan kekuatannya untuk memperbaiki semula kondisi rumah.
~~~ Bersambung ~~~
