9. Teror Tengah Malam

58 39 3
                                    

Nayumi duduk menyendiri di sebuah ayunan. Ekspresinya datar dan tatapannya kosong ke depan. Di tengah malam mencekam seperti ini tidak membuatnya gentar atau takut sedikitpun. Mungkin sebutan kelelawar memang cocok untuknya. Keluar di malam hari,dan berdiam diri di rumah saat siang hari.

Rasanya sangat bosan. Nayumi merasa ada kehampaan dalam dirinya. Entah kenapa namun itu datang dengan tiba-tiba. Hasrat membunuhnya juga masih setengah-setengah. Atau sebut saja dia sedang tidak mood untuk sekedar memberikan goresan kecil di kulit mangsanya. Apapun itu.

"Hah..rasanya sangat membosankan!" Gerutunya. Namun entah kenapa gambaran wajah Jeffry mulai terputar di pikirannya. Caranya menatap dan berbicara dengan Nayumi. Semuanya sangat candu. "Kapan aku bertemu dengan pria itu lagi?" Nayumi kembali melow. Sungguh,sekarang juga ia ingin bertemu Jeffry. Tiba-tiba saja dia merindukan pria tampannya.

"Kau ingin bertemu siapa?" Nayumi terlonjak saat suara yang tidak asing menginterupsinya. Dengan cepat ia berbalik ke belakang dimana sosok pria yang baru saja ia pikirkan tengah berdiri gagah dengan sebuah bunga di tangan. Oh jangan lupakan senyum manisnya.

"K-kau?"

Jeffry terkekeh. Wajah terkejut Nayumi benar-benar lucu. Ia berjalan mendekati wanita itu lalu menyodorkan bunga yang memang telah disiapkan untuknya. "Kenapa terkejut? Apa aku seperti hantu?" Nayumi mengerjap beberapa kali sebelum akhirnya tersenyum tipis dan menerima bunga pemberian Jeffry.

"T-tidak! Hanya saja..kau mengagetkan ku." Gumamnya pelan. Ah bahkan sekarang dia menjadi malu-malu.

"Maaf kalau begitu.." Nayumi menggeleng lalu memperlihatkan senyum lebar dari wajah cantiknya.

"Tidak apa. Ngomong-ngomong,kenapa kau bisa berada disini?" Tanya Nayumi.

"Harusnya aku yang bertanya. Kenapa kau bisa berada disini, sendirian? Tadi aku tidak sengaja melewati taman ini. Aku melihat sosok wanita cantik maka dari itu aku membelikannya bunga." Jawabnya dengan kekehan.

Bisakah sekarang Nayumi terbang? Bahkan ucapan manis dari Jeffry membuat perutnya seperti dipenuhi ribuan kupu-kupu.

Blush!

Hey bahkan pipinya merona. Nayumi menunduk malu. Kali pertamanya dalam hidup menjadi wanita sungguhan. Maksudnya dalam artian perasaan.

"Kau bisa saja!" Dia memukul pelan dada Jeffry membuat pria itu terkekeh menyadari betapa merahnya wajah Nayumi.

"Jika saja aku tidak melihatmu,mungkin sesuatu buruk akan terjadi. Berterima kasihlah!"

Nayumi mengangkat kepalanya menatap Jeffry. "Ada atau tidak adanya kau,sesuatu buruk tidak akan pernah menimpa ku. Percayalah aku sudah kebal dengan hal seperti itu!" Nayumi menyombongkan diri.

"Hmm..baiklah nona anggap saja aku percaya." Keduanya tertawa. Semenjak mengenal dan dekat satu sama lain,mereka telah merasakan sesuatu. Nyaman saat keduanya berdekatan. Seperti saat ini contohnya.

Baru saja kedua sejoli itu melepas kerinduan, tiba-tiba ponsel milik Nayumi berbunyi membuat wanita itu mengumpat habis-habisan dalam hati.

"Sebentar.." Nayumi menjauh untuk menerima telepon.

"Halo?"

"Apa?! Bagaimana bisa?!"

"Baik aku akan segera kesana!"

Tuuut!

Panggilan mati. Nayumi dengan wajah panik berlari ke arah Jeffry.

"Maaf aku harus segera pergi! Kakakku berada di rumah sakit!" Jelasnya pada Jeffry.

"Kalau begitu biar ku antar! Aku membawa mobil!" Nayumi mengangguk lalu pergilah ia bersama Jeffry.

Sweet Psycho || Jeon Jungkook [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang